Unit hardcore asal Malang, Jawa Timur ini menggelinding lagi dengan membawa warna serta kemasan baru ke skena. Lewat sebuah album mini (EP) bertajuk “Unite Diversity” mereka tak segan bereksperimen. Kali ini Excrowded mengombinasikan riff-riff cadas yang terpengaruh band-band dunia seperti Malevolence dan Guilt Trip, dengan nuansa deathcore model Dealer dan Alpha Wolf.
Penggarapan “Unite Diversity” sendiri menghabiskan waktu selama dua tahun, di AA Studio. Sementara untuk penataan suara (mixing) dieksekusi di Griffin Recording Studio. Ada empat amunisi lagu yang termuat di EP tersebut, termasuk rilisan tunggal mereka, “Skyburial” yang dilepas pada akhir Mei 2022 lalu.
Dari segi tema, EP “Unite Diversity” terinspirasi oleh beberapa fenomena kematian yang didasari oleh empat elemen kehidupan di bumi. Salah satunya, “A Blazing Tears” yang membahas aksi pembakaran diri yang dilakukan seorang biksu di Vietnam pada 1963 silam, sebagai wujud protes atas diskriminasi keberagaman.
Proses penggarap EP itu sendiri, menurut penuturan vokalis Hazbi Azmi, gitaris Gilang Akbar, bassis Gianni Maldino Saputra dan dramer Rizaldi ‘Rijadli’ Prakasa kepada MUSIKERAS, berawal dari keinginan mereka membuat sesuatu yang bisa bermanfaat melalui karya musik. Dari situlah mereka memutuskan untuk mengambil konsep kisah kematian dari beberapa negara yang menurut mereka menjadi sebuah pelajaran bagi kita sendiri maupun orang lain.
“Menurut kami, konsep yang kami bikin tidak gampang dan harus berfikir secara normatif, yang akhirnya membuat EP ini digarap cukup lama,” ujar pihak band beralasan.
Saat memasuki proses penggarapan EP, mereka melakukan pembagian tugas, dimana Hazbi fokus sebagai penulis lirik, lalu Rijaldi mengatur jadwal dan mengondisikan tiap personel, Gilang sebagai koki untuk seluruh isian instrumen, dan Dino yang bertugas untuk mencari bahan apa saja yang dibutuhkan untuk EP ini. Mulai dari referensi, sampling, dan sebagainya.
Lalu lebih jauh tentang peracikan musiknya, mereka bertekad menyajikan sesuatu yang fresh di kota mereka, Malang, dengan melakukan eksperimen. Garis besarnya adalah menyatukan kegaharan deathcore dengan hardcore yang enerjik.
“Salah satu pembeda Excrowded saat ini, khususnya di EP ‘Unite Diversity’, adalah kami menggunakan beberapa sampling seperti karakter suara robot, lalu efek-efek suara yang dipergunakan di setiap lagu, yang bertujuan sebagai karakter dan pembeda dari album sebelumnya.”
O ya, sebelum EP “Unite Diversity”, Excrowded yang terbentuk pada 2015 silam ini telah lebih dulu meluncurkan album debut berjudul “Self Control” pada awal Februari 2020, yang diedarkan via GR8day Records. Sejak 1 April 2024 lalu, “Unite Diversity” sudah ditebarkan oleh Thronekill Records di berbagai platform digital. (aug/MK02)
Leave a Reply