Selepas membocorkan dua komposisi bervoltase tinggi, “1312” dan “Balas Libas” tahun lalu, kini peletup keberingasan heavy punk inferno asal Yogyakarta ini melampiaskan lagu rilisan tunggal ketiga dari album mini (EP) yang kini tengah dipanaskan di studio rekaman. Kali ini, bertajuk “Oligarki” dan sudah digulirkan bagai bola api ke skena bawah tanah sejak 20 Januari 2023
Taghardcore punk
SLUGFESS Geber Hardcore Cepat untuk Orang-orang ‘Sesat’
“… Mati enggan two step tak mau, Mati enggan stage dive tak mau…!” Potongan kalimat di atas ada di teriakan lirik lagu terbaru dari band hardcore punk asal Jember, Jawa Timur ini. Berjudul “Sesat” dan telah dilantangkan via platform digital sejak 21 Oktober 2022 lalu. Menurut Slugfess, lirik “Sesat” menceritkan tentang fenomena anak muda yang
WATCHOUT Luapkan Hardcore Elastis di Album “Bless the Rage”
Legiun hardcore yang berbasis di Jember, Jawa Timur ini kembali menggeliat. Sebuah karya representasi musik dan rekapitulasi tuangan kemarahan mereka dalam arus musik hardcore, dilampiaskan lewat sebuah album penuh bertajuk “Bless the Rage”. Sebelumnya, Watchout telah memulai menyulut kemarahan itu lewat lagu rilisan tunggal berjudul “Terjebak Nyata” yang digeber pada April 2021. Serta beberapa lagu
MEMBARA: Antara Hardcore dan Wanita
Menggeber sebuah band dengan memasang sosok wanita di garda terdepan punya tantangan tersendiri. Apalagi jika berkubang di skena yang notabene didominasi audiens pria. Membara, penganut paham hardcore dari pinggiran Barat Bekasi ini paham betul konsekuensinya. Selain tidak mudah mencari sosok vokalis wanita yang akan diajak teriak-teriak di depan kerumunan pria, terkadang juga harus terhadang kendala
Cecar dengan “Misery”, SHATTER Siap Mengoyak Telinga
Karya lagu rilisan tunggal kedua unit hardcore beringas asal Kota Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur ini akhirnya dikobarkan ke ruang publik skena metal. Bertajuk “Misery”, dan didesingkan lewat dentuman mortir d-beat yang dipadukan dengan chaotic hardcore. Makin sarat energi bervoltase tinggi, padat dan tidak mengenal ampun. “Konteks chaotic hardcore dalam ‘Misery’ ini ialah gebrakan bagian demi
Di “Neraca Rimba”, GODPLANT Mengusik Keadilan yang Absurd
Di lagu rilisan tunggal terbarunya yang bertajuk “Neraca Rimba”, unit persilangan sludge metal dan hardcore punk asal Jakarta ini meletupkan konsep yang berbeda. Dibanding karya sebelumnya, “Caruk” yang telah dilepas ke rimba digital pada Juni 2022 lalu, kali ini Godplant tidak berusaha terdengar catchy, melainkan lebih fokus menggambarkan kegundahan perasaan dan kekecewaan setelah menerima perlakuan
‘Ujaran Kebencian’ SERMON HATRED di Jalan Hardcore
… demokrasi omong kosong / jika kritikan ditafsir makar / sila kedua, sila kelima mengamputasi hak azazi / mata pertiwi memerah / anak bangsa bela sungkawa / marwah bangsa entah ke mana / pertiwi dikremasi marwahnya / seperti mayat mati suri … Sejumput lirik di atas adalah muntahan amarah dari unit pendatang baru berpaham hardcore
UNIT GAWAT DARURAT Dibebaskan Tiga Nyawa Hardcore Punk
Terbentuk dan tumbuh di era pandemi, tepatnya di pertengahan 2021 lalu di Yogyakarta. Diawali dua pemuda yang terjebak di dalamnya, yakni vokalis Lukman Aji Santoso serta dramer Nurdin Hidayat, yang tergerak untuk mulai menyusun materi lagu karya sendiri. Dengan kondisi yang terbatas, mereka mencuri kesempatan untuk bisa masuk studio, mengaplikasikan materi-materi yang sudah mereka susun,
