Dengarkan Keseruan Prog-Metal BUNGA BANGSA di “Prahara Rusaking Jagad”

Ya, Bunga Bangsa adalah nama panggung dari penabuh dram perempuan yang baru akan menginjak usia 17 pada akhir Mei ini. Nama lengkapnya adalah Monica Kezia Bunga Keinanti. Di usianya yang masih sangat belia, Bunga telah mencatatkan rekor MURI sebagai “Remaja Perempuan Penabuh Drum Terlama” – tepatnya selama 22 jam – pada 2021 lalu. Sementara sebagai dramer, kemampuannya tidak main-main. Ia memilih berada di area progressive metal, yang jelas-jelas butuh teknik tinggi dalam memainkannya.

“Bagi saya, genre progressive metal memiliki tantangan tersendiri karena memiliki pattern yang unik dan berubah-ubah sehingga aku lebih leluasa untuk mengeksplorasi karya-karyaku dalam genre tersebut,” seru Bunga kepada MUSIKERAS menegaskan alasannya.

Kini, melanjutkan lagu rilisan tunggal debutnya yang berjudul “Panggrantesing Jagad” (Kesedihan Bumi) yang dirilis pada Januari 2020 silam, Bunga Bangsa kembali memperdengarkan karya keduanya. Kali ini berjudul “Prahara Rusaking Jagad”, yang sudah diperdengarkan secara resmi sejak 25 Mei 2022 lalu.

Sebagai anak bangsa kelahiran Salatiga, Jawa Tengah yang cinta terhadap Tanah Air-nya, Bunga Bangsa menancapkan misi untuk melestarikan budaya, bahasa dan musik tradisional di Indonesia. Ia masih menggunakan bahasa Jawa sebagai lirik dalam lagu terbarunya, dan mengeksplorasi penggunaan beberapa alat musik tradisional seperti gamelan, seruling, kecapi dan kendang yang lantas dibalut apik dalam kesatuan utuh dalam komposisi berkontur proggressive metal yang epik. 

“Prahara Rusaking Jagad” yang berarti ‘peristiwa rusaknya bumi’ bercerita tentang ulah manusia yang memanfaatkan bumi secara berlebihan dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi dan golongannya, tanpa memikirkan dampak panjang terhadap keberlangsungan seluruh makhluk hidup di bumi.

.

.

Saat penggarapan video musiknya, Bunga Bangsa menghadirkan beberapa musisi serta seniman yang sudah berpengalaman untuk berkolaborasi, yakni dua gitaris metal Agung Hellfrog (Burgerkill) dan Hinhin ‘Akew’ Daryana (Nectura) serta Arief (Kapten), Ady Julian (Yovie & Nuno), Artmay Studio Tari dan Kelompok Musik Tradisional Swarantara. 

Sementara untuk peracikan komposisi lagunya, Bunga dibantu oleh Rifki 13, Rizaldy Primayudhi, Andika Wahyu Yulianto, Mahmud Nabiul Ashar serta penulis lirik, Ki Sungadi Hadi Wardoyo.

Jika membandingkan “Panggrantesing Jagad” dengan “Prahara Rusaking Jagad”, menurut Bunga, sebenarnya masih menonjolkan konsep musik yang sama, yaitu peleburan elemen etnik dengan manuver seru progressive metal. Namun di lagu “Panggrantesing Jagad”, musik tradisional yang diangkat adalah gamelan Jawa Tengah. Sedangkan “Prahara Rusaking Jagad” ini lebih mengeksplorasi instrumentasi Jawa Barat seperti seruling, kecapi hingga kendang Sunda.

“Kemudian lagu ‘Prahara Rusaking Jagad’ juga memiliki unsur metal seperti teknik pukulan herta, traditional blastbeat dan lain-lain. Aku menggunakan teknik yang mungkin tidak ada di dalam lagu-lagu yang lain yaitu ostinato dan independent. Teknik tersebut aku gunakan untuk mengimitasi alat musik tradisional ke dalam instrumen dram,” urai Bunga merinci.

Bunga tidak menampik bahwa tantangan dalam penggarapan “Panggrantesing Jagad” dan “Prahara Rusaking Jagad” terletak pada kerumitan menyatukan musik tradisional dengan musik modern, agar menjadi satu kesatuan untuk menciptakan harmoni yang baru untuk dikonsumsi masyarakat dan generasi milenial.

“Mungkin tidak banyak masyarakat yang mendengarkan musik tradisional. Di sinilah tantangan saya untuk mengenalkan budaya Indonesia ke masyarakat dan generasi milenial agar lebih mencintai budayanya,” ujar Bunga yang mengaku banyak mendengarkan band-band mancanegara macam Dream Theater, Slipknot dan Lamb Of God sebagai referensi dalam menggarap lagu-lagunya.

“Prahara Rusaking Jagad” kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, Joox dan Apple Music mulai 27 Mei 2022 lalu. (mdy/MK01) 

.

Bersama (ki-ka) Hinhin ‘Akew’ Daryana (Nectura), Arief (Kapten), Agung Hellfrog (Burgerkill), Ady Julian (Yovie & Nuno)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts