Memanfaatkan jeda kesibukan bersama bandnya, Hellcrust, gitaris Baken Nainggolan akhirnya mewujudkan proyek sampingannya, berupa kolaborasi musik metal dengan instrumentasi etnik Dayak, Kalimantan. Tepat 5 Juni 2018, ia meluncurkan single instrumental metal bernuansa etnik bertajuk “Pebeka Tawai”. Di sini, Baken berkolaborasi dengan musisi etnik Sape, Uyau Moris dan menamakan proyek tersebut “Oethara”. Kebetulan keduanya berasal dari daerah kelahiran yang sama, yaitu Tarakan.
“Nama Oethara kami pilih karena kami berdua berasal dan lahir di Kalimantan Utara. Dan papaku asalnya juga dari Sumatera Utara,” ungkap Baken kepada MUSIKERAS, beralasan.
“Pebeka Tawai” sendiri merupakan bahasa Dayak Kenyah yang secara harfiah berarti ‘mengikat tali’. Tapi sebenarnya, di single ini lebih diartikan sebagai ‘mengikat hati’, menyatukan hati dan menyatukan perbedaan. Kondisi negara kita yang saat ini penuh dengan konflik kebencian antara sesama dengan alasan agama, politik dan lainya menjadikan Baken Nainggolan dan Uyau Moris terketuk untuk menyampaikan kegelisahannya lewat lagu ini. Baken Nainggolan dan Uyau Moris juga mengingatkan kita bahwa dengan budaya kita yang kaya, kita bisa saling mengasihi, mencintai dan hidup dengan damai.
Tak hanya terlibat dalam kegiatan kreatif sebatas musik saja, namun Baken juga mengajak Uyau Moris untuk membangun suatu misi, yaitu mengenalkan dan melestarikan musik etnik daerah kepada musisi dan teman-teman musisi lain di skena metal maupun genre yang berbeda.
Bagi Baken, proyek Oethara ini adalah sebuah pengalaman seru dalam perjalanan karir musiknya. Karena ini pertama kali bagi Baken untuk memasukkan unsur instrumentasi Sape dalam musik ciptaannya. Begitu juga dengan Moris, yang baru kali ini terlibat di proyek musikal berlabel metal. Untungnya, secara teknis bisa dibilang tak ada kendala, karena Sape bisa menyesuaikan penalaan (tuning) dengan gitar. “Sape bisa ngikutin tuning, cuma kami berdua putusin main di tuning C.”
Dalam mengolah komposisinya, pembagian peran Baken dan Moris pun sangat jelas. Menurut Baken, ia biasanya membuat materinya terlebih dahulu. Setelah jadi sekitar 60 persen, barulah diserahkan ke Moris untuk dikembangkan dari segi instrumentasi etniknya.
Setelah single “Pebeka Tawai”, Baken yang juga pernah menghuni band Betrayer dan Siksa Kubur juga telah menyiapkan beberapa materi susulan yang rencananya akan dirilis dalam format album mini (EP). Konsep tetap sama, yakni mempertemukan metal dengan etnik. “Cuma nggak menutup kemungkinan ada sedikit unsur ambience. Nyesuaiin mood lagu aja. Juga sudah disiapkan lagu bervokal yang meng-cover sebuah lagu lokal yang paling hits di kalangan sini,” urai Baken memberi bocoran.
Single “Pebeka Tawai” sendiri dirilis Oethara via label Greenland Indonesia dan Musicblast.id untuk jalur distribusinya. (Mdy/MK02)
.
Leave a Reply