Di panggung musik keras, Bali terbilang lumayan aktif melahirkan band-band potensial yang berbahaya. Seperti yang satu ini, Endgate, yang mengibarkan benderanya dari kawasan Gianyar. Setelah “Circle of Despair” yang mereka tancapkan pada 16 Desember 2022 lalu, kini unit metal hibrida ini meneruskan agresinya lewat lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “Beyond Chaos, into The Void”.

Karya rekaman ini menjadi penanda kedua bahwa pengaruh sound yang dikemas tidak lepas dari pengaruh post-metal, Swedish death metal, hardcore/punk, sludge, drone, neo-crust serta nuansa-nuasa atmosfirik. Keragaman itu bertujuan untuk meramu referensi berbeda dari setiap isi kepala personelnya, agar menjadi karakter tersendiri buat Endgate.

Proses perekaman “Beyond Chaos, into The Void” sendiri, pertama kali dieksekusi pada 20 Juli 2023 di Fantazy Record, yang memfokuskan pada isian dram. Sesi ini diawasi langsung oleh Guz Cilix. Selanjutnya, tiga hari kemudian, Endgate berpindah ke House Records untuk melakukan rekaman gitar, bass dan vokal, dengan arahan teknis dari Ray Febriady. Sementara untuk tahapan mixing dan mastering dipercayakan kepada Indra Cahya Septian di Texas Sicklab. 

“Dalam proses rekaman keseluruhan yang kami lakukan, kami mendapat tantangan bagaimana menggabungkan referensi karakter sound dari masing-masing personel yang berbeda-beda. Dalam hal ini kami selalu berdiskusi antara personel dan juga operator agar mendapatkan sound yang kami inginkan,” ujar pihak Endgate kepada MUSIKERAS, mengurai proses kreatifnya.  

Para personel Endgate, yakni Adhimas Haryo Banu Redhitya (vokal), Gusti Ngurah Wanda (gitar), Dewa Alit Putra (gitar), Wayan Adi Putrawan (bass) dan Ida Bagus Nanda (dram) menerapkan metode yang sangat demokratis saat menggarap “Beyond Chaos, into The Void”, dengan mencari jalan tengah yang bisa mengekomodasi keseluruhan ide, inspirasi dan pengaruh musikal masing-masing.

.

.

“Formula yang kami terapkan adalah banyak berdiskusi untuk menentukan bagian-bagian atau elemen apa saja yang kami ambil dari referensi genre yang kami ikuti. Agar kami bisa menemukan karakteristik tersendiri dari Endgate, yang mungkin bisa dibilang tidak sepenuhnya berpatokan dari satu genre atau sub-genre saja,” beber personel Endgate, yang menyebut sebagian sumber inspirasinya datang dari band-band dunia seperti Neurosis dan Isis (AS), Entombed (Swedia), Amenra (Belgia), Fall of Efrafa (Inggris) hingga Alcest (Perancis).

Jika membandingkannya dengan “Circle of Despair”, Endgate menyebut lagu barunya memuat perbedaan mendasar dari rasa instrumentasinya. Dimana “Circle of Despair” lebih condong ke arah Swedish death metal serta hardcore/punk.

“‘Beyond Chaos, into The Void’ lebih banyak pendekatan post-metal, walaupun karakter sound tetap sama, mempertahankan kasarnya karakter chainsaw dari (pedal distorsi Boss) HM-2, yang dipadukan dengan (permainan) lead bernuansa atmospheric/drone/ambient. Dan di karakter vokal pada ‘Beyond Chaos, into The Void’, sound-nya lebih kami mundurkan di belakang instrumen, lalu menambahkan beberapa efek preset.” 

Sejak 15 Agustus 2023 lalu, lagu “Beyond Chaos, into The Void” sudah terdistribusi ke berbagai platform digital, via jaringan Skullism Records. Lalu langkah selanjutnya, Endgate bakal segera merampungkan sisa materi yang mereka garap sedikit demi sedikit untuk kepentingan album penuh. (mdy/MK01)

.

.