Unit post-hardcore/metalcore asal Jakarta ini sebenarnya sudah mulai menggeliat sejak lebih dari tujuh tahun lalu. Tapi gonjang-ganjing di tubuh Coraline, dimana pergantian formasi beberapa kali terjadi membuat sepak terjang band tersebut kerap terganggu. Alhasil, album mini (EP) debut mereka, “A Rise from Hibernation” baru bisa dirilis tahun ini, padahal prosesnya telah dimulai sejak 2013 silam.

Coraline yang mendapatkan ide namanya dari sebuah judul film kartun dan novel kini diperkuat oleh Ggino (vokal), Arivo (vokal scream), Endy (gitar), Toni (gitar), Galih (bass) dan Hafies (dram). Formasi tersebut didapatkan lewat perjalanan panjang, yang dimulai pada November 2010. Saat dimana Coraline pertama kali ditetapkan sebagai nama band, menggantikan nama sebelumnya, yakni Truth of The Dark.

Awalnya diperkuat oleh formasi Endy, Hafies, Aditya (kibord), Doni (bass) dan Putrie (vokal). Setelah itu, proses gonta-ganti personel terus terjadi. Dimulai dengan mundurnya Putrie dan Doni, lalu diganti oleh vokalis baru bernama Seftya yang diikuti perekrutan Alam dan Ara untuk posisi gitaris dan bassis. Formasi ini berhasil menghasilkan dua karya lagu pada Juli 2011, yakni “Lost Diary” dan “Hentikan Langkahku.”

Rupanya, tiga personel terakhir juga tak bertahan lama. Seftya, Alam dan Ara hengkang dan lantas digantikan oleh Arna (bass), Ggino (vokal) dan Caki (gitar). Dengan tenaga baru tersebut, Coraline melahirkan sebuah lagu baru berjudul “Sasaran Emosi” pada akhir Februari 2012. Sebelum sampai pada formasi terkini, posisi Caki sempat kosong, lalu digantikan oleh Hadi yang ternyata juga tak bertahan lama.

Coraline merangkai penggarapan materi album “A Rise from Hibernation” lewat proses yang sangat sederhana. Diawali lewat lagu “Devastated” yang dieksekusi di markas ‘kost-an’ menggunakan laptop, pengeras suara apa adanya, sebuah soundcard M-Audio 2 channel serta mikrofon M-Audio portable. Beberapa kesempatan, mereka juga meluangkan waktu mengunjungi markas komunitas mereka, Alcore Family/Drown Records yang berlokasi di Jakarta Selatan.

“Di sana kami saling sharing beberapa jenis musik dan juga menerima masukan dari rekan-rekan komunitas, dan beberapa kali juga melakukan tracking di sana. Karena proses tracking kami bisa dibilang mobile, sering pula gitaris kami membawa pulang laptop dan soundcard untuk dilanjutkan di rumah dan didiskusikan saat briefing kembali,” ulas pihak band kepada MUSIKERAS.

Pada pertengahan 2015, Coraline menemukan vokalis growl yang lantas mengisi bagian di lagu terakhir, “I Can’t See Stars”. Hasil keseluruhan lantas diserahkan ke pihak label Rostels Records untuk proses penataan suara (mixing) dan pelarasan suara (mastering) di akhir 2016. Namun kepadatan jadwal dari masing-masing pihak membuat proses tersebut baru rampung pada akhir 2017.

Lagu “Devastated” dan “I Can’t See Stars” sendiri kini menjadi trek terfavorit para personel Coraline. Karena pada dasarnya, lagu yang masing-masing dibuat paling awal dan paling akhir untuk album “A Rise from Hibernation” tersebut memperlihatkan konsistensi Coraline di jalur post-hardcore/metalcore.

“‘Devastated’ adalah awal bukti kami bisa membuat jenis musik baru di 2013, padahal jika diperhatikan pada saat itu banyak genre musik indie di Indonesia yang belum memiliki warna musik sejenis. Khususnya yang ber-genre post-hardcore. Beda gitu lah….. ‘I Can’t See Stars membuat kami tetap konsisten di genre post-hardcore, dan kami menganggap lagu tersebut lebih berwarna karakter musiknya dibandingkan lagu-lagu sebelumnya. Dengan lirik yang memiliki arti memotivasi, khususnya untuk band kami sendiri dan seluruh teman pada umumnya, bahwa ‘i cant see stars, but they say you were the stars’…!”

Lalu kenapa harus bertahan di genre post-hardcore? “Karena kami menganggap di genre tersebut, jarang sekali ditemukan part-part yang hanya menonjolkan salah satu alat musik. Semua alat musik memiliki bobot yang sama dan sangat memperhatikan musikalitas sehingga pendengar menganggap band ini… ya band, bukan gitaris, vokalis atau dram saja yang menonjol. Dan kebetulan memang genre tersebut yang tentunya sangat dijiwai oleh masing-masing personel.”

Album “A Rise from Hibernation” kini sudah bisa didapatkan di berbagai gerai atau platform digital seperti iTunes, Joox, Spotify dan Amazon. (Mdy/MK02)

.