Meracik komposisi yang terdengar unik namun tetap gahar menjadi tantangan tersendiri bagi band keras asal Kediri, Jawa Timur ini. Konsep itu, coba mereka terapkan di lagu rilisan tunggal terbarunya, “Di Balik Realita”. Sebelumnya, Snapburn yang terbentuk pada 2014 silam ini telah meluncurkan karya lagu perdana berjudul “Survive” pada 2021 lalu.
Apa yang membuatnya unik? Karena Snapburn melebur beberapa elemen musik sekaligus, yakni rap, emo, elektro dan metal. Lalu selain itu, di lirik, mereka juga berkoar menggunakan tiga bahasa berbeda, yakni Indonesia, Jepang dan Inggris.
“Menurut kami, single ‘Di Balik Realita’ adalah yang paling keren dalam proses berkarya kami,” seru pihak band kepada MUSIKERAS, semangat.
Alasannya, karena mereka benar-benar menyurahkan energi dan daya kreativitas secara maksimal saat penggarapannya. Para personel Snapburn, yakni Max Xaverio (vokal), Mac Adiatma (MC/rapper), Akselza Trigaskara aka Axel CB (gitar), Baiu Ariescy (bass) dan Agung Kris Herdyanto (dram) butuh waktu sekitar dua hingga tiga bulan untuk merampungkan “Di Balik Realita”. Mulai dari melakukan workshop hingga tahapan mixing dan mastering.
“Kami berusaha semaksimal mungkin dalam workshop karena terdapat banyak unsur musik di dalamnya. Kami cukup tertantang bereksperimen di lagu ini. Proses kreatif yang paling lama adalah di saat kami bereksperimen di masalah sound. Membutuhkan waktu lama karena cukup detail mengulas sound dram, distorsi gitar dan bass serta vokal dengan delapan layer track. Dan yang paling detail, sound untuk synth, loop sampling dan string section.”
.
.
Dalam penggarapan “Di Balik Realita”, Snapburn lumayan banyak mendengarkan referensi untuk memperkaya perbendaharaan racikannya. Di antaranya datang dari band-band penganut paham hip metal seperti Limp Bizkit, Rage Against The Machine, P.O.D. (Payable On Death), lalu dari kalangan hip hop model Run DMC, Cypress Hill hingga ke peraung modern metal macam Bring Me The Horizon, Architects dan Wage War.
Konsep ini pula yang lantas membuat “Di Balik Realita” lumayan berbeda dibanding “Survive”. Pembeda yang paling jelas terletak di kadar eksplorasinya. Karena ingin terdengar lebih unik tadi, maka Snapburn juga membumbui lagunya dengan menyelipkan orasi dalam bahasa Jepang di bagian interlude, berlanjut ke elemen elektro, lalu dipertegas dengan patahan breakdown plus pekikan vokal yang gahar.
“Intro yang membuat kaget pendengar karena memasukkan beat punk juga. Kami juga memikirkan detail bagian string section supaya terdengar manis di setiap bagian lagu.”
Dalam waktu dekat, Snapburn juga telah menyiapkan video musik untuk “Di Balik Realita”, dan akan dilanjutkan dengan melakukan tur di seputaran Jawa Timur dan Jawa Tengah sesudahnya. Rencana berikutnya, akan ada satu lagu baru lagi yang bakal menghadirkan sosok vokalis metal yang bisa dibilang cukup ikonik di Indonesia – namanya masih dirahasiakan – serta persiapan perampungan album mini (EP). Target perilisan EP diharapkan bisa diperdengarkan resmi pada awal 2023 mendatang. (mdy/MK01)
.
.