Sepertinya, tak pernah benar-benar ada kata perpisahan dari band rock legendaris asal Inggris, Black Sabbath. Usai mengumumkan perilisan kemasan boxset piringan hitam (vinyl) bertajuk “Ten Year War” serta beberapa rencana perilisan ulang album-album era pasca hengkangnya Ozzy Osbourne dari Black Sabbath pada awal ‘80an, kini band yang hanya menyisakan vokalis Ozzy Osbourne, gitaris Tony Iommi dan bassis Geezer Butler tersebut bakal meluncurkan film dokumenter bertajuk “The End Of The End”.

Film yang disutradarai oleh Dick Carruthers itu sendiri mengabadikan penampilan Black Sabbath di konser terakhir penutup karirnya – yang sekaligus juga merupakan penutup dari rangkaian tur dunia “The End” – yang berlangsung di kampung halamannya, yakni Genting Arena, Birmingham, pada 4 Februari 2017 lalu. Di konser tersebut, Black Sabbath diperkuat dramer additional Tommy Clufetos yang menggantikan posisi dramer asli, Bill Ward yang tidak lagi dilibatkan sejak 2011 lalu.
Film “The End Of The End” sendiri hanya akan ditayangkan sekali di lebih dari 1500 bioskop pilihan di suluruh dunia pada 28 September 2017 mendatang. Lalu beberapa bulan kemudian, film tersebut bakal dirilis dalam beberapa format video bertajuk “The End, Live In Birmingham”. Sutradara Dick Carruthers sendiri sebelumnya telah menorehkan reputasi memuaskan saat menggarap film dokumenter “Led Zeppelin: Celebration Day” dan “Imagine Dragons: Smoke + Mirrors Live”.
“Sejak saya menginjakkan kaki di gedung (Genting Arena) ini, saya merasa bahagia, saya mengeluarkan air mata, kita lihat saja apa yang akan terjadi,” ujar Ozzy Osbourne emosional, sebelum konser berlangsung.
Seminggu sebelumnya, Ozzy menggambarkan hidupnya bersama Black Sabbath sebagai petualangan paling luar biasa. “Salah satu hal yang paling membanggakan bagi saya dari Black Sabbath adalah band ini tidak menciptakan beberapa orang yang merasa besar. Kami hanya empat pemuda yang berkata, ‘Ayo bermimpi,’ dan itu terwujud melebihi dari apa yang kami pernah bayangkan.”
Salah satu alasan Black Sabbath mengakhiri perjalanan karirnya kali ini adalah Tony Iommi. Sejak 2012 lalu, gitaris tersebut telah didiagnosa mengidap kanker yang membuatnya tidak mungkin lagi melakukan perjalanan jauh. Tapi menurut Tony, jika memungkinkan, bisa saja di kemudian hari sekali-sekali ada konser Black Sabbath. “Bahkan mungkin membuat album. Itu semua memungkinkan. Tapi saya tidak tahu apakah itu bisa terjadi.”
Dalam perjalanannya, Black Sabbath selalu identik dengan formasi Ozzy, Tony, Geezer dan Bill Ward. Merekalah yang melahirkan delapan album awal Black Sabbath yang fenomenal, yakni “ Black Sabbath” (1970), “Paranoid” (1970), “Master of Reality” (1971), “Vol. 4” (1972), “Sabbath Bloody Sabbath” (1973), “Sabotage” (1975), “Technical Ecstasy” (1976) dan “Never Say Die!” (1978).
Saat Ozzy dipecat pada April 1979, Tony, Geezer dan Bill lantas merekrut Ronnie James Dio dari Rainbow. Formasi ini sempat pula tur menggunakan nama Heaven & Hell untuk mempromosikan perilisan album kompilasi “Black Sabbath: The Dio Years” pada 2006, karena formasi asli kembali eksis setelah melakukan reuni pada 1997. Beberapa musisi yang pernah terlibat di album rekaman yang resmi menggunakan nama Black Sabbath di antaranya ada Ian Gillan (Deep Purple), Glenn Hughes (Deep Purple), Tony Martin, Vinny Appice dan Cozy Powell.
Saat Black Sabbath merekam album “13” pada Juni 2013 lalu, posisi dram diisi oleh Brad Wilk (Rage Against the Machine/Audioslave). Lalu untuk kebutuhan tur, Ozzy mengajak dramer band solonya, Tommy Clufetos. Sejauh ini, band yang disebut-sebut sebagai pionir genre heavy metal ini telah mencatat angka penjualan seluruh albumnya sebesar lebih dari 70 juta keping di seluruh dunia. Nama Black Sabbath telah dinobatkan di “UK Music Hall of Fame” (2005) dan “Rock and Roll Hall of Fame” (2006). Mereka juga pernah memenangkan dua penghargaan Grammy Awards untuk kategori “Best Metal Performance”. (MK02)
.