Awal November 2017 lalu, kami sudah membeberkan seputar penggarapan album terbaru Humiliation yang bertajuk “Karnaval Genosida”. Dalam eksekusinya, unit bergenre death metal asal Bandung tersebut membocorkan kerja samanya dengan seorang produser metal kenamaan asal Amerika Serikat, yang bakal memoles penataan suara (mixing) serta pelarasan suara (mastering). Namun tak hanya itu. Kejutan lainnya, rupanya Humiliation juga mengajak serta beberapa musisi tamu untuk berkolaborasi.

Lewat siaran pers terbarunya, band yang diperkuat formasi Adam Ardhandy (vokal), Hamzah Sastra (gitar), Firman Ananda (bass), Hinhin Akew (gitar) dan Luthfi Setyo (dram) mengungkapkan nama-nama yang terlibat. Mereka adalah Ucok (Homicide), Vicky (Burgerkill), Nobie (Bottlesmoker), Ronald (Carnivored) dan Yuka Tamada.

“Membuat project kolaborasi adalah bentuk apresiasi kami terhadap figur dan teman akan prestasi dan karyanya. Menurut kami, ini juga merupakan suatu tantangan buat Humiliation, terutama untuk saya pribadi apalagi jika berkolaborasi dengan figur yang lintas genre. Tentunya ini prestasi yang cukup membanggakan buat kami dalam membuat sebuah karya death metal yang mampu mengemas musik eksperimental. Karena kami percaya musik adalah bahasa universal,” urai Adam beralasan.

Melihat musisi tamu yang terlibat, ada satu nama unik yang menghiasi deretan tersebut. Ya! Dia adalah Yuka Tamada. Solois pop jebolan salah satu ajang pencarian bakat bergengsi di Indonesia tersebut ikut andil di pengerjaan “Karnaval Genosida”. Yuka sendiri mengaku sangat bergairah untuk berkolaborasi, meski harus menunggu ijin dari pihak label tempat Yuka bernaung.

“Untuk penghafalan lagu semuanya lancar, dapat arahan juga dari music director-nya Humiliation, cuma perlu membiasakan dan penghayatan. Terlebih lagi proyek kali ini berkesan banget. Saya memang jarang membawakan lagu-lagu dengan genre tersebut, tapi untungnya sering juga menikmati lagu-lagu yang memang sedikit keluar dari zona nyaman. Belum lagi ketemu temen-temen baru jadinya lebih berkesan lagi. Puji Tuhan semua dilancarkan,” ungkap Yuka semangat.

Tentang kualitas album “Karnaval Genosida” sendiri, Ronald Alexander, vokalis unit death metal Carnivored yang ikut dilibatkan berkolaborasi melihatnya sebagai sebuah pengembangan yang membuatnya terkesan. “Gue sempet mengira di album kedua mereka, ‘Fatamorgana’, Humiliation sudah mencapai level tertinggi dari musikalitas mereka. Tapi di album ‘Karnaval Genosida’ ini, mereka jauh melampaui yang dicapai sebelumnya. ‘Karnaval Genosida’ sangat agresif, padat, dan dikemas dengan produksi sound yang sangat apik, sehingga setiap lini instrumen terdengar sangat detail. Beli ‘Karnaval Genosida’ atau menyesal seumur hidup,” seru Ronald meyakinkan.

Pihak band mengungkapkan, konsep “Karnaval Genosida” merupakan bagian ketiga atau penutup dari trilogi dua album sebelumnya, yakni “Savior of Human Destruction” (2012) dan “Fatamorgana” (2015). “Cerita di album ini masih nyambung sama cerita yang disajikan di album pertama dan kedua, intinya masih tentang hubungan kehidupan manusia dengan Tuhan mereka,” ulas Adam.

Sejauh ini, Humiliation yang sudah menggeliat di skena metal underground sejak 2010 ini telah menyelesaikan tahap rekaman yang dieksekusi di Masterplan Studio Bandung. Rencananya, “Karnaval Genosida” bakal dirilis pada awal 2018 via label rekaman independen Armstrech Records. (MK01)

Ket. foto: Para musisi tamu yang berkolaborasi di album “Karnaval Genosida”

.