INSTEAD Panaskan Album, dengan Tiga Kekuatan Hardcore 

Menuju pelampiasan karya album penuh pertamanya, “Beyond The Eye Can See”, unit hardcore asal Pekanbaru ini kembali memanaskan jalurnya. Kali ini lewat lagu rilisan tunggal ketiga bertajuk “Endless Road”, menyusul dua lagu lepas sebelumnya, yakni “Counting Down” dan “Escape”.

Makna lirik “Endless Road” menceritakan tentang sebuah kejadian yang sering dialami, yaitu kecewa dan ikhlas. Tema tersebut diangkat sebagai sebuah ajakan untuk menerima luka dan kegelapan yang dialami, dan sepatutnya tidak perlu merasa ketakutan dalam menjalani kehidupan. 

Instead sendiri memulai geliatnya pada pertengahan Mei 2018, yang digagas oleh gitaris Abileo Khoirul Mahya Juliandhika Nasution (Abi) dan vokalis Gilang Ramadhan. Lalu beberapa saat kemudian, tepatnya pada Juli 2019, Instead pun menebalkan kekuatan formasinya dengan menggamit gitaris Arie Delvin Beginta Sembiring (Ari) dan dramer Yuda Febriansyah untuk bergabung. 

Sejak awal, hardcore langsung menjadi menu utama di terapan musiknya. Sedikit banyak terpengaruh gaya band-band dunia macam Counterparts, Defeater dan More Than Life. Pengaruh-pengaruh tadi membuat musik hardcore terapan Instead menjadi sedikit berbeda, seperti yang bisa didengarkan di lagu “Endless Road”.

“Ketiga band itu sangat berpengaruh dalam musik hardcore dan menjadi influence bagi banyak band hardcore lain di dunia. Tiga musik hardcore yang sangat berbeda. Juga memiliki masa prime time (kejayaan) yang berbeda,” seru pihak Instead kepada MUSIKERAS, mengurai kualitas tiga band panutan mereka itu.

.

.

Counterparts, di mata para personel Instead, memiliki kecerdasan yang berbeda dalam menulis materi, serta karakter yang kuat dari sang vokalis Brendan Murphy. Defeater juga menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan saat orang-orang membahas paham melodic hardcore atau newskool hardcore. 

“Album ‘Letters Home’ dianggap sangat penting untuk skena melodic hardcore. Lirik yang kuat dengan musik hardcore yang sangat memberi warna baru di era tersebut. Defeater menjadi inspirasi untuk band penerus selanjutnya. More Than Life yang berpengaruh dalam skena emo medio 2000 akhir. Adalah band terbaik dari kancah hardcore kontemporer di Inggris. Musiknya dikemas begitu compleks, dengan karakter vokal yang kuat dan heavy. Tentu, masih banyak band lain yang juga mempengaruhi musikalitas Instead.” 

“Endless Road” diracik Abi, Gilang, Ari, Yuda secara independen di kamar kos seluas 5 x 6 meter dan dengan keterbatasan equipment yang seadanya. Dimulai dengan menulis instrumental musik dan kemudian diteruskan dengan lirik. Proses rekaman dilakukan bukan di studio rekaman, melainkan ruangan kecil milik kerabat yang disulap menjadi studio rekaman untuk merekam vokal. Proses rampung selama kurang lebih dua bulan. 

Secara teknikal, mereka mengakui lumayan kesulitan saat mengeksekusi rekaman “Endless Road”. Khususnya di lini vokal yang mereka sebut cukup rumit. 

“(Kami) Menggabungkan teknik false chord dan fry secara bersamaan, yang sebenarnya juga diterapkan di setiap lagu dalam album ‘Beyond the Eye Can See’. Hal ini yang membuat ‘Endless Road’ terdengar lebih ‘heavy’ ketimbang single sebelumnya. Tidak ada kendala saat proses penulisan instrumen musik. Setiap keterbatasan dalam proses rekaman ini tetap akan menghasilkan karya yang luar biasa. Semoga!”

Tentang album “Beyond The Eye Can See” yang bakal memuat 10 amunisi lagu, Instead menegaskan kini prosesnya sudah rampung. Hanya menyisakan penentuan jadwal rilis yang pasti, yang rencananya membidik slot di Juli 2023. Tapi sebelum mendengarkan keseluruhan album, silakan lantangkan “Endless Road” terlebih dahulu, yang sudah bisa diakses di berbagai platform mudik digital. (aug/MK02)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts