Tentu cukup sulit untuk menemukan karakter baru di zaman sekarang, terutama untuk band yang baru seumur jagung. Hal ini sangat disadari oleh enam pejuang metalcore asal Palembang, Sumatera Selatan bernama Cadenstella ini. Saat meracik komposisi dan aransemen lagu-lagunya, band ini harus dengan cerdik melebur berbagai pengaruh musikal para personelnya yang berbeda-beda.
“Kami banyak menggabungkan musik yang kami dengar selama ini, band-band seperti Bring Me the Horizon, Memphis May Fire, Periphery, Polyphia Architect dan masih banyak lagi,” ujar Cadenstella kepada MUSIKERAS, mengungkap formulanya.
Hasil racikan itu antara lain bisa terdengar di karya rilisan tunggal terbarunya, yang diberi judul “Palms Blood”. Dan trik lain untuk membuat karya lagu mereka berbeda, juga dengan menerapkan penalaan senar gitar yang rendah. Sedikit berbeda dibanding dua lagu rilisan mereka sebelumnya, yakni “Infinity” (14 Januari 2022) dan “Misery” (30 Desember 2022) yang dimainkan menggunakan gitar bersenar enam, di penalaan Drop C.
Kali ini, menurut mereka, komposisi “Palms Blood” dimainkan dengan gempuran nada rendah, dengan riff gitar yang cukup heavy menggunakan gitar senar tujuh, di penalaan Drop A, yang membuat nuansanya sangar dan berat. Tak lupa, mereka juga melengkapi kegaharannya dengan memadukan vokal clean dari vokalis Cadenstella, April Zara dengan vokalis tamu, David Afrizal yang berkontribusi di bagian scream vocals.
Hal lain yang membuat Cadenstella berbeda dibanding band-band metalcore sejenis adalah pemilihan notasi vokal yang cenderung melodius serta penambahan isian dan licks lead gitar yang modern serta tambahan ornamen lain seperti synth, string sections, special effects dan lain-lain, yang membuat “Palms Blood” terdengar megah.”
Bagi band yang juga dihuni Hilman Muhammad (gitar), Hadi Agung Ajatian (gitar), Jemy Paken (gitar), Raka Putra Satria aka Valhyde (bass/program) dan Kemas Ahmad Fauzi aka Puskows (dram) ini, memainkan metalcore memberi tantangan tersendiri dan seru. Tantangan utamanya adalah menuntut untuk tetap disiplin memainkan materi yang dibawakan serta bisa menghadirkan suara yang megah saat beraksi di panggung.
“Secara keseluruhan kami memilih genre metalcore karena bisa menggabungkan karakter clean vocal dan unclean vocal pada materi-materinya sehingga orang-orang awam pun masih bisa ikut nyanyi bersama, serta penambahan breakdown parts yang tentunya bisa mengajak crowd untuk moshing dan headbang bersama.”
Materi “Palms Blood” sendiri disusun oleh Valhdye dengan lirik yang ditulis oleh Agung Ajatian dan Valhyde, sementara untuk aransemen dikerjakan secara bersama-sama. Mereka lalu mengeksekusi rekamannya dari beberapa lokasi, yaitu The Galaxy Homestudio, Dawai Sriwijaya Studio dan Jmypaken’s Homestudio. Sementara untuk mixing dan mastering dipercayakan kepada Hilman Muhammad dengan memaksimalkan perangkat rekaman rumahan yang ada.
Sambil mempromosikan “Palms Blood” yang telah dirilis sejak 16 September 2023 lalu, band yang terbentuk pada 2021 ini juga tengah menggarap materi album mini (EP) yang diproyeksikan memuat 5-6 lagu. Cadenstella berharap tahun depan, EP tersebut bisa selesai dikerjakan, lalu mengedarkannya di platform digital serta memproduksinya dalam format fisik.(mdy/MK01)
.
.