Oleh @mudya_mustamin
Pernah dengar istilah lagu ‘slow rock’? Pada akhir era 1980-an hingga 1990-an, panggung rock dunia sempat didominasi lagu-lagu yang berkontur balada. Atau pada era itu, khususnya di negara kita, kerap pula disebut dengan istilah ‘slow rock’. Lagu-lagu semacam itu menjadi salah satu formula jitu bagi band-band rock untuk bisa menembus daftar peringkat lagu-lagu terlaris, sekaligus sebagai trik untuk mengerek popularitas sebuah band.
Contoh lagu yang masih sangat popular hingga hari ini, di antaranya seperti Guns N’ Roses dengan lagu “Don’t Cry”, lalu ada “Always” (Bon Jovi), atau “Two Steps Behind” (Def Leppard), “I Remember You” (Skid Row), “More Than Words” (Extreme), “Love of A Lifetime” (Firehouse), “When I See Your Smile” (Bad English), “When the Children Cry” (White Lion), “Here I Go Again” (Whitesnake), “To Be With You” (Mr. Big), “Nothing Else Matters” (Metallica) dan masih banyak lagi. Sangat menjamur di masa itu.
Di Indonesia, tentu saja wabah tersebut juga dengan cepat menyebar. Racikan lagu-lagu yang umumnya bertema cinta, yang dibalut sentuhan distorsi juga lumayan digemari. Tak bisa dipungkiri, tren ini menjadi jalan pintas bagi banyak band rock untuk bisa mencuat ke permukaan.
Nah, 20 lagu yang kami kumpulkan berikut ini merupakan karya-karya rock balada yang terbilang lumayan sukses di pasaran, di era 90-an silam.
Ada yang kalian suka?
“Maafkan” (Slank – 1990)
Popularitas Slank langsung melambung kala lagu dari album debut “Suit-Suit… He-He (Gadis Sexy)” ini dipromosikan. Awalnya berjudul “Kupu Malamku”, namun lantas diubah menjadi “Maafkan”, dan sebagian liriknya yang dianggap vulgar diubah agar lebih mudah diterima masyarakat luas. Berkat lagu “Maafkan”, penjualan album Slank melejit dan mendapat penghargaan di gelaran BASF Awards 1991.
“Bias Sinar” (Nicky Astria – 1990)
Dalam memproduksi lagu-lagunya, penyanyi yang kerap dijuluki sebagai lady rocker ini biasanya berpasangan dengan Ian Antono, produser, penata musik sekaligus gitaris dari grup rock legendaris, God Bless. Tapi kemampuan vokalnya yang kadung disukai banyak publik rock menjadi amunisi ampuh bagi Nicky. Walau berganti ‘pengasuh’, lagunya tetap sukses. Salah satunya “Bias Sinar” ini, dimana kali ini Nicky berkolaborasi dengan pencipta lagu dan penata musik Younky Soewarno. Sementara di musiknya, menghadirkan permainan gitar elektrik dari Eet Sjahranie (Edane/God Bless).
“Lamunan” (Andromedha – 1990)
Lagu rilisan lepas dari kelompok rock asal Surabaya ini sudah dirilis sebelum mereka menjadi juara pertama di “Festival Rock se-Indonesia VII” (1993) yang digelar oleh promoter Log Zhelebour. Awalnya dibuat untuk kepentingan album kompilasi “Indonesian Rock N’ Metal I”, rilisan Harpa Records, bersama band rock lainnya seperti Kamikaze, Jet Liar dan Big Panzer. Walau setelahnya Andromedha sempat merilis album “Konser Rock” (1991), namun lagu “Lamunan” tetap menjadi nomor terbaik mereka sepanjang masa, yang bahkan juga berhasil menembus tangga lagu terlaris di Malaysia pada masa itu.
“Air Mata” (Kantata Takwa – 1990)
Ya, lagu ini termuat di album rock paling epik dan fenomenal di era ’90-an, “Kantata Takwa”. Trek bernada menyayat dan mengaduk emosi tersebut mengandalkan vokal Iwan Fals. Merupakan salah lagu ciptaan kibordis God Bless, mendiang Jockie Soerjoprajogo di album tersebut, yang juga menghadirkan permainan gitar dari Eet Sjahranie.
“Pengakuan” (Power Metal – 1991)
Lirik lagu ini, bisa dibilang sangat kental akan nuansa religi, dengan tuturan bait-bait yang puitis sekaligus bermakna dalam, yang memuja dan mengagungkan kebesaran Ilahi. Di penggarapannya, juga melibatkan salah satu personel God Bless, yakni Donny Fattah yang menciptakan musik dan liriknya. Di garapan musiknya sendiri, kita bisa merasakan adanya pengaruh kuat dari lagu Yngwie Malmsteen yang berjudul “Dreaming (Tell Me)”.
