Satu lagi band keras siap menggerinda telinga para metalhead di Tanah Air bulan ini. Perkenalkan Scarhead Barricade yang datang dari bumi Palu, Sulawesi Tengah. Pada 3 April 2017 lalu, kuartet grindcore yang dihuni Raynard Batara (vokal), Ayad (gitar), Bebet (bas) dan Andi (dram) ini telah melempar single berdaya ledak tinggi bertajuk “Sampah” yang dapat diunduh gratis melalui halaman portal resmi labelnya, Senggama Records. Lalu pada 21 April mendatang, yang bertepatan dengan perayaan Record Store Day 2017, Scarhead Barricade akan merilis album penuhnya yang berjudul “Earth”.

Penggarapan “Earth” yang memuat 11 nomor cadas itu sendiri telah melalui proses panjang hingga bertahun-tahun, yang dimulai sejak mereka meluncurkan album mini (EP) pada 2013 silam. Disiapkan dengan tertatih-tatih karena kerap terhadang jadwal manggung dan kesibukan lain para personelnya. Selama proses tersebut, kegiatan rekaman pun dicicil hingga akhirnya siap dibaptis tahun ini.
Menurut pihak band yang dihubungi MUSIKERAS, tidak ada perombakan untuk beberapa materi lama yang dimasukkan ke dalam album “Earth”, namun ada beberapa penambahan lagu baru. Lalu, lebih jauh, pihak band mengungkapkan bahwa skena musik keras di daerah mereka menjadi sumber inspirasi utama penggarapan “Earth”, dimana mereka ingin mengedepankan misi untuk menunjukkan kreativitas yang lebih terarah.
“Kami melihat para pelaku seni, khususnya di bidang musik keras di wilayah kami tidak terarah dengan tujuan masing-masing. Dari situ kami mencoba menginspirasikan mereka untuk beregenerasi membuat sebuah pergerakan baru yang lebih mempunyai tujuan agar bisa terus bertahan dan lebih produktif di wilayah Indonesia Timur. Kami menjaga semangat bahwa Indonesia Timur juga bisa,” ulas pihak band via email.
Khusus tentang tema lirik yang mereka kumandangkan, Scarhead Barricade fokus pada permasalahan yang terjadi di bumi, yang lantas menjadi alasan utama menggunakan judul “Earth”. “Awalnya kami hanya ingin mengangkat semua keluhan yang terjadi di lingkungan maupun di negara kami sendiri. Setelah kami rangkum semua isi dari lirik yang ada di album, ternyata permasalahannya sebagian sama persis dengan apa yang terjadi di bumi saat ini. Maksud kami, sekarang bumi ini hampir mencapai batasnya dan tidak ada yang tahu sampai kapan akan bertahan, mari bersama menjaga bumi dan seisinya.”
Salah satu misi itu tertuang di single pemantik headbang, “Sampah” yang dianggap mewakili pesan album keseluruhan. Lagu ini dibuka dengan riff gitar yang agresif lalu disambut dengan suara distorsi liar bass dan vokal yang garang. Dari lirik yang ditulis oleh Raynard, lagu tersebut menyoroti keresahan dan kemarahan seseorang terhadap sampah yang berserakan di ruang terbuka publik yang sepertinya belum menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah khususnya.
Scarhead Barricade memulai invasi kerasnya pada 24 Juli 2010 silam di Palu, dengan mengandalkan racikan grindcore yang dibumbui sentuhan hardcore, plus berbagai referensi cadas dari band-band yang mereka dengarkan seperti Napalm Death, Hatebreed, Slayer, Slipknot serta para pejuang metal dalam negeri macam Dead Vertical, Raja Singa, Seringai, Deadsquad, Kapital hingga Necromancy. (Mdy)