DEAD BUNNY Lepas Single “Hara”, Sambil Siapkan Album Baru

Setelah melepas album mini (EP) bertajuk “Redemption” pada 2015 lalu, pejuang musik keras asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Dead Bunny, kini bersiap lagi merilis sebuah album penuh. Masih dengan paham experiemental post-metalcore, dan saat ini sudah memasuki tahap rekaman.

“Proses untuk saat ini masih sekitar 45%, (tapi) rencana rilis harusnya tahun ini,” cetus vokalis Zaldi Ariandi kepada MUSIKERAS, mewakili personel formasi terbaru Dead Bunny lainnya, yakni Riza (dram), Rangga (bass), Bobon (gitar) dan Hadi (gitar).

Sebagai pemanasan, baru-baru ini Dead Bunny sudah merilis single pembuka bertajuk “Hara” yang sudah ditebar melalui berbagai kanal media sosial, termasuk YouTube. Kata ‘hara’ sendiri diambil dari nama anak perempuan teman mereka, yang juga berarti ‘bumi’. Proses rekaman “Hara” sendiri berlangsung selama sebulan untuk penggarapan musik dan aransemen. “Take vokal memakan waktu satu malam penuh,” ungkap Zaldi lagi.

Kesibukan para personel di luar kegiatan band menjadi satu-satunya kendala yang memperlambat proses penggarapan album terbaru mereka ini. “Jam kerja tiap personel banyak yang bentrok dan ada di luar kota. Kami juga nunggu mood bagus baru mulai mengerjakannya biar hasilnya nggak asal-asalan.”

Kali ini, para personel Dead Bunny memang ingin memastikan hasil akhir albumnya lebih matang dan total. “Berbeda dibanding album sebelumnya, ‘Redemption’ yang hanya memakan waktu rekaman dua bulan. Album kedua ini kami usahakan lebih teliti dalam segi lirik dan musik. Yang pasti akan sangat berbeda dibanding album kami sebelumnya.”

Permasalahan lingkungan, hal-hal yang terjadi di sekeliling para personel Dead Bunny menjadi sumber ide dan inspirasi dalam pembuatan lirik. Misalnya, mereka menyorot pembuangan limbah di mana mana, hutan yang digunduli dan sebagainya. “Awalnya lagu ini berupa pesan untuk generasi anak cucu kami nanti, permohonan maaf jika nanti tidak ada lagi pohon yang tersisa, udara berubah racun dan tandus di mana-mana. Tapi kami rombak sedikit untuk menyinggung generasi sekarang juga. ‘Apa yang kita sisakan untuk bertahan?’ ‘Apa yang kita wariskan untuk anak cucu nanti?’”

Akhir 2008 adalah momen kelahiran Dead Bunny, yang awalnya didirikan oleh formasi Erwin, Nieko, Wanda, Faisal, Riza. Lalu pada awal 2009, band ini mengalami perubahan personel menjadi Erwin, Nieko, Rizky, Zaldi, Riza dan Rafsan, sekaligus menetapkan nama band menjadi Dead Bunny. Namun, karena merasa tidak cocok dengan pergeseran genre band ini, Nieko dan Rafsan lantas keluar dan digantikan oleh Wima dan Angga. Wima sendiri tak bertahan lama karena harus melanjutkan pendidikan keluar pulau, yang akhirnya digantikan oleh Irfan. Formasi inilah yang kemudian melahirkan album “Redemption”. (Mdy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts