Lupakan gemuruh distorsi sejenak.

Masih dari materi album studio ketiga mereka, “Karnaval Genosida”, unit cadas asal Bandung ini nekat menyuguhkan sesuatu yang sungguh ekstrim. Sebuah video musik dari lagu “Harmoni Tanpa Nyawa” telah mereka rilis, dimana ramuan aransemennya 100 persen lepas dari kebuasan death metal. Dengan pendekatan aransemen yang baru, Humiliation menyuntikkan nuansa swing jazz di komposisinya, yang berbeda dibanding versi album rekamannya. Sebuah penyegaran, tapi tetap ‘gelap’, sekaligus menusuk dengan ‘ketabuan’ dalam konteks death metal.

“Harmoni Tanpa Nyawa” sendiri menghadirkan vokal Yuka Tamada, seorang solois pop jebolan salah satu ajang pencarian bakat bergengsi di Indonesia. Di “Karnaval Genosida”, vokal Yuka juga dialirkan di lagu “Ironi Agnostik” yang telah dipilih sebagai single pertama album tersebut.

“Awalnya hanya (diniatkan) untuk dijadikan outro lagu, tapi ketika proses rekaman berlangsung, kami memutuskan untuk menggarapnya dengan mamasukkan instrumen vokal perempuan di dalamnya supaya tidak terdengar monoton. Karena biasanya outro dalam sebuah album hanya sebagai pelengkap. Nah, untuk outro album ‘Karnaval Genosida’ ini, kami membuatnya menjadi sesuatu pembeda. Dari segi lirik masih memasukkan tentang keresahan kehidupan yang terjadi di sekeliling kita. Hanya, dalam musikalitasnya ada sesuatu yang unik,” papar Humiliation kepada MUSIKERAS, mengenai alasan di balik kelahiran single “Harmoni Tanpa Nyawa”.

Dari segi aransemen, Humiliation yang dihuni formasi Adam Ardhandy (vokal), Hamzah Sastra (gitar), Firman Ananda (bass), Hinhin Akew (gitar) dan Luthfi Setyo (dram) ingin mencoba terus bereksplorasi. Makanya di versi video musiknya, band yang telah menggeliat di skena musik cadas selama satu dekade ini menerapkan elemen jazz swing di dalamnya, yang mana dijamin membuat banyak orang yang mendengarkannya bakal terkejut.

“Musik adalah bahasa universal, maka tidak ada salahnya untuk memasukkan instrumentasi yang bisa dikatakan tabu untuk genre death metal. Kami ingin membuat sesuatu yang baru dan fresh tentunya. Nuansa tema yang gelap dicampur dengan alunan musik jazz swing akan menjadikan lagu ini terdengar berbeda. Ditambah dengan adanya vokal clean dari sahabat kami, Yuka Tamada yang membuat lagu ‘Harmoni Tanpa Nyawa’ ini menjadi sangat mewah untuk diperdengarkan. Kami mencoba mengolaborasikan itu untuk menjadi suatu karya yang enak untuk didengar dan juga diresapi oleh setiap orang yang mendengar karya album kami.”

“Karnaval Genosida” yang dirilis pada 2018 lalu merupakan bagian ketiga atau penutup dari trilogi dua album Humiliation sebelumnya, yakni “Savior of Human Destruction” (2012) dan “Fatamorgana” (2015). Sebuah proyek album yang sangat ambisius, dimana proses penggarapannya antara lain melibatkan Mark Lewis, produser dan engineer metal veteran kelas dunia asal Florida, AS, untuk memoles kualitas tata suara di “Karnaval Genosida”. Mark sendiri dikenal punya reputasi tangguh di skena metal dunia, antara lain pernah menangani penggarapan album milik band-band metal kelas berat seperti Chimaira, Trivium, DevilDriver, The Black Dahlia Murder hingga Megadeth. 

Setelah video “Harmoni Tanpa Nyawa”, rencana Humiliation dalam waktu dekat adalah mengeluarkan video musik penutup dari album “Karnaval Genosida”, lalu membuat dua single lagu baru. Di salah satu single tersebut, Humiliation akan kembali berkolaborasi dengan musisi lintas genre dari Indonesia, sementara single satunya lagi bakal menjadi bocoran konsep album berikutnya. (mdy/MK01)

.