Pada 17 Juni 2022 lalu, sebuah pengumuman berformat iklan yang tidak biasa termuat di koran cetak bernama Harian Terbit. Tidak biasa, karena infonya bukan tentang hal-hal umum yang biasa kita lihat. Bukan penyiaran tentang perusahaan yang pailit, bukan berita duka, dan bukan pula info pencemaran nama baik. Tapi kali ini tentang… musik metal!
Adalah band keras legendaris Tanah Air, Roxx yang berinisiatif mengeluarkan pengumuman resmi berformat iklan tersebut. Untuk merayakan tiga dekade usia karya debut yang juga bertajuk “ROXX”, mereka berniat ingin menghadirkannya kembali di ranah musik Tanah Air. Rencananya, karya yang kerap pula disebut ‘black album’ tersebut akan diluncurkan paling lambat minggu kedua Juli tahun ini, dalam format fisik.
Tapi demi mendapatkan kualitas tata suara yang otentik, pihak Roxx yang kali ini bekerja sama dengan KamarMusik.id dan Total Metal Music bertekad menggunakan sumber dari master rekaman asli album tersebut. Salah satu alasan kuatnya, karena menurut Pasal 18 di Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014, perjanjian kerja sama atas pemilikan karya yang sudah melewati 25 tahun, seharusnya kembali lagi ke penciptanya.
Nah, kaitannya dengan iklan koran tadi, master album pertama Roxx tersebut ternyata dimiliki oleh Dannil Setiawan, produser eksekutif yang merilis album tersebut pertama kali pada Februari 1992 silam. Namun karena tersandung masalah teknis, dimana Roxx tak bisa menemukan jejak Dannil untuk pengurusan izin, maka langkah penerbitan iklan tadi pun menjadi opsi, agar niat baik mereka diketahui publik secara resmi.
“Karena Roxx ingin menggandakan CD-nya dengan menggunakan master asli, master yang lama atau orisinal, sementara master orisinal tersebut merupakan milik Dannil Setiawan. (Jadi) Ya, minimal suwon-lah ke yang punya master dan sekaligus menutup celah hukum apabila yang bersangkutan suatu hari komplain dengan perilisan ulang album tersebut. Ya, niat baik dari Roxx-lah,” tutur vokalis Roxx, Trison P. Manurung kepada MUSIKERAS, mengungkapkan alasan.
.

.
Album pertama Roxx yang memuat 10 lagu, di antaranya “Gontai”, “Penguasa”, “5 Cm”, “Gelap” dan “Rock Bergema” tersebut pertama kali dirilis oleh perusahaan rekaman PT. Suara Sentral Sejati dan Blackboard Indonesia. Karya yang rekamannya dieksekusi di studio Triple M, Jakarta pada periode Desember 1990 hingga Mei 1992 itu menuai sukses, dan bahkan diedarkan pula oleh label Polygram Internasional di pasar mancanegara.
Di mata Trison, ‘Black Album’ merupakan karya terbaik Roxx, dan diklaim sebagai album berpaham heavy metal Indonesia pertama yang dirilis resmi dan dipasarkan di luar negeri. “Jadi kenapa album ini (harus) dirilis ulang? Ya sebagai tonggak sejarah musik heavy metal Indonesia. Agar anak-anak metal sekarang tahu, mereka bisa menikmati hebatnya musik metal Indonesia saat ini ya atas perjuangan Roxx yang berdarah-darah 30 tahun yang lalu. Dan saat ini, musik metal sudah mendapat tempat yang terhormat di NKRI,” seru Trison lagi menandaskan.
Wartawan dan pengamat musik senior, Denny MR – yang kali ini mewakili KamarMusik.id sebagai produser eksekutif – menyebut ‘Black Album’ sebagai sebuah terobosan besar dalam skena heavy metal Indonesia. Musikalitasnya memiliki ketahanan luar biasa, sehingga terbukti sampai sekarang masih tetap disukai.
“Mereka pionir di genre-nya dan merupakan band metal Indonesia pertama yang albumnya dirilis secara internasional. Gua udah lama banget mendorong album tersebut dirilis ulang agar bisa diserap anak sekarang. Dengar cerita dari teman-teman Roxx, sebenarnya sudah ada beberapa pihak yang mengupayakan, tapi gagal terus. Akhirnya gua eksekusi sendiri,” urai Denny semangat.
Roxx secara resmi tampil pertama kali di depan publik pada 1 April 1987 di Jakarta dengan formasi awal, yakni Trison, Wijaya (gitar), Arry Yanuar (dram), Toni Agusbekti Sutomo aka Tony Monot (bass) dan Iwan Achtandi (gitar). Debut mereka dimulai ketika menjadi runner up di gelaran “Festival Rock Se-Indonesia” pada 1989 versi Log Zhelebour. Single pertama Roxx yang berjudul “Rock Bergema” lantas termuat di album kompilasi “Festival Rock Log Zhelebour 1989”. Pada 10 Agustus 1999, Arry meninggal dunia dan sempat membuat Roxx vakum.
Dalam sejarah musik rock Indonesia, Roxx disebut-sebut sebagai salah satu pelopor pergerakan musik metal di ranah underground di Indonesia. Setelah “ROXX”, mereka selanjutnya merilis album “Nol” (1994), “Bergema Lagi” (2004), “Retake” (2009), “Jauh dari Tuhan” (2013) dan “Anthem” (2017). (mdy/MK01)
.