DÈTENTION Soroti Keagamaan Sektarian Fanatik

Tahun ini, adalah momen meletupnya amunisi-amunisi terbaru dari Detention, sebuah unit hardcore punk berbahaya asal Palembang. Mereka baru saja menandainya dengan meluncurkan single bertajuk “Cult of Delusionaries”, dimana liriknya masih menyoroti seputar isu sosio politikal, tepatnya fenomena gerakan keagamaan sektarian fanatik yang menjadi salah satu dinamika dan problematika politik dunia kontemporer yang kerap berujung dengan konflik yang tak lagi mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Cult of Delusionaries” sendiri merupakan bagian dari album studio kedua Detention, yang berjudul “Lullabies for A Broken World”. Karya rekaman terbaru mereka tersebut dirilis via RimaumanMusic dan NecrosRecords pada 26 Oktober 2018 ini, dalam format kaset, plus kupon kode unduh. Sementara untuk versi cakram padat (CD) bakal digelindingkan oleh label RestingHell pada November atau Desember 2018 mendatang.

Para personelnya, yakni Perfect Jay (gitar), Bullet (vokal) dan Kenji Error (dram) menggarap rekaman lagu-lagu di “Lullabies for A Broken World” di Blacksheep Studio, Palembang selama sekitar setahun. “Sebenarnya bisa lebih cepat, tapi karena personelnya pindah domisili karena urusan pekerjaan jadi harus disiasati pengerjaannya, terutama untuk proses jamming dan workshop,” ungkap pihak Band kepada MUSIKERAS.

Seperti album sebelumnya, “Youth Detention Program for Reckless Teenagers” (2016), hardcore punk tetap menjadi nadi dari geberan musik Detention. Terutama dari pengaruh-pengaruh dari band-band hardcore punk era ’80 dan ‘90an. “Walau juga melebur elemen musikal lain di luar ranah hardcore punk sebagai bentuk eksplorasi. Tak banyak perubahan secara konseptual (dibanding album pertama), tapi mungkin secara sound di album kedua lebih bersih.”

Oh ya, Detention sendiri mulai menggeliat di kubangan musik ‘bawah tanah’ sejak 2015, yang dibangun para musisi yang sebelumnya atau juga terlibat di band lain seperti ((AUMAN)), Capital Rockers, Hoax dan Against Oppression. (aug/MK02)

Kredit foto: Imam Abdurrahman

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts