Di ranah metal, nama Gojira sudah tak asing lagi. Jagoan musik keras asal Perancis ini sudah malang melintang sejak 1996 dan telah meraih reputasi yang disegani di mata metalhead Internasional. Namun mendapat pengakuan di ajang pemberian penghargaan bidang musik paling bergengsi di dunia, yakni Grammy Awards, adalah kebanggaan yang berbeda.

Ya, lewat album “Magma” yang dirilis Roadrunner Records pada 17 Juni 2016 lalu, Gojira berhasil masuk nominasi Grammy untuk pertama kalinya. Pada penyelenggaraan Grammy Awards ke-59, yang akan digelar di Staples Center, Los Angeles, AS pada 12 Februari 2017 mendatang, Gojira akan bersaing dengan Baroness, Korn, Megadeth dan Periphery di kategori “Best Metal Performance”, dan juga akan memperebutkan juara di kategori “Best Rock Album” melawan Blink-182, Cage the Elephant, Panic! At the Disco dan Weezer.

 “Kami merasa sangat tersanjung dan sangat bersemangat mendapatkan nominasi Grammy pertama kami. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para penggemar kami di seluruh dunia yang tak henti mendukung kami. Kami sungguh berbangga dan bersyukur,” ujar pihak band lewat siaran pers resminya.

 Sejak dirilis, “Magma” memang cukup banyak menuai pujian dan pengakuan dari berbagai media bergengsi. Dibaptis oleh majalah Metal Hammer sebagai “Album of the Year”, juga masuk dalam daftar “Top 10 Metal Albums of 2016” versi Consequence of Sound dan “Best Metal of 2016” versi Pop Matters. Penjualan album “Magma” juga menempati peringkat teratas di “Hard Rock Albums” versi Billboard, yang membuat Gojira menjadi band Perancis pertama yang berhasil memijak puncak chart tersebut. Sementara di luar Amerika, “Magma” bertengger di peringkat 10 besar terlaris di Kanada, Swiss, Austria, Finlandia, Norwegia serta tentunya, Perancis.

“Kami menumpahkan seluruh yang kami miliki di album ini. Album ini adalah daging dan darah kami,” seru Joe Duplantier – vokalis, gitaris dan penggerak utama Gojira – tentang penggarapan “Magma”. Kali ini, Joe, Mario Duplantier (dram), Christian Andreu (gitar) dan Jean-Michel Labadie (bass) merekam “Magma” tanpa masukan atau produser dari luar band. Termasuk dalam urusan teknis seperti mixing dan mastering. Seluruh prosesnya dieksekusi di Silver Cord Studio di Ridgewood, Queens, New York, studio yang dibangun Joe dan Mario selama enam bulan pada 2014 lalu. “Magma” adalah album pertama mereka rekam di studio tersebut.

“Ada yang sangat berharga dalam menjalaninya,” cetus Joe Duplantier meyakinkan. “Kami memulai karir kami dengan melakukan semuanya sendiri, jadi kami merasa album ini harus dikerjakan dengan cara itu. Kami merangkai 80% dari album ini bersama-sama. Semuanya memiliki visi yang sama.”

Susunan lagu di “Magma”: 1. The Shooting Star  2. Silvera  3. The Cell  4. Stranded  5. Yellow Stone  6. Magma  7. Pray  8. Only Pain  9. Low Lands  10. Liberation

Kredit foto: Travis Shinn