Pada 19 Januari 2021 lalu, grup musik post-rock asal Jakarta ini sudah menancapkan eksistensinya di skena independen Tanah Air lewat karya album mini (EP) debut bertajuk “Launch Forth Into The Deep”. Tapi saat itu, inthebleakwinter hanya sebatas proyek solo dari Janu Rahadi, dramer band psikedelik Kalabiru.
Kini, inthebleakwinter sudah menjelma menjadi band seutuhnya, dengan tujuh personel. Di luar Janu, ada gitaris Rafi Pandito, kibordis/synthesizer Arizha Rombe Datu dan vokalis/gitaris Faiz Aditya Rahman dari band Foreseen, lalu gitaris Izhar Bagus dari Stroller serta bassis Luthfi Ivan dari The Artchemist dan vokalis Rizky Aditya.
Dan kini, sebuah EP kedua sedang menuju ke permukaan. Berjudul “Bliss & Madness Pt. I”, dengan konsep yang baru tercetus saat inthebleakwinter sudah berformasi tujuh personel. Salah satu lagu dari EP tersebut, “Long Road Awaits” lalu dipilih untuk menjadi rilisan tunggal pembuka karena konsepnya sudah mewakili inthebleakwinter sebagai band.
“Karena memang hanya lagu itu yang proses rekamannya bercampur aduk dengan personel baru di tengah produksi. Empat track lainnya masih digarap semua oleh Janu,” ujar pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkapkan.
Tentang konsep “Long Road Awaits” sendiri, urai inthebleakwinter lebih jauh, memiliki substansi yang lebih dalam dari sekadar awan yang terlihat secara kasat mata. Katarsis adalah satu kata yang tepat untuk memberikan percikan imaji di setiap persepsi pendengar. Dentuman dram yang memukul secara gamblang pada awalan lagu memberikan pernyataan kuat mengenai konsep katarsis yang dirangkul erat oleh ritme gitar yang tematik. Rintihan vokal yang dinyanyikan pada pertengahan hingga akhir lagu memberikan makna sebagai pengantar terakhir sebuah perjalanan katarsis dengan makna yang distingtif pada setiap individu.
Saat meracik proses rekaman “Long Road Awaits” di Strangest Studio, Jakarta Timur – termasuk empat trek lainnya yang menyesaki “Bliss & Madness Pt. I” – Janu masih menjalaninya sendiri. Hingga pada awal 2022, Rafi dan Izhar bergabung. Setelah itu, baru mereka berdua yang memberi warna di pertengahan lagu sampai akhirnya, yang kemudian diberi tambahan vokal.
.
.
“Untuk proses kreatifnya, ‘Long Road Awaits’ dan EP ‘Bliss & Madness Pt. I’ benar-benar sangat organik. Gue nggak terlalu banyak mikir pada saat proses pembuatannya. Gue cukup percaya kalo gue ngikutin intuisi gue, gue bisa bikin karya yang jujur dan ‘terasa bener’ di hati gue,” tutur Janu meyakinkan.
Jika dibandingkan dengan konsep musik di “Launch Forth Into The Deep”, menurut Janu bisa dibilang cukup signifikan. Karena memang bisa dianggap proses inthebleakwinter sudah berkembang dari one-man band menjadi tujuh personel band. “Konsep ‘Launch Forth Into The Deep’ adalah proses pendewasaan Janu, yang saat itu masih sendiri memproduksi EP tersebut.”
Lebih jauh tentang konsep musiknya, Janu mendeskripsikan EP “Bliss & Madness Pt. I” keseluruhan lebih mengarah ke ‘Hukum Polaritas’ (Law of Polarity), dimana di setiap hal itu ada sisi positif dan negatif.
“Jadi berdasarkan konsep itu, kami ingin memberikan ‘warna’ yang juga terdengar ‘terang’ atau ‘manis’, namun juga memberikan kesan yang ‘gloomy’ dan juga ‘heartbreaking’. Kami juga berkolaborasi dengan Heartwire (Fachri dari Rekah) untuk trek kelima. Dengan itu, kami berharap kalau musik inthebleakwinter bisa memberi efek katarsis untuk yang mendengarkan, sebagaimana kami juga melalui proses katarsis saat membuatnya,” beber Janu lagi, sambil menyebut band-band luar macam Maybeshewill (Inggris), Caspian dan Russian Circle (AS) dan Delving (Jerman) sebagai acuan racikan musiknya.
“Long Road Awaits” telah diperdengarkan secara luas di ranah digital sejak 25 Januari 2023 lalu, via label STRANGEST. Lalu menyusul bulan ini, EP “Bliss & Madness Pt. I”. (mdy/MK01)
.
.