Hampir dua tahun tidak merilis materi baru, akhirnya api Alone At Last (AAL) bergolak lagi. Sebagai kejutan penutup tahun, unit emo-rock asal Bandung tersebut pun meluncurkan single terbaru bertajuk “Renegade” (Lonelyend Records). Sebuah langkah awal dari agenda perilisan album, yang rencananya bakal dieksekusi peluncuran resminya pada April 2020 mendatang.

Dari segi musik, di single terbaru ini AAL seakan menemukan racikan yang pas untuk musik mereka, setelah masuknya Balum di posisi gitar. Pasca masuknya Balum, AAL sendiri sempat mengeluarkan single bertajuk “Bertahan Melawan” pada 2017 lalu, dimana single tersebut sempat mengundang banyak respon yang menyoroti konsep musik AAL yang mendadak bergeser ke arah yang lebih progresif.

Nah, di single “Renegade” ini, AAL seolah mencoba mengambil titik tengah antara warna musik mereka sebelumnya, dengan gaya permainan Balum yang bisa dibilang sangat berorientasi gitar. Para personelnya, yakni Yas (vokal), Balum (gitar), Trian “Ubey” (bass) dan Athink (dram), AAL memastikan bahwa proses penggarapan lagu baru tersebut harus melewati proses demokrasi yang melibatkan keseluruhan personel.

Berawal dari proses kreatif yang dijalani Balum dan Trian, dimana mereka saling melempar ide dan menggarapnya bersama hingga mencapai sekitar 80% dari keseluruhan lagu. Kecuali untuk porsi vokal. Cara ini terpaksa mereka lakukan karena sulitnya mengatur ketersediaan waktu dari masing-masing personel.

“Selama proses ngerjain berdua, biar fair, ide-ide dari kami masing-masing harus di-approved oleh personel yang lain. Jadi bisa dibilang, isian gitar saya harus harus melalui approval dari Trian, kecuali untuk part solo gitar. Demikian juga sebaliknya, line bass Trian harus melalui approval dari saya. Sebenarnya Trian juga sudah punya vocal line untuk lagu ini, cuma setelah dipikir-dipikir lagi, kayaknya lebih enak kalau personel lain juga ikut terlibat, biar disesuaikan sama kapasitas masing-masing,” urai Balum kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.

Saat proses perekaman vokal yang lagi-lagi terbentur masalah waktu, lanjut Balum lebih jauh, ada momen dimana Yas bisa datang, tapi Trian tidak bisa. Atau sebaliknya. Balum yang merasa gemas karena timeline rekaman bisa terus mundur, akhirnya mengambil inisiatif untuk merekam siapa pun yang bisa datang (ke studio) saat itu.

“Dan karena masing-masing punya line vocal yang menurut saya sama-sama kuat, akhirnya saya satuin aja keduadua. Untungnya nyambung… hahaha. Itulah sebabnya pas bagian reff, ada dua vocal line antara Yas dan Trian.”

Para personel AAL menyebut “Renegade” terasa sangat fresh.But still on the track,” tandas mereka.

Lucunya, meskipun mereka menyebut “Renegade” ‘fresh’, tapi untuk referensi musik, masing-masing personel rupanya seolah kembali lagi mendengarkan lagu-lagu jaman dulu. Yas misalnya, yang saat ini lagi seneng mendengarkan hits era ’80an, sementara Trian kembali mendengarkan lagu-lagu milik Dewa dan Slank dari era album-album awal. Atau Athink yang justru kembali mendengarkan materi-materi awal AAL.

Dari segi lirik, menurut Yas sendiri, “Renegade” bercerita tentang seseorang yang beku hatinya, penuh kebencian, pengkhianat, dan tak ada ruang untuk orang lain berkeluh kesah atau bahkan menjadi sahabat dalam hidupnya. ‘Renegade’ adalah sosok yang dibenci semua orang karena sarkas dan ketidakpekaannya terhadap keadaan di sekitarnya. Begitu bencinya ia dengan apa pun yang ada di sekitarnya, penderitaan orang lain adalah kebahagiaan untuknya. Seiring waktu semua menjadi terbalik ketika sang ‘renegade’ menemukan pandora yang mengubah hidupnya. Sebuah pintu kegelisahan dan penyesalan akan semua perbuatan buruk di masa lalu yang ia lakukan dan ia ubah semuanya 180 derajat dan menjadi sosok yang lebih baik, meski sifat buruknya masih ada bersamanya. Namun ketika ia berubah untuk menjadi lebih baik, orang-orang yang membencinya merasa curiga dan tak menerima perubahannya. Saatnya sang ‘renegade’ berjuang untuk membuktikan bahwa ia bisa berubah meski dengan cara yang kaku dan berbalik dicela dengan perubahannya.

“Lagu ini adalah untuk para ‘renegade’ yang berusaha keras untuk menjadi lebih baik meski dengan cara yang kaku,” cetusnya.

Sejauh ini, AAL yang terbentuk sejak April 2002 dan sempat mengalami beberapa kali pergantian formasi telah menghasilkan beberapa karya rekaman, yaitu “Sendiri VS Dunia” (EP 2004), “Jiwa” (album 2008), “Takkan Terhenti di Sini” (single 2011), “Integriti” (album 2012), “Rise For Freedom” (single 2014), “Awal dari Cerita” (single 2014), “Korupsi Sampai Mati” (2015) dan “Bertahan Melawan” (2017). (mdy/MK01)

.