Walau telah dirilis sejak tiga tahun silam, namun bukan berarti daya ledak album debut Gerram yang bertajuk “Genderang Bencana” telah mengendap. Terbukti, kini, salah satu singlenya yang bertajuk “Teriak Pesakitan” baru saja diluncurkan video klipnya, dan kembali menguak keganasan album tersebut.

Kebetulan, lagu “Teriak Pesakitan” memang menjadi pilihan utama dari kerja sama unit penggeber dark hardcore punk asal Bumi Sriwijaya, Selatan Andalas tersebut dengan Siasat Partikelir dan Navasvara untuk dibuatkan video pada Juli 2017 lalu.

“(Lagipula) Sebuah karya yang baik tidak harus terlalu terburu-buru dan terlalu over-exploited bukan,” seru pihak Gerram kepada MUSIKERAS, mengenai alasan pembuatan video yang berselang tiga tahun setelah perilisan albumnya.

Penggarapan musik “Teriak Pesakitan” sendiri diramu oleh para personel Gerram, yakni Abim Fakhri Saleh (gitar), Rio Falenta (gitar), Rinaldy Putra (bass) dan Irwandra Septiady (dram) serta Dimas Subhakti (vokal) di Blacksheep Studio, Palembang. Liriknya ditulis oleh Aulia Effendy, dramer Auman (unit heavy rock asal Palembang) pada saat itu, tetapi lantas lewati proses revisi untuk penyesuaian dengan karakter musik dan vokal di Gerram.

“Secara teknis, sesi rekam lagu ‘Teriak Pesakitan’ dibantu oleh produser Farid Amriansyah atau Riann Pelor (Auman) dan Panji Mustaqiem sebagai sound engineer/operator dengan memaksimalkan tools dan gear yang ada di Blacksheep Studio, Palembang. Setelah semua dirasa cukup, proses mixing dan mastering diserahkan kepada Jimmy Delvian dari AD Studio, Palembang untuk kemudian dipoles supaya lebih gahar,” urai pihak band lagi.

Lahirnya Gerram berawal dari kejenuhan Abim Fakhri Saleh, Irwandra Septiadi dan Marito Albi – vokalis awal Gerram – akan rutinitas sehari-hari. Band ini lantas menjadi pelarian ego musikal yang akhirnya dipilih untuk bersenang-senang dengan memainkan Hardcore Punk, dimana mereka melebur berbagai pengaruh dari band-band dunia seperti All Pigs Must Die, Converge, Trap Them serta sedikit susupan elemen dari Neurosis, Isis, Botch dan The Dillinger Escape Plan.

“Tidak ada alasan khusus mengapa kami melabeli diri dengan ‘dark hardcore punk’,” cetus Gerram menegaskan. “Mungkin pelabelan tersebut bisa dibilang sebagai cara kami untuk mendiskripsikan apa yang coba kami mainkan dan perdengarkan kepada khalayak. Karena kalau dari secara lirik, tematik, dan musik sedikit lebih gelap dari kebanyakan tipikal hardcore-punk, yang bisa didengar secara keseluruhan di album ‘Genderang Bencana’!” (Mdy/MK01)

.