Libas Kejenuhan, DEVIANT ROGUE Terjun ke Ranah Hardcore
Kebosanan, di banyak kesempatan, justru bisa mengarahkan seseorang atau suatu kelompok untuk melakukan kegiatan positif untuk mengalihkan perhatian dan untuk membuat hidup menjadi lebih bergairah. Seperti yang dilakukan kuartet musisi asal Purworejo, Jawa Tengah ini. Hasil dari kejenuhan mereka akhirnya melahirkan sebuah band berpaham hardcore bernama Deviant Rogue. Berawal saat memasuki 2021 lalu, untuk menutup
RAW Menghujat Kekerasan Seksual di “What’s Normal”
“When you normalize the things you should be criticizing. Rape, violance, harassment, what’s fuckin’ normal?” Komplotan hardcore punk asal Cipanas, Jawa Barat ini melampiaskan keresahannya terhadap tingginya angka kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual di sekitar mereka, lewat sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “What’s Normal?”. RAW melihat, seolah sudah menjadi hal yang lumrah ketika kekerasan terhadap
EXTREME DECAY Menggerinda Lagi, Rayakan “Year of the Grind”
Seiring dengan meredanya tekanan pandemi, unit pejuang grindcore senior asal kota Malang, Jawa Timur ini pun siap kembali menyalak. Extreme Decay langsung menyambar momentum bagus, dimana band yang terbentuk pada 1998 silam tersebut baru saja meluncurkan sebuah album studio bertitel “Downfall Of A God Complex”. Karya rekaman yang beramunisikan 22 lagu tersebut telah resmi beredar
Protes DISSMISIVE tentang Alkohol dan Hardcore Punk
Hardcore punk bukan sebatas genre musik. Hardcore punk juga adalah sikap dan ekspresi. Seperti yang diterapkan band cadas jebolan UKM Musik Ikabama UMM asal Malang, Jawa Timur ini. Bagi mereka, selain musik, lampiasan lirik pun sangat merepresentasikan Dissmisive, dimana pendengar lagu mereka bisa menemukan sudut pandang yang meneriakkan pemberontakan. Keresahan-keresahan Dissmisive itulah yang dimuntahkan di
DERAU HC Geram, Kini Meneror dengan Hardcore yang Depresif
Tekanan pekerjaan yang hampir tak berkesudahan mengusik para personel unit hardcore punk lintas genre asal Jakarta ini untuk menyalak lagi. Maka lahirlah lagu “Teror on My Sunday”, yang sudah dilantangkan sejak 28 Mei 2022 lalu via jalur distribusi digital Earache Records, label asal Inggris. “Lagu ini terjadi saat personel Derau kumpul dan curhat akan kestresan
Dalam Dua Jam, THE JEMS Puas Ciptakan “Malah Petaka”
Kesempurnaan, hampir selalu menjadi target utama setiap musisi dalam menciptakan karya. Tapi tidak bagi unit hardcore asal Tangerang yang terbentuk semenjak 2020 lalu ini. Khususnya di karya rekaman album terbaru The Jems yang bertajuk “Malah Petaka”. Kali ini, mereka malah mencari ‘petaka’. Karena saat mengeksekusi rekaman delapan lagu dalam album tersebut, The Jems yang diperkuat
Menuju EP, WAKING UP KRAKEN Dibangunkan untuk Ditidurkan Kembali
Ketika band rock asal Surabaya, Jawa Timur ini terbentuk pada malam tahun baru 2011 silam, niat awal didasari harapan para personelnya sebagai sarana untuk menumpahkan segala emosi dalam bentuk karya seni. Waktu itu, Waking Up Kraken (WUK) diperkuat formasi Adria Riswinanda, Aditya Ramadhana, Dio Oktoreno, Ardiansyah Esmondo dan Yudha Prakoso. Namun dalam perjalanannya, ternyata prosesnya
DISHOLD Ingatkan Bencana Akhir Dunia dengan Beringas
