AMORFATI Bermanuver di “Sacrament”. Lebih ‘Ramah’?

Tiga tahun sejak album debut  “Overdosearth” yang dirilis via Brutalmind Records pada 4 Agustus 2019 lalu, unit death metal berbahaya asal Mojokerto, Jawa Timur ini mengakui telah melalui banyak perubahan. Lewat lagu rilisan tunggal terbarunya, “Sacrament”, pemenang Extreme Moshpit Awards 2020 untuk kategori “The Most Extreme Rookie” ini mengklaim telah berhasil melampaui eksplorasi di karya-karya sebelumnya. Transisi konsep yang dibawa sangat berbeda dari segi musikalitas, lirikal dan bahkan visual. 

“Kami banyak mengalami perubahan, entah dari personel hingga referensi musik,” cetus Amorfati kepada MUSIKERAS, mengawali klarifikasinya. 

Dengan formasi terkininya yang melibatkan gitaris baru, Candra Megah Pratama – melengkapi Afif Wilhem (vokal), Didi Rachman (dram) dan Dian Hidayat (bass) – band bentukan 2019 lalu ini menegaskan tak lagi bergantung pada kecepatan untuk menciptakan agresifitas dalam segi musikal.

“Jangkauan eksplorasi musikalitas kami di ‘Sacrament’ lebih terbuka jika dibandingkan dengan track-track yang ada pada album ‘Overdosearth’. Tak hanya terpaku pada death metal. Amorfati mulai menjadikan genre-genre lain seperti black metal, thrash metal sampai hardcore sebagai referensi dalam pengkaryaan,” ujar mereka lagi, menegaskan.

Lebih jauh, Amorfati merinci musikalitasnya, dimana artikulasi vokal kini terdengar lebih jelas, walaupun masih mengedepankan teknik growl yang berat. Amorfati juga lebih memilih memainkan pola musik yang lebih heavy dan catchy. Karakteristik permainan gitar dan dram pada single ini jelas jauh berbeda dibanding materi-materi di album “Overdosearth”.

Sementara di departemen lirik, penggunaan bahasa Jawa juga tak lagi mendominasi. Afif Wilhem kali ini menulis tentang ‘perjanjian’, tentang peristiwa yang dialaminya sendiri dan mewakili banyak orang luar di sana yang berperang melawan penyakit mental yang mengakar di tubuhnya. “Adalah bagaimana kita berjanji pada diri sendiri untuk tetap melanjutkan hidup sepenuhnya walaupun terseok-seok.”

Tapi seperti ketika merekam album pertamanya, kali ini metode rekaman serta proses kreatif Amorfati saat menggarap “Sacrament” tidak jauh berbeda dari segi teknis. Tahapannya masih sama, dimana mereka masih menerapkan pengaturan jadwal yang terukur, serta kesepakatan untuk saling menjaga emosi dengan baik antara personel. Keseluruhan proses dirampungkan di studio Sonikraft Audio Design, dengan menyerahkan pemolesan mixing dan mastering kepada Andre Wahyu.

.

.

“Tetapi waktu penggarapan single ini kami banyak mengeluarkan waktu untuk riset equipment baru kami untuk mencari karakter (suara) yang benar-benar kami inginkan.”

Amorfati sendiri memulai sepak-terjangnya di skena musik cadas Tanah Air lewat lagu tunggal pertamanya yang bertajuk “Sepakat Sekarat” pada 26 April 2019. Setelah itu disusul dengan peluncuran album debut “Overdosearth”. Sejak awal karir, mereka langsung menggeber death metal tempo cepat yang beringas dengan terapan riff-riff agresif yang dipadu gempuran blast rapat di dram.

Bagi Amorfati, death metal adalah sarana meluapkan kritik, emosi dan referensi musik yang ada di kepala menjadi satu kesatuan yang utuh. Selain itu, death metal juga bisa membawa mereka berjejaring dengan kawan-kawan luar kota. “Tetapi bukan kami yang memilih death metal, tetapi death metal yang memilih kami… hahahaha!”

Sejauh ini, Amorfati telah mencanangkan beberapa rencana jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah melanjutkan proses rekaman untuk menyiapkan perilisan album mini (EP) terlebih dahulu setelah perilisan “Sacrament”. Semua materi sudah siap, tinggal mengeksekusinya di dapur rekaman. Setelah itu, bersiap untuk menginvasi berbagai kota di Indonesia, mengobarkan panggung kembali untuk mempromosikan “Sacrament”. Bahkan jika tak ada aral melintang, tur tersebut bakal meluas sampai ke kawasan Asia Tenggara dan Jepang.

Bekerja sama dengan label dan distributor Demajors Independent Music Industry (DIMI), “Sacrament” dirilis hari ini di seluruh platform layanan dengar musik berformat digital (streaming). (mudya/MK01)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts