Geraman grindcore kembali disemburkan Cosmic Vortex, band yang terbentuk di Jakarta Timur pada 8 November 2011 lalu lewat album barunya, “Dunia Dalam Durhaka” via label rekaman Aunorysm Records. Ini merupakan album rekaman studio kedua yang dilahirkan formasi Didik (vokal), Dipa (bass), Kevin (dram) dan Arly (gitar). Sebelumnya, dari label yang sama, Cosmic Vortex juga sudah merilis debut bertajuk “Konspirasi Busuk” pada 16 April 2012.

“Dunia Dalam Durhaka” mulai digarap rekamannya pada 23 April 2016 lalu di EC3 Studio, Rawamangun, Jakarta. Band yang banyak terpengaruh kegalakan grindcore ala band-band seperti Napalm Death, Lock Up, Terrorizer, dan unit hardcore Eropa seperti Ryker’s dan Brightside ini hanya membutuhkan dua shift untuk merampungkan 14 lagu barunya. Mereka dibantu oleh Bebi untuk urusan teknis rekaman, dan mengolah mixing-nya di Poseidon Digital Studio yang berlokasi di kawasan Cipinang, Jakarta Timur.

Lantas suguhan apa yang berbeda kali ini? “Bisa dibilang (perbedaannya) cuma dari segi sound, karena kami pakai dua studio berbeda antara album pertama dengan kedua, dan juga kami memang nggak ngejar sound seperti album pertama. Terutama di gitar. Saya mencoba sound gitar yang agak soft, nggak raw seperti di album pertama,” papar Arly kepada MUSIKERAS.

“Dari segi materi lagu, album kedua juga bisa dibilang merupakan akselerasi dari album pertama,” lanjutnya. “Cosmic Vortex masih bermain di area British grindcore model Napalm Death, Lock Up atau Terrorizer. Menurut saya sih secara musik, album kedua itu progresifitas dari album pertama. Lalu dari segi lirik, kami juga ‘bermain-main’ di area yang sama seperti album pertama, tapi dengan bahasan yang berbeda, yakni bahasan sosial politik menurut versi Cosmic Vortex. Masih bercerita tentang film dan jagoan kesukaan kami juga.”

Di antara 14 lagu tersebut, Arly menyebut “BRPO”, “Gila” dan “Arogansi” sebagai trek favoritnya secara pribadi. “Saya suka sama middle beat lagu ’BRPO’, catchy banget. Lagu ‘Gila’ alasannya personal nih, gue bikin lagu itu cuma dalam waktu 8 menit. Bawa ke studio, main bareng dan jadi. Kalau ‘Arogansi’ suka sama power dan amarahnya.”

Lagu “Arogansi” juga dipilih oleh Dipa sebagai trek favoritnya. Karena menurut bassis yang juga tercatat sebagai personel band grindcore senior, Noxa tersebut, judul ‘Arogansi’ terdengar liar untuk wadah musik berkontur grindcore. “Suka juga penempatan vokalnya,” cetusnya.

Grindcore sendiri sudah mendarah daging dalam tubuh Cosmic Vortex, karena genre ini memadukan power, beat dengan nada yang enak, catchy dan fun. “Adalah suatu tantangan mengolaborasikan nada yang enak atau catchy di dalam (komposisi) power atau speed yang tinggi.”

Susunan lagu “Dunia Dalam Durhaka”: 1) The Arrival 2) Tujuh Misteri 3) Birokrasi Hitam 4) BRPO 5) Arogansi 6) Dunia dalam Durhaka 7) Rise of Dictator 8) Ideologi Penghancur 9) The Earth Is Only A Puppet Show 10) Radiation Terror 11) The Last Podium 12) Surga Dunia 13) Unheard Disillusion Paradigma 14) Gila.