Interpretasi Artefak LEMURIAN CODEX dalam Konteks Symphonic Metal

Jika semesta memberkati, pertengahan tahun ini, unit symphonic metal asal Bali ini bakal merilis resmi album penuh pertamanya. Tapi sebelumnya, pada 11 Maret mendatang, Lemurian Codex bakal menghadirkan dua karya single mereka, yakni “Lemurian Manifesto” dan “Sacred Secret Stone” di berbagai platform digital seperti Spotify dan iTunes. 

Lemurian Codex ini sendiri dikibarkan atas gagasan dari Ki Ageng Sapta Mulya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Moel Madness. Di skena death metal, Moel yang juga menulis seluruh lirik serta konsep musikal di Lemurian Codex juga tercatat sebagai vokalis dan pembetot bass band Eternal Madness.

.

.

Tema lirik kedua singlenya tadi, Lemurian Codex mengedepankan tentang konsep konsep kehidupan dan keyakinan bangsa Lemurian sebagai peradaban tertinggi manusia yang disinyalir merupakan nenek moyang bangsa Nusantara, berdasarkan dari temuan artefak di sepanjang kepulauan di Nusantara.

Pada single “Sacred Secret Stone”, Moel menggunakan manuskrip penggalan bahasa Lemurian yang diinterprestasikan ke dalam Bahasa Inggris. “Interprestasi manuskrip bahasa Lemurian ini telah mndapatkan persetujuan dari Lanterha, lembaga meditasi lemurian yang merupakan penghayat dan pengkaji peninggalan bangsa Lemuria di Nusantara,” papar Moel kepada MUSIKERAS, meyakinkan.

“Sacred Secred Stone” sendiri awalnya direkam tanpa vokal bersama enam lagu lainnya pada 2019 lalu, dieksekusi di Sanctuary Creative Studio, Bali. Setelah itu pada Oktober 2020 baru dimulai penggarapan lirik serta perekaman isian vokal hingga ke pembuatan video musik pada February 2021.

Dalam mewujudkan komposisi musik yang sesuai dengan penggambaran lirik, Lemurian Codex banyak mengacu pada olahan para dedengkot symphonic metal seperti Epica, Haggard, Dimmu Borgir, Septic Flesh hingga Arch Enemy, yang kemudian dipadu dengan skala pelog dan seledro ciri khas instrumen tradisi Nusantara.

Selain referensi, Moel juga dikelilingi musisi yang dianggap tepat mengeksekusi lagu-lagu Lemurian Codex. Ada Raden Bambang Sigit Noor Soegeng. SM SE yang lebih dikenal sebagai musisi jazz, yang menguasai instrumen kibord, flute, saksofon, contra bass dan penulis komposisi orkestra.  Lalu ada Anak Agung Ngurah Goya Yamadagni, seorang dramer metal veteran di Bali. Sementara di pengisian gitar, Moel mengajak Demang XXlX a.k.a. Danang Sutani, rekannya di Eternal Madness.

Kini, Lemurian Codex sedang melanjutkan proses penggarapan materi lagu yang telah direkam menuju perilisan album penuh, yang saat ini tinggal menyisakan pengisian vokal serta lirik. (aug/MK02)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts