FALLEN TO PIECES Semburkan Konsep Mencekam

Entakan distorsi hardcore yang diberi suntikan metal yang kental bernuansa mencekam sekaligus melodius menjadi darah segar yang membanjiri sekujur album penuh “Faktamorgana”, karya rekaman terbaru dari unit hardcore/metal asal kota Malang, Fallen To Pieces.

“Faktamorgana” sendiri merupakan jawaban dari penantian panjang, sejak mereka melepas tiga single pembuka; “Napaaga” dan “Singa Yehuuda” (2015) serta “Menuju Anarki” (2016). Album kedua tersebut telah resmi dirilis dan didistribusikan oleh label Forget The Pain.

Kepada MUSIKERAS, Fallen to Pieces mengungkapkan bahwa sebenarnya, mereka mulai menggarap “Faktamorgana” di AA Studio, Malang sejak 2013 silam, dan baru bisa dirampungkan pada akhir 2018. Banyak faktor yang menjadi kendala di sepanjang prosesnya. Antara lain dengan adanya pergantian di lini dram.

“Pergantian (dramer) dari Ferry kemudian ke Iwan, lalu Joshua mempengaruhi. Iwan (sudah) kami perkenalkan waktu rilis single ‘Menuju Anarki’, tapi beliau tidak bisa berkomitmen penuh karena ada kesibukan dengan pekerjaan dan band lainnya, akhirnya memutuskan keluar dari band,” ungkap band sedikit menyayangkan.

Untungnya, Joshua (Uppercut, Children Of Terror) yang masuk melengkapi kekosongan dianggap cocok memperkuat kebutuhan Fallen to Pieces. “(Karena) skill bisa diasah, tapi karakter personal yang bisa cocok dengan personel lain itu yang sulit.”

Sebelas trek yang dicecarkan di “Faktamorgana” menganut corak musik yang sangat berbeda dibanding album pertama Fallen to Pieces, “Holy Son” (2011). “Sangat ‘lari’,” cetus mereka menegaskan. Kali ini, referensi mereka banyak terserap dari band-band awal dan pertengahan 2000an, seperti Rammstein, Mastodon, In Flames, dan lainnya.

“Sebenarnya, kami (sudah) coba perkenalkan perubahannya di single ‘Napaaga’ beberapa tahun lalu, harapannya single itu menjadi sebuah jembatan kami ke album kedua akan seperti apa…. Meski jujur, masih belum sempurna. Tapi sebagai sebuah proses kami rasa akan terus bisa menekan kreatifitas kami untuk album berikutnya. By the way, (kami) udah siapin beberapa lagu untuk album ketiga!”

Dalam album “Faktamorgana”, Fallen To Pieces juga mengajak beberapa rekan musisi lain untuk berkolaborasi, seperti Molly yang ikut menyumbangkan suara di lagu “Singa Yehuuda”, Andrew (Mansfield, Aliansi Kiri) dan Gigih Praseta (Good Boy Jimmy) yang mengisi intrumen piano di komposisi “Menuju Anarki” serta Sigit Prasetio (Ostribe, Hutan Hujan) yang menyumbangkan “Outro” sebagai penutup album.

Dibentuk pada 2007 dan telah mengalami beberapa kali bongkar pasang personel, Fallen To Pieces kini beranggotakan Fekky Jaya Saputra (vokal), Indra Zulkarnain (bass), Yunuz “Nouzed” Anwar (gitar), Rudi “Gareng” Hartono (gitar) dan Joshua. Sampai detik ini, Fallen To Pieces masih tetap rajin menyambangi berbagai panggung di dalam hingga luar kota dan terlibat di berbagai proyek musik. Pada 2017, Fallen To Pieces menjadi bagian dari line-up festival Rock In Borneo dan masuk dalam lingkaran 30 Besar di ajang Wacken Metal Battle Indonesia 2018. (mdy/MK01)

.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts