SEVEN STRING ATTACK Rilis Komposisi Gitar yang Kejam

Khususnya di Bandung, geliat para gitaris independen yang tergabung di komunitas Indonesian Guitar Community (IGC) rupanya belum meredup, kendati ada keterbatasan akibat pandemi. Salah satunya yang berhasil memecah kebuntuan adalah Seven String Attack, sebuah proyek musik instrumental berorientasi gitar yang baru dibentuk tahun ini oleh trio Ivan Fabian Devota, Asgien Novrizal dan Dendy Benduh. 

Belum lama ini, trio gitaris tersebut merilis single perdana bertajuk “Write with Tears”, yang menceritakan tentang pendirian grup tersebut di masa pandemi seperti saat ini.

“Musik kami bercerita tentang kesedihan dan carut-marut kehidupan, disajikan dengan pola riff gitar yang kejam, ditambah harmoni pada tema lead atau melodi agar musik yang kami mainkan bisa tersampaikan ke semua pendengar. Referensi musik kami lumayan banyak, mulai dari band sampai gitaris solo seperti Dream Theater, Periphery, Yngwie Malmsteen, Joe Satriani, dan masih banyak lagi,” ujar mereka kepada MUSIKERAS, menerangkan.

Proses kreatif penggarapan single debut Seven String Attack itu sendiri direkam secara mandiri di Devotarock Studio, milik Ivan yang juga sekaligus mengeksekusi teknis rekaman, proses mixing serta mastering-nya sendiri.

.

.

Berawal dari konsep berkarya untuk kebutuhan konten media sosial, menjadi alasan terbentuknya Seven String Attack. Proyek tersebut rupanya berkembang menjadi kegiatan yang semakin serius setelah masuk proses rekaman. “Dan seiring berjalannya, teman-teman dari komunitas juga turut membantu proses penggarapan lainnya sampai berujung kepada pembuatan video klip yang dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.”

Penggarapan video klipnya digarap Seven String Attack lewat jalinan kolaborasi dengan Hades Pictures, rumah produksi besutan Insan AOI dan Uche Dist (founder) yang juga baru dibentuk pada 2021 ini. Pada prosesnya, klip tersebut melibatkan seorang penari kontemporer serta seorang aktor teater untuk mendeskripsikan skenario yang ditulis oleh Ahmad Faisal Imron. Kurang dari tiga minggu waktu yang dihabiskan untuk persiapan pembuatan video tersebut, yang dieksekusi di salah satu studio di Bandung. 

Pengambilan gambar dibuat ‘impresionis’ dan respon penari terhadap karya menggambarkan cerita yang nantinya saling berhubungan dengan karya lainnya dari Seven String Attack. Setelah single ini, berikutnya Ivan, Asgien dan Dendy bakal membuat video playthrough, lalu lanjut ke penggarapan single kedua serta album yang dicanangkan memuat tujuh lagu. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts