Blackteeth akan menyalak lagi. Tepatnya lewat perayaan hari jadi ketiga, yang akan berlangsung di Borneo Beerhouse Kemang, Jakarta pada Jumat, 10 Februari 2017 mendatang. Hajatan ini bakal sekaligus dijadikan sebagai momen peluncuran resmi album kedua mereka, “Bleki”, dimana para personel Blackteeth nantinya, yakni Satriyo (vokal), Christopher Bollemeyer (gitar), Jerremia L Gaol (bass) dan Eno Gitara (dram) bakal tampil menggeber seluruh lagu di album tersebut.

Oh ya, pesta ultah itu sendiri bertajuk “Blackteeth 3rd Anniversary”, yang juga bakal dimeriahkan aksi panggung band Kelelawar Malam, Petaka dan Yella Sky Soundsystem. Walaupun masih tergolong band baru, namun Blackteeth telah menunjukan taringnya sebagai band yang produktif dengan menelurkan album baru dalam kurun waktu selang dua tahun sejak album pertamanya rilis.

“Bleki” sendiri dirilis akhir 2016 lalu via label Demajors sebagai distributor. Album ini sebelumnya didahului tiga single pemanas, yakni “Anjing Kantor”, “Setan” dan “Pengecut” yang dirilis terpisah. Format digital keseluruhan album bisa dibeli di berbagai portal digital seperti iTunes, Spotify, Deezer, Joox serta layanan music streaming lainnya.

Terdapat sembilan lagu di album kedua band punk rock ‘hajar-bleh’ ini. Beberapa antaranya merupakan sekuel dari lagu yang ada di album pertama. Misalnya lagu “Anjing Kantor” yang merupakan lanjutan dari lagu “Party Dog”, lalu lagu “Sikat Boti, Awas Mati!” juga merupakan sekuel dari lagu “Belom Cebok”.

Dari segi lirik, Blackteeth tidak meninggalkan ciri khasnya di “Bleki”, yakni kembali dengan gaya bertutur yang tanpa kiasan atau basa- basi. Misalnya di lagu “Pengecut”. Satriyo yang menulisnya, menyoroti sifat dan sikap pengecut yang sering terlihat di lingkungan sekitarnya. Lewat siaran persnya, Satryio menyebut sikap salah satu rapper yang saat ini tengah ramai diomongin, sebagai contoh kasus. Untuk ‘memvisualisasikan’ lirik tersebut dalam musik, Satriyo menekankan pada dinamika, untuk mengimbangi satu kord yang dimainkan di lagu ini.

Di album “Bleki”, Blackteeth menyebut ada tiga lagu yang muatan liriknya masuk kategori Parental Advisory. “Kali ini tema-temanya masih meng-capture kehidupan sehari-hari,” cetus Satryio kepada MUSIKERAS, beberapa waktu lalu.

Sejarah Blackteeth dimulai oleh Said Satriyo ketika mengunggah lagu-lagu ciptaannya di SoundCloud pada 2013 lalu. Karena tidak ingin dikenal sebagai musisi solo, maka konsep awal sebagai one-man project pun bergeser menjadi band. Januari 2014, Satriyo membentuk Blackteeth dengan mengajak Jerremia (Sunyotok) serta dua personel NTRL, yakni Coki dan Eno. Pada September 2014, Blackteeth merilis album perdananya yang didistribusikan oleh Demajors, yang diperkenalkan lewat single “Bodo Amat” yang sangat mewakili karakter musik Blackteeth yang ugal-ugalan dan tanpa basa-basi. Album ini lumayan menuai kontroversi karena lirik-liriknya yang sangat vulgar dan tanpa sensor.