Hampir setahun setelah merilis album debutnya yang bertajuk “Reinkarnasi”, kini band rock modern, Death Distortion yang antara lain dihuni Trison Manurung, vokalis ROXX, merilis single terbaru dari album berisi 10 lagu cadas tersebut, yang berjudul “Terbang Bersama Garuda”.
Lagu tersebut, mengulas kondisi sosial di Tanah Air yang belakangan cenderung tercerai berai akibat isu perbedaan demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Menurut pihak band – seperti yang terurai di press release – pesan yang ingin disampaikan lewat lagu ini adalah perlunya menyatukan barisan, saling menggenggam tangan karena perbedaan itu bukan hambatan, melainkan jembatan harapan cita-cita bersama untuk bisa damai dan kuat. “Dengan single terbaru ini kami berharap bisa memberikan kontribusi positif untuk industri musik Indonesia”.

Mengapa “Terbang Bersama Garuda” baru dirilis sekarang?
“Untuk ingetin publik aja agar masih tetap inget Death Distortion. “karena kami sedang menggarap album berikutnya,” ujar Trison kepada MUSIKERAS memberi alasan.
Sebelum “Terbang Bersama Garuda” yang dikemas dalam komposisi rock modern yang bernuansa etnik Papua, Death Distortion yang juga dihuni gitaris Ega Liong (Blackout), gitaris Wawan Cher (Wolfgangs), bassis Didik Orang (ROXX) dan dramer muda berbakat, Rian Dani, sudah mernah meluncurkan video dari dua single, yakni “Reinkarnasi” dan “Death Distortion”. Album “Reinkarnasi” sendiri diproduseri Ilham Johan bersama Putra Mandala Production (PMPro), label yang juga merilis album “Anthem” milik ROXX.
Menurut Trison lagi, konsep musik di Death Distortion ini sendiri lebih mengacu ke sound-sound metal modern, yang dikerjakan secara keroyokan oleh para personel band. “Jadi ada sesi workshop sebelum rekaman. Referensinya ke album ‘170 Volts’-nya Edane, karena Edane sendiri pun udah nggak pake komposisi seperti itu. Kekosongan itu yang gue manfaatkan,” ulas Trison, yang pernah memperkuat formasi Edane pada periode 2000 hingga 2003, dan terlibat di rekaman album “170 Volts” (2002).
Death Distortion terbentuk pada Agustus 2015 dan langsung mulai menggarap “Reinkarnasi” dua bulan setelahnya. Mereka menggarap rekamannya di Studio La Voice dan di studio Akalliar, sementara untuk proses mixing dan mastering dieksekusi di Putra Mandala Studio. Dan pada Desember 2015, Death Distortion pun memproklamirkan kehadirannya di industri musik keras di atas panggung acara “Indonesian Rock Collaboration” kedua yang berlangsung di Fame Station Bar & Cafe, Bandung. (Mdy)