Setelah lebih dulu merilisnya dalam format audio pada akhir akhir Agustus 2018 lalu, kini Arya Novanda, gitaris blues rock muda potensial asal Jakarta, meluncurkan versi video single solonya, “I” secara resmi pada 29 April 2019 lalu. Lagu tersebut ia tulis sendiri, termasuk komposisinya, dan memproduserinya sendiri. Arya merekam lagu serta videonya dengan dukungan Bowie, dramer Gugun Blues Shelter serta Febriansyah di lini bass.

Proses rekamannya sendiri dilakukan secara live di studio SAE Jakarta, dengan bantuan teknis dari Youda Aduy serta (co-engineered) Ridho Nur Hidayat dan Rizki Putra. Sementara untuk mixing dan mastering dieksekusi oleh Syailendra.

Melakukan rekaman secara live tentu saja memberi tantangan tersendiri. Namun menurut Arya, seperti yang dituturkannya kepada MUSIKERAS, justru tidak serumit rekaman per track. “Dua hari di SAE live dan overdub gitar untuk fills dan solo, (serta) over dub vokal. Tantangannya justru lebih sedikit dibanding harus merekam per track sendiri sendiri karena musiknya memang live banget,” ungkapnya.

Di video “I”, Arya membubuhkan lirik agar para penontonnya dapat dengan mudah memahami pesan yang ingin ia sampaikan. “Kenaifan gue sebagai anak muda labil yang mengalami masalah sepele tapi terasa berat, baperan, nggak bisa dimengerti society, kacau, dan sedikit tentang cewek.” Kurang lebih begitu cara Arya menggambarkan inti dari lagu tersebut. Perasaan yang sering dirasakan orang-orang seusianya saat menginjak usia 20-an.

Eentakan blues-rock yang kental dan liar tertangkap dengan sangat jelas pada lagu dan video klip “I”. Arya menuturkan, sebenarnya blues bukan pilihannya, tetapi blues-lah yang memilihnya. Sebuah output yang ia rasa paling cocok mewakili keresahannya sebagai musisi dan penulis lagu. Blues bukan cuma sebuah musik yang dimainkan tetapi sesuatu yang ia sebut sebagai hidup di dalam blues itu sendiri. Sama seperti kecintaannya pada gitar, yang dianggap Arya sebagai instrumen yang paling cocok untuk meneriakan suara hatinya.

Inspirasi musik di komposisi “I”, diakui Arya justru berasal dari riff yang datang tanpa disengaja, yakni saat ia melakukan jamming sendiri memainkan gitar di rumahnya, lantas merekam riff serta nyanyiannya via voice note di ponsel sebagai reminder. “Sound recording ter-influence dari The Black Keys album awal-awal,” cetus Arya terus-terang.

Video “I” ini juga sekaligus menandakan babak baru dalam perjalanan Arya Novanda. Ia kini tengah menyiapkan album mini (EP) perdana yang segera diluncurkan bersama single berikutnya. “Sudah selesai pre-production semua, dan rencananya awal Mei ini akan masuk proses rekaman secara live lagi di SAE.”

Arya Novanda yang dilahirkan di Jakarta pada 21 tahun silam pertama kali mengenal gitar pada usia 13 tahun melalui band-band rock seperti Queen, Led Zeppelin dan The Beatles. Arya mulai jatuh cinta pada blues saat menginjak usia 16, ketika ia mulai tersihir karya-karya BB King, Stevie Ray Vaughan, Jimmy Reed, Gary Clark, T-Bone Walker dan lainnya.

Lalu, nama Arya mulai dikenal luas sejak membantu beberapa konser Kelompok Penerbang Roket, saat gitaris Rey Baker absen beberapa tahun lalu. Arya saat ini juga tergabung di unit rock ugal-ugalan Blackteeth, menggantikan posisi Coki Bollemeyer yang memilih mundur untuk fokus di NTRL, band utamanya. (mdy/MK01)

.