Setelah terbentuk selama lebih dari lima tahun, unit hardcore berbahaya asal “Kota Daeng” Makassar, FrontXSide akhirnya bersiap menembakkan karya album penuh perdananya yang bertajuk “Gnothi Seauton” pada kuartal pertama 2018. Jika tak ada aral melintang, album tersebut bakal dirilis oleh dua label rekaman dari kota yang berbeda, yakni Rock In Celebes (Makassar) dan Sepsis Records (Jakarta) dalam format cakram padat (CD).

Apa yang dimaksud dengan ‘Gnothi Seauton’?

Kepada MUSIKERAS, pihak FrontXSide mengungkapkan bahwa pemilihan judul album ‘gnothi seauton’ diambil dari pepatah Yunani kono yang berarti ‘kenali dirimu’. Makna itulah yang menjadi filosofi utama FrontXSide dalam menggarap album debutnya tersebut.

“Kami membuat album itu butuh proses dua tahun untuk lebih dalam mengenali karakter-karakter sound dan kekuatan lirik di dalamnya agar pesan kami bisa sampai. Selain itu, ‘gnothi seauton’ kami implementasikan ke dalam lirik dan perjuangan FrontXSide, representasi dari bagaimana kami mengenali lirik dan perjuangan kami, sebagamana di kala marah, sedih, senang dan lupa diri. Di album kami ini tercantum lirik mengenai spirit, perlawanan dan realitas sosial.”

Sebagai pembuka jalan sebelum perilisan albumnya, FrontXSide yang diperkuat formasi Indhar (vokal), Yuri (bass), Wawan Ndo (gitar) dan Ikki (dram) telah meluncurkan single pemanasan berjudul “Di Mata Badik”, trek berdurasi dua menit 27 detik yang kini sudah bisa didengarkan di berbagai gerai atau platform digital seperti Soundcloud, Spotify hingga iTunes.

“Di Mata Badik” berkisah tentang perlawanan. Sebuah pesan akan asas budaya Suku Bugis yang menjelaskan tentang sebuah senjata perang bernama ‘badik’ yang bilamana telah lepas dari sarungnya, maka berarti ia siap menghunus setiap keserakahan, ketamakan dan kemunafikan para penguasa. “Para serdadu pemberani akan selalu marah dan menantang sekaligus tidak pandang bulu akan tahta penguasa yang tak tahu diri dan lupa terhadap norma-norma kehidupan!”

FrontXside sudah malang melintang dalam gemuruh musik bawah tanah di kota Makassar sejak Juni 2012. Mereka melebur bebunyian hardcore dengan kegarangan elemen musik keras lainnya seperti heavy metal hingga punk rock, yang diserap dari para pelaku tingkat dunia seperti Rotting Out, Madball, Terror, H2O, Converge, Comeback Kid, Champion, Lamb of God, Rancid, Ramones, Minor Threat, All Pig Must Die hingga System of A Down.

Nama FrontXside sendiri mereka comot dari istilah di olahraga skateboard, yakni ‘frontside’ yang merupakan sebuah trik memutar balik arah menuju ke depan. “Kami imbuhkan ‘X’ karena setiap sebab akibat akan selalu dikarenakan oleh faktor X. Apa yang kami jalani dan apa yang kami perbuat dalam berkarya dan bermusik selalu mempunyai alasan yang baik untuk maju ke depan bersama-sama, di sisi yang sama dan dari arah yang sama.”

Perilisan “Gnothi Seauton” maupun “Di Mata Badik” sendiri dirasa tepat momentumnya bagi FrontXSide untuk dirilis ke jenjang yang lebih luas. Akses internet yang tak terhalang pagar geografis telah membuka kesempatan yang lebih luas untuk berkarya. Dan walau tetap ada kendala, justru hal itu mereka jadikan sebagai pecutan semangat untuk terus berkarya. “Di era jaman sekarang, semua sudah bisa diakses dengan mudah, layaknya perbincangan kita yang menyenangkan ini,” pungkas FrontXSide diplomatis. (Mudya/MK01)

.