NEARFALL Perjuangkan Hardcore di Palangkaraya

Di Palangkaraya, menggerakkan sebuah band cadas di skena musik lokal terbilang berat. Banyak faktor penghambat. Tapi bagi Nearfall, sebuah unit hardcore belia yang lahir di kota tersebut tidak mau gampang menyerah. Walau proses demi proses terasa berbatu, mereka akhirnya bisa merampungkan sebuah karya rekaman single debut bertajuk “Don’t Talk Too Much”.  

Di lagu ini, Nearfall yang diperkuat formasi Zierykazamtab (gitar), Dekyborn (vokal), Arulfahru (bass) dan Igor (dram) bercerita tentang ego manusia yang melupakan norma hidup untuk selalu berjalan beriringan. Mereka kembali mengingatkan kita agar bisa menghargai semua pertemanan dan persahabatan, yang mulai memalsukan identitasnya itu sendiri.

Proses penggarapan “Don’t Talk Too Much” yang dieksekusi di Mix Dream Studio itu sendiri terbilang cukup lama. Menurut Ziery yang menghubungi MUSIKERAS, keterbatasan waktu antara berkarya dan bekerja lumayan menyita waktu para personelnya. “Kami menghabiskan waktu hampir enam bulan untuk menyelesaikan satu single,” cetusnya.

Hardcore lantas dipilih sebagai kendaraan untuk melepas unek-unek di lirik karena dianggap bisa lebih jujur berekspresi. Paduan referensi musik dari Shelter yang dibalut dengan distorsi a la Biohazard menjadi nadi utama terbentuknya karakter musik Nearfall. “Kami bisa menuliskan segala keresahan kami di lagu kami (lewat musik hardcore), dengan harapan anak-anak kami masih bisa mendengarkan karya kami kelak,” urai Ziery lagi.

Usai perilisan “Don’t Talk Too Much”, Nearfall yang terbentuk pada 25 Mei 2018 lalu ini telah berencana untuk merilis album mini (EP) yang bertajuk “Parodi Sakit Jiwa”. Namun sebelumnya, dua single yang (juga) berjudul “Parodi Sakit Jiwa” serta “Uncontrolled” kini tengah dimatangkan untuk diproyeksikan sebagai single selanjutnya. (aug/MK02)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts