VEIN OF MOGOT, Keganasan Perang, Perbudakan dan Deathcore

Berawal dari kegelisahan akan perjalanan bermusiknya yang dirasa monoton dan cenderung jalan di tempat, serta kegagalan di band sebelumnya membuat gitaris sekaligus penulis lagu asal Tangerang, Reza Rey Inka Sukma memutuskan harus melahirkan proyek baru. Walau hanya sendirian. Kini lewat Vein of Mogot, band yang didirikannya, Reza mencoba mengembangkan metalcore yang ia geluti sebelumnya, menuju jalur deathcore yang berkonsep lebih ‘heavy’.

Formula itu, kini sudah dituangkan lewat “Romusha”, sebuah album penuh yang beramunisikan delapan lagu. Termasuk di antaranya tiga komposisi rilisan tunggal yang telah diperdengarkan sebelumnya, yakni “Romusha” (30 November 2022), “Ignite” (Februari 2023) dan “In Flames” (April 2023).

Geliat Vein of Mogot sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak awal 2022, namun baru mulai serius digarap pada pertengahan tahun, setelah vokalis Yudra Arkan bergabung. Nama ‘Mogot’ diambil dari nama jalan di Kota Tangerang, Daan Mogot, yang juga merupakan nama seorang pejuang revolusi yang gugur di Tangerang, bernama Elias Daniel Mogot. Nah, senada dengan nama pejuang yang dijadikan identitas tadi, maka tema lirik Vein of Mogot pun sedikit banyak mengangkat tema sejarah, perbudakan, perang serta kritik sosial.

Lalu untuk menebalkan daya ledak musiknya, deathcore yang diterapkan banyak menyerap inspirasi serta pengaruh dari band-band cadas dunia macam Shadow of Intent, Fit for an Autopsy dan Thy Art is Murder. Lagu-lagu mereka didominasi riff-riff cepat nan kompleks serta juga groovy, yang dikombinasikan dengan gempuran blast-beat pada dram serta terapan teknik growl dan scream pada vokal.

“Kami mengidentifikasi musik kami mempunyai ciri seperti down-tuning pada gitar menggunakan tujuh senar dengan tuning drop A dan terdapat breakdown part. Namun disamping itu kami juga mencoba menggabungkan beberapa konsep genre seperti melodic death metal dan black metal,” tutur Vein of Mogot kepada MUSIKERAS.

Lebih jauh, pihak band yang kini juga diperkuat bassis Pradana ‘Piggy’ Gilang Perwira dan dramer Rabiansyah Wijaya ini menunjukkan contoh terapan konsep di lagu-lagunya. Pada beberapa lagu, mereka menyuguhkan nuansa melodic pada solo dan fill-fill gitar, juga isian berupa gitar clean yang memberi nuansa ambience pada beberapa part. Contohnya bisa didengar di lagu yang berjudul “In Flames”, “Romusha”, “Bleeding Soul” dan “Ode to the Fallen”.

Lalu ada riff-riff gitar dengan teknik tremolo picking serta teknik vokal scream yang melengking ala black metal. Selain itu, juga banyak memberi ruang pada bass dengan isian khas yang juga bisa didengar jelas di “In Flames”, “Voyage of Conquest”, “Romusha”, “Downfall of Mankind” serta “Ode to the Fallen”. Yang mana menurut mereka, unsur-unsur tersebut tidak banyak digunakan pada band deathcore kebanyakan. Terutama di Indonesia.

“Sehingga lagu kami terdengar lebih unik dan dinamis. Kami juga mencoba menyuguhkan lagu dengan struktur dan nuansa yang berbeda-beda pada setiap lagu dengan harapan pendengar tidak mudah bosan.”

Secara teknis, dari delapan lagu yang termuat di album debutnya itu, Vein of Mogot menyebut “Romusha” sebagai komposisi yang paling menantang dan menguras tenaga saat mengeksekusi rekamannya. Alasannya, karena dari struktur lagu, durasinya paling lama, tempo dan ketukan yang cepat – terutama pada dram – dan riff-riff gitarnya cukup rumit dari segi teknik. Begitu juga perpindahan vokal antara growl dan scream yang saling bersahut-sahutan.

“Sebagai tambahan, lagu ‘Romusha’ adalah lagu pertama yang kami ciptakan. Ada banyak sekali revisi pada penulisannya, baik dari penulisan riff gitar, dram, bass serta penulisan lirik dan juga konsep musiknya yang memakan waktu sampai beberapa bulan, hingga tercipta seperti sekarang. Bisa dibilang lagu ‘Romusha’ adalah cikal bakal dan sebagai acuan pada penulisan lagu-lagu selanjutnya pada album ini.”

Album “Romusha” kini sudah bisa dilantangkan via berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube serta platform lainnya, sejak Desember 2023 lalu. (aug/MK02)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts