Bersama Makhlvk, ETERNAL DESOLATOR Eksplorasi Deathcore yang Lebih Kelam

Pertengahan 2021 lalu, musibah yang berpotensi mematikan semangat telah mendera unit deathcore asal Purwokerto, Jawa Tengah ini. Materi musik yang telah mereka garap hingga sekitar 70% untuk persiapan album kedua musnah lantaran gempuran bengis virus ransomware pada komputer yang mereka gunakan untuk menyimpan data workshop

“Progres album yang sudah cukup terlihat terhenti seketika. Banyak data yang tak terselamatkan, di antaranya data untuk album kedua yang belum kami back-up dengan sempurna. Alhasil, beberapa materi harus kami ulang kembali,” beber pihak Eternal Desolator kepada MUSIKERAS, mengenang tragedi naas tersebut.

Untungnya, semangat tidak pupus dan band yang dihuni formasi Faisal Nur Muhammad Basef (vokal), Steven Sugiarto (gitar), Ananta Seno Aji (gitar), Satria Bangkit Prasetyo (bass) dan Farobi Fatkhurridho (dram) ini bertekad menggarap ulang materi album tersebut hingga kembali mencapai ke titik 70% dari keseluruhan proses penggarapan album. Kendati demikian, Eternal Desolator tidak ingin terlalu tergesa-gesa menuju perilisannya.

“Ada beberapa hal baik secara musikal atau di luar itu yang masih kami kembangkan. Kami belum bisa memberi informasi detail perihal target perilisan, semoga sebelum akhir tahun ini kami sudah bisa menetaskan album tersebut,” seru mereka menegaskan.

Namun sebagai pemanasan, sebuah karya rekaman tunggal baru telah mereka kobarkan ke skena musik cadas Tanah Air. Sejak 17 Februari lalu, sebuah lagu bertajuk “The Inception” telah dirilis, menyusul karya tunggal sebelumnya, “Penumbra” yang diluncurkan pada akhir 2020 lalu. Sama halnya dengan “Penumbra” yang menggandeng musisi lain, kali ini Eternal Desolator mengajak Makhlvk untuk berkolaborasi. Makhlvk merupakan entitas gaib yang membawa substansi musik kegelapan dengan karakter vokal menyeramkan. 

.

.

Ide menghadirkan Makhlvk sendiri sudah dipikirkan band bentukan Mei 2015 ini sejak awal merancang konsep keseluruhan untuk album kedua. Gagasan tersebut selaras dengan ketika mereka menggandeng Dracul di single sebelumnya. “Selain faktor kualitas dan kapasitas musikalnya, pertimbangan kami adalah karakter yang disajikan oleh kedua orang tersebut. Bukan hanya karakter secara personal branding atau image yang mereka bawa, melainkan karakter yang bisa kami kembangkan dalam sebuah story-telling nantinya,  baik dalam single maupun album.”

“The Inception” – dalam konteks musik – juga erat mengacu pada gagasan yang telah mereka susun untuk membangun sebuah story-telling tadi. Dibuat lebih gelap dibanding lagu-lagu Eternal Desolator sebelumnya. Dan unsur blackened deathcore menjadi cukup dominan, didominasi oleh blastbeat tradisional serta sentuhan ambience yang kental. Formula blackened deathcore yang mereka geber kali ini, tidak dipungkiri terpengaruh oleh beberapa publisitas sub-genre tersebut yang masif belakangan ini. Gebrakan band dunia seperti Lorna Shore mereka akui cukup mempengaruhi.

“Namun kami mencoba untuk membedahnya lebih luas lagi dengan menambahkan unsur lain, seperti (misalnya) saksofon. Penambahan instrumen ini (dimainkan oleh Keshawa Uditama) sebenarnya melewati beberapa proses kurasi dari berbagai jenis instrumen yang kami coba sebelum akhirnya kami memilih untuk menggunakannya. Saksofon dalam lagu, secara teknis kami pikir bisa menembus beberapa frekuensi sehingga cocok untuk dipadukan. Dari segi narasi, kami rasa saksofon ini dapat menyampaikan mood romantis sekaligus ironi dalam waktu yang bersamaan.”

Untuk mendukung visualisasi “The Inception”, Eternal Desolator berkolaborasi dengan Saba Studio untuk penggarapan video musiknya, yang diarahkan langsung oleh Farobi Fatkhurridho. Tautan video tersebut bisa disaksikan di artikel ini. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
modern guns
Read More

MODERN GUNS: Merambah American Shoegaze?

Di album mini (EP) terbaru Modern Guns, berjudul “Lost In Absence”, ada suntikan beberapa elemen serta style musikal baru yang cukup menantang.