Theatrical Instinct telah memperdengarkan salah satu rangkaian materi untuk sebuah album yang proses pengerjaannya kini tengah berlangsung. Sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “The Decider”.
Tema lirik karya rekaman tersebut menceritakan perjalanan dari pilihan-pilihan hidup seseorang, terlepas dari pengetahuan seseorang tersebut tentang benar atau salah, yang berujung pada konsekuensi dari pilihan itu sendiri.
Peracikan “The Decider”, awalnya diinisiasi oleh gitaris Muhammad Alim, yang lantas disusun dan diaransemen ulang oleh gitaris Raperta Saharza.
Mereka mengeksekusi rekamannya di sebuah studio rekaman rumahan bernama Gravefather Studio, dengan mengacu pada panduan gitar sebagai proses awal rekaman.
“Proses rekaman lagu ini cukup lama, memakan waktu enam bulan karena terkendala pada posisi dram yang sempat ‘kosong’, sehingga penulisannya sangat sulit untuk dilakukan,” tutur pihak band kepada MUSIKERAS, mengungkap kendala proses kreatifnya.
Tidak hanya itu. Tantangan lain yang mereka temui dalam proses rekaman adalah jarak domisili para personel Theatrical Instinct dengan studio.
Band yang juga dihuni vokalis Tengku Tantoni Yahya dan dramer Muhammad Hebron ini tinggal di sebuah daerah bernama Pasir Pengaraian, di Kabupaten Rokan Hulu. Butuh waktu sekitar empat jam perjalanan untuk mencapai studio Gravefather di Pekanbaru.
Maret 2026
Dalam menyampaikan musiknya, Theatrical Instinct masih terpengaruh kuat dari gaya musik Western metalcore, sebuah konsistensi yang sudah mereka pegang sejak awal dibentuk pada 2013 silam hingga saat ini.
Formula itu lantas ditambah dengan pilihan sound yang lebih modern, seperti yang diterapkan di komposisi “The Decider” yang terbilang cukup berbeda dibanding lagu-lagu yang sudah pernah mereka rilis sebelumnya.
“Konsep Western metalcore pada lagu ini direpresentasikan melalui lick-lick dan ketukan dram pada bagian verse dan pre-chorus. Perbedaan mendasar pada lagu-lagu Theatrical Instinct sebelumnya terletak pada komposisi lick yang lebih simpel namun tetap melodik.”
Lebih jauh, dari segi peracikan komposisi dan aransemen, “The Decider” cukup banyak dipengaruhi musik dari band-band mancanegara macam Wage War, Polaris dan Erra.
“Mereka menjadi acuan, baik dari segi lick yang simpel namun tetap melodik, hingga sound instrumen seperti gitar dan bass,” seru Theatrical Instinct meyakinkan.
Mengenai persiapan menuju perilisan album, sejauh ini, mereka mengaku telah merekam empat lagu, dan akan menambah tiga lagu lagi pada Oktober mendatang. Tapi kemungkinan proses rekaman akan dilakukan di studio berbeda, agar tak terkendala jarak.
“Target waktu perilisan album kami adalah bulan Maret tahun depan. Jika tidak ada kendala yang memberatkan seperti sebelumnya!”
Sejak 22 September 2025 lalu, video lirik lagu “The Decider” sudah bisa ditonton di kanal YouTube. Sementara audionya, bisa dilantangkan di berbagai platform digital, termasuk kanal Bandcamp. (mdy/MK01)