“Dirimu” (Gank Pegangsaan – 1991)
Band ini merupakan ‘sarang’ para musisi pengibar art rock / progressive rock yang sudah bergerilya di pentas rock Tanah Air sejak era 1970-an. Dihuni nama-nama besar yang sudah tak asing, seperti Keenan Nasution, Harry Sabar, Fariz RM, Molly Gagola, Harry Minggoes, Debby Nasution hingga Eet Sjahranie. “Dirimu” merupakan salah satu lagu yang mencuat secara komersil, dari album debut Gank Pegangsaan yang bertajuk “Palestina”, rilisan Logiss Records.
“Pak Tua” (Elpamas – 1991)
Tidak ada yang menyangka lagu dari album “Tato” ini melesat menjadi peluru yang mempopularkan eksistensi Elpamas di industri musik Tanah Air. Berlirik kritis yang menyodok penguasa Orde Baru, hasil ciptaan Iwan Fals (tertulis Pitat Haeng sebagai nama samaran). Keseluruhan vokal dieksekusi oleh gitaris Toto Tewel, yang tadinya justru hanya dimaksudkan sebagai panduan bagi vokalis Elpamas saat itu, Doddy Keswara Katamsi. Namun Doddy konon keberatan menyanyikannya. Komposisi dan aransemen “Pak Tua” sendiri mengingatkan kita akan lagu “’39” milik Queen, yang termuat di album “A Night at the Opera” (1975).
“Percayalah” (Whizzkid 1991)
Whizzkid yang juga merupakan salah satu jebolan “Festival Rock se-Indonesia” (pada perhelatan yang keenam, pada 1991) merekam album debutnya ini di bawah arahan Ian Antono, gitaris God Bless. Berkat lagu “Percayalah” (juga menjadi judul album), nama Whizzkid berkibar kencang di pentas rock dan mengerek penjualan albumnya hingga mencapai 200 ribu keping di seluruh Indonesia. Angka yang cukup mencengangkan saat itu.
“Bersamamu” (Grass Rock – 1992)
Lagu ini lahir dari salah satu karya album terbaik Grass Rock, yaitu “Bulan Sabit” yang dirilis pada 1992 silam via label SKI Records. Walau dikenal luas lewat lagu “Peterson (Anak Rembulan)” dari album pertama, namun “Bulan Sabit” disebut-sebut menghadirkan komposisi-komposisi terbaik Grass Rock. Dan “Bersamamu” adalah salah satu yang dipuja dan dikenang para penggemar band rock asal Surabaya tersebut, yang menghadirkan vokal khas nan ekspresif dari mendiang Dayan Zamachsyarie.
“Biarkanlah” (Anang – 1992)
Walau kini lebih dikenal sebagai selebriti yang aktif di panggung politik, namun Anang Hermansyah sebenarnya mengawali karirnya sebagai penyanyi rock. Sebelum tergabung di grup Kidnap Katrina, Anang sempat meluncurkan album solo debut via Hemagita Records, yang juga memuat lagu “Biarkanlah”. Saat menjalani penggarapannya, Anang berkolaborasi dengan Parlin ‘Pay’ Burman Siburian, mantan gitaris Slank.
“Bayangan” (U’Camp – 1993)
Band ini terbentuk di Bandung, Jawa Barat pada pertengahan era 1980-an, hadir di tengah derasnya dominasi band asal Jakarta dan Jawa Timur. “Bayangan” adalah lagu unggulan dari album debut berjudul sama, yang diproduksi dibawah arahan Ian Antono, gitaris God Bless. Sayangnya setelah “Bayangan”, kiprah U’Camp perlahan cenderung redup. Apalagi setelah dua personelnya, yakni dramer Sandy Andarusman dan gitaris Noviar ‘Ovy’ Rachmansyah hengkang. Masing-masing lantas tergabung di formasi band PAS dan /Rif.
“Sanggupkah” (Andy Liany – 1993)
Walau sempat tergabung di proyek Fargat 727 bersama dramer Ronald Fristianto (Gigi), vokalis Ellfonda ‘Once’ Mekel (eks Dewa) dan gitaris Pay Burman (eks Slank/BIP) pada 1991, namun nama Andy Liany baru benar-benar dikenal luas setelah merilis album debut solonya yang bertajuk “Misteri” via label Win Records pada 1993. Dari album yang juga melibatkan Pay, Ronald Fristianto, bassis Thomas Ramdhan (Gigi) serta kibordis Indra Qadarsih (eks Slank/BIP) inilah melejit lagu terbaiknya, “Sanggupkah”. Sayang perjalanan karirnya sangat singkat. Pada 25 Juli 1995 silam, di usia 31 tahun, Andy meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan mobil di daerah Karawang, Jawa Barat.
