Memanfaatkan momentum perayaan usia unit brutal death metal asal Surabaya, Jawa Timur ini yang sudah menginjak satu dekade, Gerogot pun kembali menebar teror lewat lagu rilisan tunggal terbaru bertajuk “The Ancient Prophecy”. Sekaligus, menjadi karya rekaman debut mereka di bawah paung label rekaman baru, Kusuma Said Records yang berbasis di Bandung.
Aditya Prakoso (gitar), Maulana Raka (gitar), Aminullah ‘Amin’ Ibrahim (bass), Sahrul Ramadhan (dram) dan Krisna Saptian (vokal) mencoba untuk menelaah ketika situasi dunia secara global ini semakin kacau. Bahkan sempat mempertanyakan apakah era apokalips ini sudah nyata di depan mata? Bisa kita lihat bagaimana terjadinya perang yang tak kunjung usai, banyak pertikaian yang bisa memecah belah rantai persaudaraan antar sesama manusia, serta polemik yang ditimbulkan oleh akhlak tak bermoral dari para oknum tak bertanggung jawab.
Tema besar tersebut sangat berbeda dibanding sudut pandang yang ditonjolkan Gerogot lewat dua album penuh sebelumnya, yakni “Cruelty Vomit of Hatred” (2016) dan “Heading to Eternal” (2021). Saat ini, mereka perlahan meninggalkan kegilaan tema “gore” di lirik lagu-lagunya, dan mulai melirik isu-isu lain seputar apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Tapi tentu saja, tetap dikemas dalam kebrutalan berkadar tinggi. Ya bisa dibilang, inilah masa transisi proses pendewasaan dalam penulisan lirik dari Gerogot.
“Tak ada alasan yang spesifik banget. Kami ada di titik jenuh untuk terus mengulang dalam menulis lirik yang gore banget. Kami juga pengen lebih eksplorasi di ranah lain,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap alasan di balik pergeseran tema lirik lagunya.
Dari sisi eksekusi musikal, gabungan riff-riff bengis yang padat dan solid masih menjadi penegasan. “The Ancient Prophecy” menjadi semacam olahan porsi racun brutal death metal yang cermat dari beberapa pengaruh besar Gerogot seperti Deeds of Flesh, Malevolent Creation hingga Suffocation, yang lantas dilebur ke dalam gaya bermusik mereka sendiri.
“Dari segi musikal, kami lebih berani dalam mengembangkan komposisi dibanding karya-karya sebelumnya. Perbedaannya lumayan signifikan dari segi apa pun. Bukan cuman dari segi musik, kami juga mencoba lebih banyak bermain di tempo yang sering berubah-ubah agar sesekali tidak terdengar ‘mainstream’ dan keluar dari zona nyaman kami.”
Para personel Gerogot sendiri mulai menggarap “The Ancient Prophecy” sudah cukup lama. Bahkan sudah dirampungkan sejak awal 2023 lalu, setelah menjalani proses penulisan dan rekaman selama 4-5 bulan sebelumnya. “Semua kami rekam di studio pribadi Gerogot. Untuk mixing dan mastering dikerjakan oleh engineer kami sendiri yaitu Indra Cahya. Dia sekaligus merupakan soundman untuk live perform kami.”
Bisa dibilang, “The Ancient Prophecy” mengawali perjalanan Gerogot berikutnya menuju penggodokan materi album ketiga. Target rilisnya dicanangkan bisa terwujud sekitar pertengahan atau akhir 2024. “Kami masih mengumpulkan semua materi dulu dan sesekali mencoba pre-recording juga agar lebih tahu mana yang lebih pakem untuk dipakai atau pun diganti dengan materi lain,” ujar mereka meyakinkan.
“The Ancient Prophecy” sudah diperdengarkan secara resmi sejak 6 Desember 2023 lalu. Juga ada promo berformat video lirik yang sudah tersedia di kanal YouTube milik Kusuma Said Records. (mdy/MK01)
.
Leave a Reply