‘Ruaya’, yakni perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, yang perlu dilakukan agar tidak terjebak di zona aman dan nyaman. Untuk menjadi passion yang sesungguhnya maka perlu dilakukan ‘Ruaya’ dengan mencari risiko untuk sebuah pencapaian di luar imajinasi. 

Tema ‘ ruaya’ tadi menjadi tema sekaligus judul single pilihan Alaskaeight, sebuah unit instrumental post-rock asal Bandarlampung, Indonesia. Tema tersebut bukan sekadar tema semata, namun juga berhubungan dengan pergeseran konsep musik Alaskaeight.

“Di sini ‘Ruaya’ diberikan sedikit sentuhan math-rock pada bagian awal yang boleh kita sebut bagian song. Penempatan di awal itu berarti sebuah progres menuju post-rock yang menjadi tujuan daripada Alaskaeight. Di situlah bisa dirasakan makna dari ‘Ruaya’ yang terasa bercerita melalui media notasi-notasi yang disajikan,” ulas pihak band via siaran pers resminya.

Proses rekaman “Ruaya” sendiri digarap tiga personelnya, Hussaeni, Farkhan dan Amin di Nolkilometer Studio, sekaligus eksekusi mixing dan mastering. Dan sekadar bocoran, “Ruaya” nantinya bakal terkoneksi ke single berikutnya, “Moktika” yang kini masih proses pematangan rekaman dan rencananya bakal disajikan dalam waktu dekat ini.

Tentang “Ruaya” sendiri, seperti yang dituturkan Alaskaeight kepada MUSIKERAS, sebenarnya merupakan materi lama yang sudah hampir tidak tersentuh karena terhadang kendala tak adanya dramer tetap.

“Lagu ini diambil untuk dikonsep kembali dan memakan waktu sekitar dua minggu dalam membuat beat dramnya sebelum masuk proses rekaman. Kami dibantu oleh teman kami, Joko, dramer sebuah band indie di Lampung. Dengan memaksimalkan equipment yang ada untuk mencapai sound yang diinginkan sedikit memakan waktu. ‘Ruaya’ terinspirasi dari band ini sendiri,  dimana proses perpindahan sebuah pencarian jati diri musik Alaskaeight.”

Dibanding karya-karya sebelumnya, para personel Alaskaeight merasakan sound yang mereka terapkan kali ini dirasa lebih sesuai dengan acuan mereka. “Di ‘Ruaya’ juga kami selipkan math-rock di awal demi menunjang arti daripada ‘Ruaya’ tersebut. Kami bertiga sangat suka dengan musik yang seperti ini, yang dikenal dengan (istilah) Post-rock, dimana masing-masing lagu bernuansa post-rock dan mempunyai emosi yang berbeda serta mengandung cerita yang bisa diartikan sesuai dengan imajinasi masing-masing. Karena buat kami, suatu tantangan juga dengan memilih ini, kami bertanggung jawab untuk membuat karya yang memiliki daya magis hingga sampai ke penikmat.”

Untuk mewujudkan penerapan konsep tersebut, Alaskaeight memgaku banyak menyerap referensi dari band-band seperti Caspian, Spurv, Mogwai, Lights & Motion dan berbagai unit post-rock lainnya yang bernuansa gelap, sinematikal dan nge-deep gitu. Sementara untuk unsur math-rock di lagu “Ruaya”, Alaskaeight mengacu pada band Toe dan Covet.

Alaskaeight terbentuk pada 2014 lalu, yang tadinya hanya merupakan band tuan rumah atau reguleran di bebera cafe. Tapi sejak awal, nama band ini tidak pernah diubah meskipun telah melakukan perubahan genre. Nama Alaskaeight sendiri diambil dari nama negara bagian Amerika Serikat, sebuah daerah sejuk yang diharapkan juga akan membawa suasana kesejukan bagi penikmat musik Alaskaeight. Kata ‘Eight’ atau delapan sendiri adalah sebuah angka yang tidak pernah putus, yang berarti besar harapan kami pertemanan di band ini tidak pernah putus. “Pada akhirnya, satu tahun belakangan ini kami secara mantap memilih jalur indie karena kebebasan dalam berkarya tepat mengenai passion kami.” (mdy/MK01)

.