Cultural yang diperkuat formasi Michelle (vokal), Cahyo (gitar), Anthony (gitar), Sanwar (bass), Athif (kibord) dan Wahyu (dram) baru saja meluncurkan single bertajuk “Serpihan Lara” dengan konsep musikal yang menggairahkan. Unit cadas asal Semarang ini mengedepankan aura gothic yang kental dengan geberan distorsi speed metal.

Lewat single yang dilepas via label CB Production tersebut, Cultural menyerap berbagai pengaruh, terutama dari band-band luar seperti Within Temptation, Nightwish dan Raphsody. Dan mereka menganggap, “Serpihan Lara” terasa jauh lebih berkembang dibanding album sebelumnya, “Ada dan Tiada”.

“Kemajuan secara musikalitas, ‘Serpihan Lara’ lebih menantang, mulai dari tempo cepat serta aransemennya yang lebih matang juga sound-nya terdengar lebih cadas dibanding lagu sebelumnya,” urai Cahyo mewakili Cultural, kepada MUSIKERAS.

Proses rekaman “Serpihan Lara” berlangsung selama satu bulan, yang dieksekusi di Strato Studio, di Semarang. Sementara untuk mixing dilakukan di 96 Studio. Setelah seluruh proses produksi selesai, Cultural lantas menggarap video klip, dimana keseluruhan proses mereka lakukan sendiri secara swadaya. “Kami kerjakan semuanya sendiri, sutradara dan story board dikerjakan oleh Cahyo Cultural, sementara kamera dioperasikan oleh Athif Cultural yang juga dibantu oleh tim,” ungkap pihak band menegaskan.

“Serpihan Lara” sendiri memuat tema lirik motivasi yang ditujukan kepada masyarakat, yang membahas dinamika kehidupan yang tidak selamanya indah, namun terkadang pahit dirasa. “Tetapi itu hanyalah sebuah perjalanan yang harus dilalui yang pada akhirnya kita akan menemukan kebahagiaan dan kemuliaan di suatu saat nanti.”

Cultural terbentuk pada 2004 silam di Semarang, yang dimulai oleh formasi Cahyo, Sanwar dan Anthony. Sejauh ini, Cultural telah melahirkan album “Siksa yang Kekal” (2004), “Hidup Tak Selamanya Indah” (2008) dan “Ada dan Tiada” (2017). (Mdy/MK01)

.