SVAKAPVSARA: “Black Metal Memanggil Kami!”

Setelah memperdengarkan “Menyibak Derita” pada Januari lalu, kini Svakapvsara menutupnya dengan album mini (EP) bertajuk “Tak Ada Maaf”.
svakapvsara

Svakapvsara menyebut “Tak Ada Maaf” menjadi wajah generasi 1998 memandang tragedi berdarah yang menimpa Indonesia di tahun tersebut.

Vokalis sekaligus pembetot bass Tendi Munte mengungkapkan, bahwa ia lahir 1998, dan cuma mendengar informasi Indonesia pernah di titik mengerikan. Informasi yang ia dapatkan dari buku, artikel di internet maupun melalui lagu-lagu yang ia dengarkan.

“EP ini adalah bagaimana aku dan teman-teman Savakapvsara berupaya untuk membaca zaman sekaligus merawat ingatan,” ujar Tendi, yang sekaligus bertanggung jawab dalam penulisan lirik.

EP debut Svakapvsara ini beramuniskan empat komposisi lagu ekploratif, yang dibalut sentuhan elemen old school thrash/heavy metal, neo-crust, hingga sesi post-rock yang mereka sebut masih dalam koridor black metal.

Empat lagu tersebut adalah “Nyanyian Sunyi”, “Menyibak Derita”, “Tiga Nihilis Skeptikal” dan “Buku dan SS1”.

Konstruksi penulisan lirik-lirik di “Tak Ada Maaf” sendiri sangat terpengaruhi oleh gaya penulisan Addy Handy Mochammad Hamdan aka Addy Gembel (Forgotten) di album “Silalatu” (18 Desember 2020) yang lugas, vulgar dan minim kiasan.

Contoh vulgarnya bisa dilihat dalam track “Tiga Nihilis Sekptikal”;“Marwah reformasi yang dikhianati bekas para martir kini jadi abdi”.

Selain itu, Wiji Thukul juga berperan penting pada penulisan lirik “Nyanyian Sunyi” yang terinspirasi dari pelarian hidup dan puisinya “Sajak Suara”; “Nyanyianku tak akan pernah bisa untuk diredam. Nyanyianku tak akan pernah bisa untuk binasa”.

Quarterlife Crisis

Materi musik EP “Tak Ada Maaf” sendiri sebenarnya dibuat dalam rentang waktu yang tidak bersamaan. Lagu “Nyanyian Sunyi” tadinya merupakan bagian dari proyek EP pada 2021 lalu, namun ‘gagal’ lantaran terjegal masalah penyimpanan data.

“Jadi lagu ini direkam ulang di tahun 2024 awal dengan tema, judul dan lirik yang baru sesuai dengan EP ‘Tak Ada Maaf’,” cetus pihak band kepada MUSIKERAS menjelaskan.

Sementara tiga lagu lainnya, dibuat sekitar 2023 lalu. Tema EP keseluruhan mereka rancang lalu disetujui di akhir 2023, yang mengangkat sejarah kelam Indonesia di 1998 silam, masa pergantian kekuasaan presiden.

Proses rekaman keempat lagu yang dilakukan di Barkah Studio, menurut para personel Svakapvsara, cukup menantang. Apalagi di tiap lagu saat rekaman, ada beberapa bagian yang digubah. Namun mereka mengakui, prosesnya menjadi lebih mudah dengan kehadiran Dzul Fawaid Ahmad sebagai co-producer. “Dia keren!”

Lalu apa esensi black metal yang menjadi benang merah konsep musikal dari band asal Semarang, Jawa Tengah ini?

“Alasan sederhana kenapa kami mengusung black metal karena black metal yang memanggil kami,” cetus mereka meyakinkan.

svakapvsara

“Black metal memanggil saat kami di masa quarterlife crisis. Ketakutan akan masa depan, belum lulus, kebencian terhadap tokoh-tokoh politik yang memuakkan, dan lain-lain.”

Tapi mereka juga mengakui, mereka belum merasakan keunikan dalam racikan musiknya. Tendi Munte, dramer Faisal Haqiqi dan vokalis/gitaris Zulfi Khoirul berasal dari latar belakang dan memiliki perjalanan mengenal musik yang berbeda.

“Ada yang memang pernah ngeband metal dan ada juga yang hanya menyukai musik punk sebelum berada di Svakapvsara. Jadi untuk band sejenis kami sedikit generik, tetapi ada part dari warna musik metal lain yang kami masukan ke materi kami.”

Beberapa band mancanegara yang mereka campuradukkan sebagai referensi, di antaranya seperti Watain, Pure Wrath, Bloodbath, Emperor, Inferi, Saor, Agalloch, Gorgoroth hingga Motorhead.

EP “Tak Ada Maaf” dapat diakses di berbagai digital streaming platform sejak 3 Juli 2025 lalu. (mdy/MK01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts