Cute Papa adalah grup musik baru asal Jakarta yang memadukan alternative rock dengan elemen hip hop. Diperkuat tiga personel, yakni Papa (gitar), Mc Gal (rapper) dan Yandi (dram), trio ini langsung merilis sebuah album debut pada 26 Februari 2020 lalu, bertajuk “Danse Macabre”. Di album ini, mereka mengungkapkan beragam kisah lewat tuturan liriknya, tentang kehidupan dan percintaan yang ditemukan di lingkungan sekitar mereka.

Yang menarik, salah satu dari delapan lagu yang termuat di album tersebut, tepatnya yang berjudul “Musik Metal”. Di sini, Cute Papa mengisahkan keinginan seseorang yang sangat menyukai sebuah genre musik, tapi tidak mampu memainkannya dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga akhirnya hanya bisa mengutarakannya lewat lagu.

“Menurut kami, lagu ‘Musik Metal’ adalah salah satu lagu favorit. Dari berbagai sisi, lagu ini memiliki energi yang unik, lirik yang lugas, musik elektronik yang complicated tapi enak didengar plus asik dibawain manggung. Dan semoga semua pembaca Musikeras menyukai lagu ini,” tutur Cute Papa kepada MUSIKERAS meyakinkan.

Referensi yang diserap untuk meramu formula musik di Cute Papa lumayan banyak. Paling tidak itu yang ditakini para personelnya. cukup banyak. Musik yang mereka sedot sarinya antara lain berasal dari Disturbed, Lamb of God, Korn, lalu ke penganut genre lain seperti Daftpunk dan Public Enemy, atau bahkan hingga musik country. “Untuk lokal, salah satu yang menjadi referensi kami adalah sahabat kami, Tuan Tiga Belas. Beliau bisa membawa genre hip hop dan kulturnya kembali ke masa jaya. Sebuah hal yang tidak mudah untuk dilakukan di Indonesia. Salut!”

Tajuk “Danse Macabre” sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang berarti ‘tarian kesedihan’. Bagi Cute Papa, dimaksudkan agar lagu-lagu mereka bisa dinikmati dan menghibur #AnakAnakPapa – sebutan untuk penggemar Cute Papa – yang sedang sedih agar lebih bersemangat menjalani hidup.

“‘Danse Macabre’ adalah sebuah album yang menjadi suara bagi kami bertiga terhadap kehidupan ini agar kita semua tidak berhenti berjuang. Bagaimana lagu-lagu kami banyak bercerita tentang strategi bertahan hidup dan keinginan terus berkarya.”

Cute Papa menggarap proses kreatif “Danse Macabre” di Papa Studio, yang berlokasi di Jakarta Barat. Mulai dari pengisian sample, synthesizer, drum electronic dan isian gitar. Untuk gitar, Papa menggunakan Bacchus Guitar Universe Telecaster dengan beberapa modifikasi, serta menggunakan Valeton Dapper Amp. Seluruh sound drive dan delay berasal dari pedal compact tersebut.

“Oya, semua direkam dengan sistem direct, sementara untuk sesi vokal menggunakan Audio Technica AT 2020. Proses rekaman berlangsung selama tiga bulan. Agak sedikit mengalami kemunduran jadwal dikarenakan jadwal manggung yang Alhamdulillah mulai ramai.”

Album “Danse Macabre” yang juga memuat lagu “Terpejam”, “Barat Jakarta”, “Jangan Berhenti“, “Mengejar Mimpi”, “DJ Andalanku”, “Sorak Sorai” dan “Euphoria” saat ini sudah dapat didengar melalui berbagai platform digital penyedia jasa dengar musik (streaming). (mdy/MK01)

.