“Kalian akan menemukan sesuatu yang baru setelah mendengarkan ‘Sandikala’!”

Unit emo/post-hardcore dari kota wisata Batu, Malang, Jawa Timur ini mencoba meyakinkan, tentang konsep yang mereka cairkan di karya lagu rilisan tunggal terbarunya, yang bertajuk “Sandikala”. Satu kata yang menjelaskan tema tentang kepedihan dan ikhlas yang tak terelakkan. 

Secara garis besar, Enamoré mencoba menjabarkan tentang “Sandikala”. Dimulai dari guratan layung kuning kemerah-merahan di ufuk barat, dari bentangan harap yang mengalir lambat. “Sandikala” adalah tentang kerelaan melepas terang sebelum gelap, “Sandikala” adalah kerelaan melepas apa yang pernah tertambat. Pergeseran masa yang ditandai dengan gurat merah tak selalu tentang keindahan dan kesyahduan. Tersemat di dalamnya kegusaran dan kegamangan. Apakah gelap selalu membutakan, atau malah memberi jalan? Sebab terang kerap menumbuhkan harapan, dan gelap akan datang menghapuskan, memberinya penyesalan. Berhenti sejenak dalam balutan langit kuning kemerahan, memandangi “Sandikala”, persimpangan antara gelap dan terang, lalu menyuguhkan tanya: apakah kerelaan adalah jalan? Apakah kerelaan adalah keniscayaan? Apakah masih ada ruang untuk merengkuh harapan?

Penulisan lirik lagu Enamoré yang diperkuat formasi Ezra Adi Nugroho (dram), Caesar Nicko Bhaskara (gitar), Gigih Yanuar Pratama (gitar), Rachmad Adi Cahyo Nugroho (bass) dan Shafa Ashfihany Hari Syahputra (vokal) kali ini kembali dibantu oleh Iqbal AR. Ia sebelumnya juga menulis trek lama Enamore yang berjudul “Harapan Sirna” dari album mini (EP) “Such is Life” (2019). “Sandikala” memadukan bahasa yang sastrawi, dengan bait yang kebanyakan ritma puisi yang terdiri atas 3-4 kata.

Namun dari sisi terapan konsep musikal – seperti yang sudah diungkap di kalimat awal tulisan ini – memang ada perubahan dalam racikannya. Kali ini Enamoré memberi sedikit sentuhan distorsi pada instrumen gitar dan menambahkan ambience yang cukup tebal, namun tidak mengganggu vokal utama, karena hal tersebut sangat berperan penting dalam keindahan sebuah lagu di Enamoré.

.

.

“Dari karya sebelumnya, ‘Sandikala’ adalah single yang membuat kami bisa bermain dan melakukan eksperimen baru dengan menambahkan choir, worship atmospheric, dan sentuhan blasting drum. Perubahan materi dan eksperimen dari segi musik telah dimulai sejak dua single di akhir tahun 2021, yaitu ‘Unpleasant Path’ dan ‘Beneath the Last Breath I Left in Vain’,” ujar pihak Enamoré kepada MUSIKERAS merinci.

Sebagai referensi utama, Enamoré menyebut dua band mancanegara, yakni Pianos Become The Teeth (AS) dan Envy (Jepang) sebagai acuan racikan suara untuk melampiaskan ekspresi mereka secara tepat. Mereka memadukan atmosfer suara ala Pianos Become The Teeth dan riff gitar ala Envy yang membuat Enamore mampu mengeksekusi “Sandikala” dengan maksimal.

“Dari sektor vokal, Shafa yang memilih suara tenang dan dipadukan dengan teriakan yang membawa amarah. Agar lebih terasa atmosfer yang mencekam, Enamoré juga menambahkan paduan suara di beberapa bagian supaya terdengar lebih megah. Selain itu, Enamoré juga menambahkan worship atmosphere dengan ketukan yang semakin membuat pendengar semakin terpaku dan hanyut dalam alunan musik dan lirik yang dibawakan. Kami ingin membuat nuansa baru di era emo sekarang, yang bisa memadukan beberapa jenis referensi yang mampu dikemas dengan baik.”

Untuk produksi “Sandikala”, Enamoré melakukannya di Haum Studio serta di Virtuoso Studio untuk perekaman isian dram. Sementara untuk pemolesan mixing serta mastering dipercayakan kepada Armando Aprilson Loekito dari Artefakt Studio.

Enamoré yang terbentuk pada November 2017 lalu, sebelumnya sudah memulai geliatnya di skena musik independen lewat perilisan EP “Such is Life” yang beramunisikan lima lagu, lalu disusul lagu tunggal berjudul “Gone” (2019). Pada 2021, Enamoré kembali meluncurkan dua rilisan tunggal, yang bertitel “Unpleasant Path” dan “Beneath the Last Breath I Left in Vain”.

Kini, setelah resmi memperdengarkan “Sandikala” secara luas sejak 21 Maret 2023 lalu, Enamoré selanjutnya ingin berkonsentrasi memproduksi sebuah album penuh. Dan memang, “Sandikala” diproyeksikan sebagai jembatan menuju album tersebut. “Merupakan transisi dari Enamoré untuk memberi kisi-kisi tentang warna musik, konsep visual dan mood yang akan kami bawakan di album yang akan datang.”

“Sandikala” – serta lagu-lagu Enamoré lainnya – bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, Tidal, Bandcamp dan YouTube. (mdy/MK01)

.

.