Usai menjajal respon para metalhead lewat peluncuran CD Demo pada awal 2019 lalu, akhirnya unit brutal death metal asal Kota Pemalang, Jawa Tengah ini makin mantap untuk melampiaskan keberingasannya. Sejak 13 Juni 2020 lalu, Decayed Flesh telah meletupkan album debut penuhnya yang bertajuk “Eternal Misery” via label ekstrim asal Jakarta, Brutal Mind.

Proses pengerjaan “Eternal Misery” sendiri dimulai sekitar April 2019 dan berhasil dirampungkan pada awal 2020. Sesi rekaman dieksekusi Lukman Robi Andika (dram), Anggit Rizky (bass/vokal) dan Wasis Setiawan (gitar/vokal) di dua studio, yakni di Gubuckgor SoundLab dan Rocky Studio, Bogor dengan bantuan Ridho Infitar untuk urusan teknis saat rekaman. Lalu pada tahapan mixing dan mastering, Decayed Flesh mempercayakannya pada olahan Januaryo Hardy dari Insidious SoundLab di Cikarang, Bekasi. Sedangkan untuk desain sampul album “Eternal Misery”, penggarapannya dilakukan oleh kreasi tangan andal asal Yogyakarta, Adi Dechristianize Art.

Pihak band mengaku, selama menjalani proses penggarapan “Eternal Misery”, banyak pelajaran berharga yang mereka dapatkan. Terutama dalam hal teknis. Misalnya pemilihan sound gitar sempat mendapatkan kendala untuk mendapatkan hasil yang sesuai keinginan.

“Tapi sejauh ini masih bisa diatasi. Banyak pelajaran yang kami petik dalam penggarapan album ini. Kami masih merasa banyak kekurangan dalam hal pengolahan sound. Ke depannya mungkin lebih teliti lagi dalam segala hal mengenai perekaman lagu,” beber pihak band kepada MUSIKERAS.

“Eternal Misery” yang memuat 10 trek berbahaya tersebut disuguhkan Decayed Flesh dengan geberan brutal death metal yang oldshool, yang memadu-padankan gaya Amerika dan Eropa, yang sedikit banyak terpengaruh band-band seperti Deeds of Flesh, Severed Savior, Gorgasm, Inveracity hingga Decaying Purity.

Di mata band cadas bentukan 2018 ini, brutal death metal adalah salah satu sub-genre di metal yang unik. Banyak keistimewaannya, salah satunya adalah dari segi ketukan dram dengan menggunakan teknik blasbeat yang mungkin jarang dijumpai di genre lain di luar metal. Selain itu, dari segi musik dan tema lagu yang diangkat juga tidak umum.

“Dan di brutal death metal kami bisa menuangkan semua ide tanpa batas, asalkan masih pada benang merah karakter musik brutal death metal itu sendiri.”

Namun jika harus menyebutkan lagu yang paling memuaskan mereka dari sisi teknis dan musikalitas, para personel Decayed Flesh mengaku sulit memilihnya. “Agak susah karena semua lagu tidak ada yang memuaskan, masih ada celah kekurangannya. Tapi lagu ‘Desperate Soul’ itu menurut kami pribadi salah satu yang sudah lumayan diterima para pendengar dan kami juga menyukainya dan dijadikan single di album ini!” (aug/MK02)

.