Sebentar Lagi, SSSLOTHHH Kobarkan “Celestial Verses”

Tidak tanggung-tanggung, dua single sekaligus langsung digeber oleh SSSLOTHHH, unit sludge metal asal Bandung yang sudah menggeliat di skena ‘bawah tanah’ sejak sembilan tahun lalu. “Pedestal” dan “March To The Phantom Phase” – dua judul single tersebut – masing-masing telah mereka rilis pada 6 dan 13 Desember 2019 lalu via label Disaster Records.

Kedua karya rekaman baru itu merupakan sinyal kuat menuju perilisan “Celestial Verses”, album terbaru SSSLOTHHH. Sebelumnya, band ini sudah pernah merilis album mini (EP) “Infinite Fracture” (2012) dimana mereka bekerjasama dengan Grieve Records dan WHMH Records dan album penuh “Phenomenon” (2013) dengan Grimloc Records.

Kepada MUSIKERAS, pihak SSSLOTHHH menyatakan bahwa pemilihan kedua single tersebut sebagai pembuka jalan menuju album baru didasari alasan bahwa secara teknis, lagu tersebut belum pernah mereka lakukan di rilisan sebelumnya. “Dan kami rasa, kedua lagu tersebut cukup representatif untuk mewakili pembukaan ‘Celestial Verses’.”

Dalam urusan peramuan musiknya, referensi SSSLOTHHH masih berkiblat pada band-band ngeri macam Neurosis, Russian Circles hingga Tool. Selain itu, sedikit banyak juga ada pengaruh dari referensi Vinsensius “Dede” Widi Sulistya, gitaris dan vokalis SSSLOTHHH, yang mengaku belakangan sering mendengarkan “The Devil’s Walk”, album milik Sascha Ring, produser asal Jerman yang lebih dikenal dengan nama Apparat.

Tapi perubahan yang dirasakan sangat siginfikan di “Pedestal” dan “March To The Phantom Phase” justru terasa di format dua gitaris, yang ditandai oleh kontribusi Angga Kusuma (Asia Minor/Taring) yang mengisi gitar kedua. Setelah berkarir selama tujuh tahun dengan format satu gitar, kehadiran gitaris tambahan membuat musik mereka menjadi lebih padat dari segi sound.

“Cara kami menulis lagu pun jadi terasa berbeda, karena sekarang ada dua gitar. Jadi secara teknis pun banyak sekali eksperimen yang kami lakukan ketika workshop album kedua ini. Selain itu, dari segi grafis pun, artwork sampul kami yang dikerjakan oleh Vidi dari Maternal pun prosesnya cukup menarik. Setelah brainstorming, Vidi memutuskan untuk merepresentasikannya dengan cara dilukis di kanvas besar,” tutur pihak band lagi mengungkapkan.

Dinarson “Dinar” Gandhy, dramer SSSLOTHHH meyakini bahwa proses pembuatan album “Celestial Verses” yang dilakukan di studio di Masterplan untuk sesi instrumen dan Fun House untuk sesi vokal, juga dieksekusi dengan penjadwalan yang lentur. Tidak bersifat terburu-buru, dan tidak ada target tertentu yang dituju. Makanya, kali ini SSSLOTHHH yang juga diperkuat Syahroni (bass) lebih menikmati proses pembuatannya sampai sepenuhnya rampung.

Oh ya, ide nama band sendiri berasal sebutan dalam Bahasa Inggris untuk hewan Kukang, yang merepresentasikan musik mereka, dimana pada awalnya bergerak lambat dan berat seperti musik beraliran doom. Namun seiring berjalannya waktu, konsep musik mereka ubah menjadi sludge metal dan penulisan nama band – yang tadinya ditulis “Sloth” – pun berubah menjadi SSSLOTHHH. (mdy/MK01)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts