Akhirnya, 21 Oktober 2016 lalu, album studio ke-12 Korn, “The Serenity Of Suffering” (Roadrunner Records) resmi dirilis di seluruh dunia. Sebagai karya rekaman terbaru mereka yang lumayan dinanti para penggemarnya, gebrakan awalnya cukup menyakinkan. Deretan single yang sudah ditebar ke berbagai kran media sosial, seperti “Rotting In Vain”, “Insane”, “Take Me” serta “A Different World” yang menghadirkan vokal Corey Taylor (Slipknot, Stone Sour) mendapat sambutan riuh. Secara kolektif, video mereka mengumpulkan lebih dari 15 juta penonton di kanal YouTube dan telah didengarkan (streaming) sebanyak lebih dari 10 juta kali. Sementara di radio, “Rotting In Vain” berada di posisi #4 di tangga lagu Active Rock dan terus bertahan setelah 13 minggu di #4 di Mainstream Rock Songs versi Billboard.

Jonathan Davis (vokal),  James “Munky” Shaffer (gitar), Brian “Head” Welch (gitar), Reginald “Fieldy” Arvizu (bass) dan Ray Luzier (dram) menggarap produksi rekaman “The Serenity Of Suffering” bersama produser Nick Raskulinecz (Foo Fighters, Deftones, Mastodon). Album ini kembali mengedepankan performa ikonik Korn, format dual-gitar yang dinamis, yang dipadu dengan luapan kemarahan, kekuasaan, kegelapan yang melumuri umbaran lirik-lirik lagu mereka.

Lewat wawancara yang dilakukan Munky dengan KLOS, sebuah radio di kampung halaman Korn, tepatnya di California, hasil akhir album tersebut tak lepas dari peranan besar sang produser, Nick Raskulinecz yang disebutnya ‘diktator’.

“Jadi pada dasarnya, dia membangkitkan kembali kekuatan kami, memolesnya, dan itulah yang Anda dapatkan di album baru. Dia benar-benar tanpa belas kasihan, memastikan kami bisa memainkan riff-riff berat namun tanpa kehilangan unsur melodi.”

Lalu tentang ide keterlibatan Corey Taylor di lagu “A Different World”, Munky menyebutnya juga datang dari Nick, yang sebelumnya pernah menangani rekaman album Stone Sour, band Corey di samping Slipknot. Nick yang menelpon Corey dan memberinya pilihan lagu. “And it came out killer! Saya sangat menyukainya.”

Tentang single “Rotting in Vain” sendiri, menurut Jonathan Davis, menggambarkan seperti berada dalam kegelapan, di dalam situasi yang tidak menyenangkan. Seperti dalam sebuah hubungan, dimana kita merasa terjebak dan hanya menjadi korban tergerus situasi.

“Dan Anda butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan jalan keluar. Saya hanya duduk di sini, sekarat, dan membiarkannya terjadi selama bertahun-tahun dan tidak kuasa menolong diri saya sendiri untuk bangkit dan keluar dari situasi tersebut. Itulah atmosfir yang menginspirasi lagunya.”

Di mata Brian Welch, “The Serenity Of Suffering” mungkin merupakan album paling heavy dari yang pernah mereka buat sejauh ini. “Memuat garapan musik yang paling intens, termasuk dalam hal vokal,” tegasnya.

Korn terbentuk pada 1993 silam, dan menjadi salah satu band yang turut bertanggung jawab menumbuhkan demam nu-metal selama lebih dari satu dekade, dimulai di pertengahan ‘90an hingga era 2000an. Korn sudah merilis selusin album studio, dua penghargaan Grammy dan angka penjualan seluruh albumnya yang telah mencapai lebih dari 35 juta keping di seluruh dunia.