Masih berusia sangat muda, yakni terbentuk pada 23 September 2017 lalu, namun Invinity bertekad tidak ingin berlama-lama berstatus tanpa karya. Pada 5 Januari 2018 lalu, unit death metal asal Pasuruan, Jawa Timur tersebut langsung meledakkan single debutnya yang bertajuk “Rejection Of The Hypocrisy Soul” via berbagai kanal dan gerai digital seperti Soundcloud, Reverbnation, YouTube, iTunes hingga Spotify.

Dan sambil menjalankan promosi single, para personelnya yang diperkuat oleh Edwin (gitar), Jeffry (vokal) dan Adi (dram) juga langsung menyiapkan materi lagu untuk penggarapan album mini (EP) perdana mereka. Rencananya, pada Juni 2018 mendatang, proses rekamannya mulai dieksekusi. “Kami telah menyelesaikan satu lagu dalam satu minggu untuk album yang akan datang,  yang nanti akan berisi lima trek,” ungkap pihak band kepada MUSIKERAS.

Kembali ke single “Rejection Of The Hypocrisy Soul”, penggarapannya berlangsung selama sebulan, yang dimulai sejak 24 November 2017 hingga selesai pada 23 Desember 2017. Edwin, Jeffry dan Adi merekamnya di studio rekaman bernama Goreganis Records yang berlokasi di Jawa Timur. Studio ini juga sekaligus sudah mereka kontrak untuk penggarapan album pertama pada Juni 2018.

Menurut Invinity, tak kendala yang benar-benar menyulitkan saat menggarap rekaman “Rejection Of The Hypocrisy Soul”, kecuali sempat terjadi pemadaman listrik secara mendadak sehingga membuat mereka mau tak mau menunda proses rekaman selama beberapa hari. Tapi selebihnya, prosesnya berlangsung sangat lancar.

Sementara dari sisi lirik, inspirasi mereka serap dari beberapa pengalaman pribadi, tentang apa yang pernah dialami para personelnya dalam kehidupan sehari-hari. “Selain itu, kami mempunyai misi dalam single ‘Rejection Of The Hypocrisy Soul’ dan album yang akan datang tentang pesan dan kesan pada lirik yang kami tulis bisa tersampaikan pada masyarakat dan mudah dipahami. (Kami ingin) memberi edukasi positif bahwa penilaian negatif masyarakat terhadap genre metal tidaklah seburuk yang dikira, seperti (yang selalu dihubungkan dengan) satanik, narkoba dan anarkis.”

Berbicara tentang death metal, pilihan terhadap genre Invinity ini didasari selera para personelnya yang memang menyukai musik-musik ekstrim. Dan referensinya banyak terserap dari band-band dunia seperti Spawn of Possession, Psycroptic, Dream Theater, The Happ, Fleshgod Apocalypse hingga pahlawan lokal, Deadsquad.

“Death metal itu keras, cepat dan high. Kelebihan atau keistimewaannya adalah lebih puas memainkannya. Dan ibarat kata, death metal seperti tempat pelampiasan perasaan amarah, kesedihan, rasa sakit dan kebencian yang kami curhatkan lewat lagu-lagu kami,” urai Invinity lagi semangat.

Terbentuknya Invinity dimulai oleh Edwin yang lantas mengajak Adi untuk bergabung. Saat itu, kebetulan Adi baru saja mengundurkan diri dari band sebelumnya dan merasa tertarik pada konsep Edwin. Hanya berdua, mereka lalu menyusun konsep arah musikal band selama sebulan, walau tanpa kehadiran vokalis. Pada November 2017, Jeffry pun direkrut untuk mengisi kekosongan pada vokal. Namun untuk kebutuhan penampilan panggung, Invinity sementara ini rencananya akan menggunakan additional player, masing-masing untuk posisi gitar kedua dan bass. (Mdy)

.