“Aku Milikmu” (Dewa 19 – 1994)
Tidak bisa dipungkiri, band inilah yang paling banyak merilis lagu rock balada sepanjang karirnya. Hampir semuanya meraup kesuksesan secara komersil. Tapi kami memilih “Aku Milikmu” yang termuat di album “Format Masa Depan” ini karena terasa paling kental akan distorsi rock di aransemennya. Khususnya jika dibandingkan dengan “Kangen”, lagu rock balada dari album debut yang pertama kali melejitkan nama Dewa 19.
“Find Our Love Again” (Powerslaves – 1995)
Di album debutnya, “Metal Kecil”, unit rock melodius asal Semarang, Jawa Tengah ini sebenarnya menyelipkan dua lagu berkontur rock balada. Satu lagi berjudul “Impian” yang juga merupakan trek favorit penggemar mereka. Seperti judulnya, lirik sekujur lagu “Find Our Love Again” juga disuguhkan dalam Bahasa Inggris. Belakangan, untuk memenuhi permintaan banyak pihak, Powerslaves merekam ulang beberapa lagu terbaiknya, termasuk “Find Our Love Again”, yang sudah dipublikasikan di berbagai platform digital sejak 1 Oktober 2020 lalu.
“Salam untuk Dia” (Voodoo – 1995)
Di album debutnya rilisan 1993 – berjudul “1994” – band rock bernuansa progresif asal Jakarta ini sudah memperdengarkan satu lagu rock balada berjudul “Katakan”. Tapi nama Voodoo baru benar-benar melesat tatkala melepas album kedua, “W.O.B (Wis Ojo Bingung)” pada September 1995. Di situ terselip lagu “Salam untuk Dia” yang memadukan gesekan biola dengan isian solo gitar yang menyayat. Berkat lagu tersebut, penjualan “W.O.B” laris manis di pasaran dan menjadi salah satu album rock paling diburu di masa itu.
“Bawalah Aku”(Boomerang – 1995)
Walau di album pertamanya terorbit lagu unggulan berjudul “Kasih”, namun popularitas Boomerang sebagai salah satu band rock potensial era 90-an baru semakin terpicu saat melepas album kedua, “Kontaminasi Otak (K.O.)”. Di karya rekaman ini, termuat “Bawalah Aku”, lagu yang sampai saat ini tetap menjadi salah satu nomor terfavorit para pemuja band asal Surabaya tersebut.
“Kiranya” (Protonema – 1995)
Bisa dibilang, nasib baik band rock asal Bandung ini tercipta saat mereka merekrut mantan gitaris band pop Java Jive, Widyatmiko ‘Miko’ Nugroho untuk memperkuat formasi mereka menjelang terjun ke industri rekaman. Dan album debut inilah hasilnya, dimana lagu unggulannya, “Kiranya” yang ditulis oleh Miko dan gitaris Sidik berhasil menaikkan pamor Protonema sebagai salah satu band rock yang digemari.
“Bila Engkau Ijinkan” (Hengky Supit – 1995)
Lagu ini termuat di album solo berjudul “Isi Hati”, dimana musiknya digarap oleh gitaris Elpamas, Toto Tewel. Digarap tak lama setelah Hengky mengundurkan diri dari bandnya, Whizzkid. Ciri khas jangkauan vokal yang tinggi serta penghayatan yang mendalam, juga menjadi daya tarik utama Hengky di “Bila Engkau Ijinkan”. Seperti halnya di lagu-lagu Whizzkid. Potensi yang mengantarkannya menjadi vokalis terbaik di “Festival Rock se-Indonesia VI” (1991) serta menjadi penyanyi latar untuk konser Gong 2000 dan Kantata Takwa.
“Biarlah Sepi” (Sahara – 1996)
Lagu yang unik, karena sebenarnya tidak mencerminkan ciri band rock asal Bandung ini, yang sebelumnya cenderung menerapkan tarikan vokal yang melengking. Lagu “Biarlah Sepi” yang sekaligus dijadikan judul album, justru didominasi nada register rendah yang santai, sehingga membuat lagu ini tidak hanya digemari pendengar rock, tapi juga dari kalangan pemuja pop. Boleh dibilang ini adalah album Sahara yang paling sukses.
“Kasih (Jangan Kau Pergi)” (Bunga Band – 1997)
Popularitas lagu ini ‘pecah’ saat dirilis, antara lain lantaran dipicu kematian Galang Rambu Anarki, anak lelaki penyanyi legendaris Iwan Fals yang menjadi gitaris di band Bunga. Album yang memuat “Kasih (Jangan Kau Pergi)” belum sempat dirilis saat Galang menghembuskan nafas terakhirnya. Akhirnya oleh para personel yang tersisa, album debut rekaman Bunga tersebut lantas diedarkan dengan judul “Untukmu, Galang” dan konon angka penjualan kasetnya berhasil mencapai 500.000 keping.
.
Leave a Reply