Beberapa kali berganti personel tidak membuat berandalan d-beat/neo-crust dari sisi Barat Jakarta ini berhenti menyalak. Sejak terbentuk 2016 lalu, kiprah Dishold terus digulirkan. Hingga akhirnya, pada 24 Maret 2022 lalu, album debut mereka yang berjudul “The Final Day of Disaster” berhasil dirampungkan dan resmi dirilis melalui Greg Mike and Kim Records. Jalan menuju penggarapan albumnya
Baru Lahir, TO FUSED AND FUZZED Langsung Letupkan Dua Komposisi Hardcore
Terkadang, kejenuhan justru bisa membangkitkan gagasan yang positif. Seperti yang dilakoni ‘daun muda’ di ranah hardcore asal Banda Aceh ini. Akibat situasi pandemi yang masih menjebak kebebasan, lima musisi beringas ini pun lantas membentuk band pada awal 2022 agar tetap bertahan relevan. Mereka, yakni Muhammad ‘Bearhead’ Fuad (vokal), Purnama Ramadhan (gitar), Dopan ‘Dope’ Rehayatdyah (gitar),
Kubur Kangaroo Punch, BEAKY BUZZARD Awali Transisi di “Langkah”
Menyambut berakhirnya masa vakum mereka, unit punk bernuansa hardcore asal Malang, Jawa Timur ini mengemas ulang eksistensinya dengan mengubah nama, plus konsep musik dengan suasana baru. Tadinya bernama Kangaroo Punch yang dibentuk pada 2014, lalu diubah menjadi Beaky Buzzard di awal 2022. Lalu untuk menandai agresi barunya, trio yang diperkuat Ninil Rima Linglian Sari (vokal),
SERIGALA MALAM tentang “Bloodlines”: “Kami Makin Liar dan Lebih Bebas!”
‘Pertapaan’ selama lima tahun menggiring kuartet liar asal Yogyakarta ini ke petualangan baru yang seru. Setelah dua karya album penuh sebelumnya, yakni “The Prove” (2010) dan “Hibernate in Harder Pain” (2015), kini konsep musik Serigala Malam meregang bebas, ke arah yang lebih luas dan lebih serius. Seperti yang mereka lampiaskan di album terbarunya, yang bertajuk
Lewat “Semicolon”, HAWTHORN Makin Ekspresif di Jalur Modern Hardcore
Tahun lalu, unit hardcore asal Bekasi ini telah mengumandangkan eksistensinya lewat sebuah lagu rilisan tunggal debut bertajuk “Leave”, dimana mereka lebih mengeksplorasi riff hardcore punk dengan tambahan aksen breakdown untuk menambah ekspresi emosi di lagu tersebut. Tapi kini, Hawthorn mencoba formula berbeda di karya rekaman terbarunya, yang berjudul “Semicolon”. Dari segi musikal, mereka mencoba menyerap
VESSAMENTS di antara Midwest Emo dan Hardcore Punk
Band asal Kalimantan Timur ini mencoba mengembangkan keseruan Midwest emo, hardcore punk serta beberapa sub-genre lainnya dalam membentuk konsep musiknya. Formula itu telah dilampiaskan Vessaments lewat sebuah lagu tunggal demo bertajuk “Pretend Meant Wasted”, yang telah diedarkan sejak 8 April lalu via berbagai platform digital. Adalah dramer Rama Deskha Pratama serta vokalis Febry Ramadhani yang
MEROWISE Rangkum Kegilaan Hardcore/Punk di “Lunatic Change”
Empat lagu yang dimuntahkan hardcore/punk asal Bekasi ini di album mini (EP) debutnya, “Lunatic Change” berkisah tentang segala perubahan gila yang meresahkan. Tema yang sangat terkait masa pandemi yang mendera dan langsung mengubah tatanan kehidupan serta kondisi sosial dari yang semestinya. Segala rasa dan amarah ditumpahkan Merowise dalam komposisi lagu berjudul “Glitter”, “Tipu Dunia Glamor”,
MINIMAL TENSION Luapkan Kemarahan di “Threatened With Despair”
Nama band yang berarti ‘ketegangan minimal’ diumpamakan pelaku musik cadas asal Pontianak, Kalimantan Barat ini sebagai suatu sifat transisi antara hidup yang sedang baik-baik saja menjadi kecemasan. Kurang lebih, kesan itu pula yang mereka kobarkan di karya rekaman lagu tunggal perdananya yang diberi judul “Threatened With Despair”. Minimal Tension yang diperkuat formasi Muhammad Rakha Wibisana