Jeans Roek adalah unit rock n roll punk asal Bogor yang menjual kekonyolan suara vokal, lirik yang diulang-ulang, isian dram  apa adanya, betotan bass  tanpa variasi serta sound gitar yang mengaung-ngaung seperti mesin pemotong rumput. Dengan modal itu, mereka siap meramaikan skena musik indie di Tanah Air!

Persembahan terbaru mereka adalah dua video klip terbaru bertajuk “I Wanna Freedom” dan “Don’t Burn Me” yang diluncurkan pada 2 Februari 2018 lalu. Band yang dihuni Koran (vokal/gitar),  Nopa (dram)  dan Aji (gitar) mengklaim bahwa mereka adalah band Bogor pertama yang pernah merilis dua video klip sekaligus. Kedua lagu tersebut dicomot dari album kedua Jeans Roek yang bertajuk “Here We Are Shut Your Mouth”.

“Yang seru adalah dua video klip ini dibuat oleh dua orang video maker, dengan dua konsep berbeda. Dua lagu ini ada di album kedua kami dan udah kami rilis di tanggal 2 Februari kemarin. Serba dua, kaya merk mie instan isi dua,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS, setengah bercanda.

Video “I Wanna Freedom” dan “Don’t Burn Me” tersebut merupakan hasil dari kolaborasi Jeans Roek dengan Jeans Studio, Supernova, Sitar Satir dan Barker Photograph. Konsepnya video pertama menceritakan tentang seorang guru yang benci dengan peraturan  yang terlalu banyak mengekang tentang kehidupan dan merindukan kebebasannya. Sementara di “Don’t Burn Me”, Jeans Roek menceritakan tentang seseorang yang sudah sangat percaya dan tidak mau dikecewakan oleh orang kepercayaannya.

Sedikit kembali ke awal karir mereka, ya nama Jeans Roek memang terinspirasi dari salah satu teman mereka yang selalu mengenakan celana jins robek. Terbentuk pertama kali pada 2010  yang diawali pertemanan Koran , (gitar),  Ragil (dram), Dewa (vokal),  Dimas (gitar)  dan  Jati (bass) di sekolah SMAN 4  Bogor. Mereka sepakat membentuk sebuah band dengan konsep rock n roll yang jadul.

Konsep tersebut, menurut uraian Jeans Roek kepada MUSIKERAS, dibentuk tanpa mematok ‘kiblat’ tertentu. Karena masing-masing personel punya berbagai referensi dan genre tersendiri. “Ini yang menarik dari kami. Secara garis besar musik kami banyak dipengaruhi oleh musik-musik punk dan rock ’70 sampai ‘90an. Tapi kami berani menggabungkan musik punk yang keras dan identik dengan pemberontakan dengan semangat rock n roll supaya musik punk yang kami mainkan bisa lebih diterima oleh masyarakat umum.”

Dalam perjalanannya, proses gonta-ganti formasi harus dialami band ini. Dan bahkan pada 4 Juni 2012, seluruh personel Jeans Roek sepakat membubarkan diri karena perbedaan jarak, kota dan tempat kuliah. Setelah dua tahun berlalu, tepatnya pada 26 Agustus 2014, Jeans Roek dibangkitkan lagi dengan modal keberanian dan tekad yang kuat. “Tanpa bantuan dukun atau paranormal,” seru Koran sekenanya.

Sekitar setahun kemudian, Jeans Roek merilis album debutnya, “Bangkit dari Kubur” yang diperkuat Koran, Nopa, Aji dan Amri (bass). Formasi ini pula yang lantas menggarap “Here We Are Shut Your Mouth”, album kedua rilisan September 2016 yang berisi 12 trek, dimana dua di antaranya merupakan lagu daur ulang milik dua band ‘sepuh’ di Bogor, yakni Letterbomb berjudul “Lapor Polisi” dan The Jaka Sembung, “Masa Bodo Cuek Aja”.

Jeans Roek mengeksekusi rekaman “Here We Are Shut Your Mouth” di studio 143, Bogor selama sebulan, dimana mereka memanfaatkan masa bulan puasa untuk merampungkannya. “Kalau bulan puasa kan jarang ada gigs jadi kami memanfaatkannya dengan take album. Kalau kendala sih masalah umum para musisi indie ya, biaya… hehehe. Dan secara teknis, banyak sound baru yang kami eksplor, itu yang bikin kita sendiri pusing… hahaha!”

Kini, dengan formasi bertiga – setelah Amri mengundurkan diri – Jeans Roek tengah merampungkan proses penggarapan dua album fisik sekaligus, yang rencananya juga akan dirilis bersamaan. (Mdy/MK01)

.