Unit cadas asal Medan ini menyebut aliran musiknya dengan istilah ‘aliencore/spacetechdeath’, yang merupakan cara mengekspresikan pengaruh deathmetal/deathcore yang dikombinasikan dengan tema-tema makhluk angkasa luar (alien) dalam lirik-liriknya. Seperti yang mereka semburkan di single perdananya, “Alien Conspiracy”.

Lirik “Alien Conspiracy” yang ditulis oleh vokalis Andre Roy Pelawi, menurut Neptunus via siaran persnya, bercerita tentang nsiden Roswell yang terjadi di dekat kota Roswell, New Mexico, pada 7 Juli 1947 silam. Peristiwa tersebut sering dibicarakan dan penuh spekulasi, rumor dan misteri. Merupakan salah satu insiden UFO – benda terbang di angkasa yang tak dikenali – paling terkenal, karena mempunyai banyak saksi. Dimana dikatakan di dalam UFO tersebut terdapat satu jasad mirip manusia, yang tingginya hanya 3 kaki atau 0,9 meter yang mereka sebut alien. Tetapi peristiwa tersebut seakan ditutup-tutupi oleh pihak militer yang menangani insiden jatuhnya UFO tersebut dan mengatakan kalau ‘pesawat’ tersebut hanya water baloon yang jatuh, yang digunakan untuk mengukur cuaca.

Banyak spekulasi meliputi insiden Roswell tersebut, termasuk yang melibatkan dua ‘penjahat’ besar dalam sejarah, diktator Uni Soviet Joseph Stalin dan pejabat Nazi Jerman, Dr. Josef Mengele yang juga pernah disebut-sebut punya andil di balik insiden Roswell. Mereka diduga menciptakan ‘grotesque’ atau penerbang berukuran tubuh serupa anak-anak sebagai imbalan atas sebuah laboratorium eugenika. Karena piring terbang yang ditemukan di Roswell berisi ‘alien’ berukuran anak-anak berusia 12-13 tahun.

Kembali ke single “Alien Conspiracy”, Neptunus yang juga dihuni Asriadi Pardosi (gitar), Andi Muhammad Fachrozi (dram) dan Irwansyah Hasibuan (bass) menggarap rekaman single tersebut dalam waktu yang cukup singkat. “Tidak memakan waktu lama. Proses rekamannya cuma satu hari saja dan direkam sekitar akhir November 2017 kemarin. Kendala secara teknis juga tak ada, semuanya aman terkendali,” ungkap pihak band kepada MUSIKERAS.

Genre deathmetal/deathcore sendiri – yang banyak terpengaruh band-band luar seperti Rings of Saturn, Braindrill dan Archspire – dipilih Neptunus untuk meledakkan ekspresi kreativitasnya karena mewakili energi yang ingin dilepaskan. “Tempo dari musiknya kenceng, jadi lebih memacu kami untuk lebih semangat dalam bermusik dan kami tambahkan breakdown-breakdown deathcore agar musik kami ada part lambatnya juga. Jadi lebih bervariasi, tidak monoton dan pendengar juga lebih mudah mencerna musiknya pada saat didengarkan.”

Di luar kegiatan perilisan single “Alien Conspiracy”, saat ini Neptunus juga tengah merampungkan proses rekaman materi album. Dan rencananya, akan mulai masuk studio rekaman pada akhir Februari 2018 mendatang.

Neptunus mulai menancapkan keeksisannya di skena metal pada Desember 2016 dengan formasi awal diperkuat oleh Andre Roy Pelawi, Asriadi Pardosi, Andi Muhammad Fachrozi dan gitaris Ferry Permata Ananda. Namun pada awal 2017 lalu, Ferry memutuskan untuk keluar dari band. Untuk beberapa saat, Neptunus sempat mempertahankan formasi bertiga sampai Oktober 2017, saat Irwansyah Hasibuan resmi bergabung. (Mdy/MK01)

.