Kepercayaan diri tingkat dewa bukan sesuatu yang tabu buat Sunrise. Band emo asal Jakarta ini malah menjadikan keyakinan itu sebagai penyulut motivasi untuk tampil dengan karya-karya musik yang ‘perfect’. Paling tidak, ‘perfect’ atau ‘sempurna’ di mata para personelnya; Adri “Dudut” Dwitomo (vokal/scream), Chandra Erin (gitar/vokal), Machdis Arie (bass), Fabian “Ami” Azami (gitar) serta Putra “Puput” Pra Ramadhan, dramer yang pernah menghuni band Killing Me Inside dan kini juga telah tercatat resmi sebagai bagian dari formasi unit metal senior Bandung, Burgerkill.

“Biarpun ada pepatah ‘nobody’s perfect’, (tapi) buat gue album ‘Sunrise’ tuh perfect. Delapan track plus desain album perfect. Apa yang ada di Sunrise juga perfect… hahaha,” seru Puput kepada MUSIKERAS meyakinkan, mewakili rekan-rekannya di Sunrise.

Keyakinan itu semakin menguat setelah Sunrise melewati proses kreatif penggarapan rekaman album terbaru ‘self-titled’ yang telah dirilis ke seantero jagat digital, seperti iTunes, Spotify hingga Joox, yang tak lama lagi juga akan diedarkan dalam format fisik (CD).

“Proses interaksi seru banget,” cetus Puput meyakinkan. “Biar pun garis besar album ‘Sunrise’ gue yang bikin, tapi anak-anak (personel Sunrise) yang lain tetep ngasih ide. Entah itu lirik, birama vokal, fill gitar, dan lain-lain. Jadinya lagu bagus makin bagus. Perfect menurut gue!”

Walau kerap terkendala sulitnya mendapatkan waktu luang untuk penggarapan album – mengingat beberapa personel Sunrise juga berprofesi sebagai pekerja kantoran – namun akhirnya album “Sunrise” bisa dieksekusi dengan baik dan memuaskan. Dan mereka butuh waktu kurang lebih setahun untuk mewujudkan karya terbaik mereka itu, yang kira-kira dimulai sejak peluncuran single pembuka bertajuk “Break Break” pada September 2016 silam.

Sebagian besar proses perumusan lagu dimulai dari Puput dan Ami di rumah kost tempat tinggal Puput. Ide-ide utama lagu “Break Break”, “F#ck Yeah”, “Vergeten” hingga “Sad Song” lahir dari tempat itu. Lalu setelah benang merah keempat lagu tadi terbentuk, barulah mereka menggarapnya secara lebih detail di tempat kost Dudut yang juga sekaligus dijadikan sebagai markas utama Sunrise. Di markas ini pula Sunrise merampungkan empat lagu lainnya.

“Gue bikin di kostnya Dudut biar cepet karna gue bisa langsung ngobrol ke doi buat penulisan lirik. Setelah delapan lagu jadi, kami bawa materinya ke Jeje (Sventh Record) untuk di-mixing dan mastering. (Setelah itu) Akhirnya, kami merilis single pertama, ‘Break Break’, ‘Sad Song’ dan ‘Unbreakable’,” urai Puput lagi.

Tentu saja, ada sangat banyak referensi musikal yang menjadi pegangan Sunrise saat mengonstruksi lagu-lagunya. Antara lain dieksplorasi dari pengaruh band-band dunia seperti Saosin, Dance Gavin Dance, Circa Survive, The White Noise, Movements dan banyak lagi lainnya.

“Jadi bisa dibilang Sunrise tuh band (ber-genre) Emo. Jadi kalau orang-orang awam nanya, ‘Sunrise? Pasti band reggae ya? Bukan! Band Emo paling keren! Maaf ya kalo jawabannya mungkin terkesan ‘ninggi’. Sebenernya bukan ninggi sih, cuma kami pede (percaya diri) banget sama album ini. Soalnya kalo bandnya sendiri aja nggak pede, ngapain bikin karya? Dan mending nggak usah dirilis aja sekalian. Jadi emang harus dari band sendiri punya pede tinggi bahwa albumnya tuh keren banget. Kalo nggak punya pede yang tinggi, pendengar juga nangkep aura yang ‘Oh? Oh gini? B aja sih’… gitu loh, hahahaha…!”

Sunrise sendiri terbentuk pada 2011 lalu dan sempat mengalami beberapa kali pergantian personel. Tapi formasi yang memperkuat Sunrise hari ini bertahan sejak 2012. Masuknya Arie dan Ami mempercepat proses perilisan album mini (EP) pertama Sunrise yang berjudul “When Daylight Fades”, yang dirilis Agustus 2014. Alasan Sunrise mengibarkan aliran emo karena menurut mereka, pada aliran ini terdapat core roots dari lifestyle masing-masing personel. Sunrise pun yakin bahwa aliran ini masih banyak diminati pendengar musik Tanah Air, karena genre yang mereka bawakan ini berbasis rock, dan rock itu abadi.

Rencananya, setelah perilisan album “Sunrise”, band ini juga akan menjalani tur ke beberapa kota di pulau Jawa, Bali dan juga menyebrang ke Malaysia untuk mempromosikan album terbaru tersebut. (Mudya) 

.