Salah satu kota budaya di kawasan Jawa Tengah dan Indonesia, yaitu Solo, telah mencatatkan sejarah penting dalam pergerakan industri musik di Indonesia. Setelah 48 tahun, telah terjadi kembali pertemuan antara dua band rock legendaris dari dua negara berbeda. Deep Purple dari Inggris dan God Bless, maestro rock kebanggaan publik Tanah Air.
Pada 10 Maret 2023 lalu, gedung Edutorium UMS menjadi saksi pertemuan fenomenal tersebut, dimana kedua band berbagi panggung, saling melampiaskan energi rock yang terlihat nyaris tak terhambat usia, di depan sekitar 7000 pasang mata kerinduan yang datang dari berbagai daerah.
Sebelumnya, sebenarnya Deep Purple sudah tiga kali menggelar konser di Indonesia. Pertama kali pada 1975 silam, lalu datang lagi pada 30 April 2002 dan 13 April 2004. Semuanya berlangsung di Jakarta. Nah, tapi khusus di Solo ini, memang diniatkan sebagai reuni pertemuan Deep Purple dan God Bless, yang sebelumnya pernah terjadi pada 5 Desember 1975 silam.
Kala itu, keduanya dipertemukan sepanggung di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Deep Purple singgah dalam rangka mempromosikan album studio ke-10 mereka, “Come Taste the Band”, sementara God Bless baru saja merilis album perdananya, bertajuk “God Bless” dengan lagu unggulan “Huma di Atas Bukit”, “Rock di Udara” dan “Setan Tertawa”.
Di Edutorium UMS, secara resmi God Bless kembali tampil menjadi penampil pembuka. Namun kenyataannya, ketika lagu kebangsaan “Indonesia Raya” usai dikumandangkan, pihak Rajawali Indonesia sebagai penyelenggara menyuguhkan menu kejutan dengan menghadirkan Soneta, grup band besutan Haji Rhoma Irama, sang Raja Dangdut Indonesia. Walau berlabel dangdut, tapi racikan musik band yang bisa dibilang seangkatan dengan God Bless ini terpengaruh kuat akan elemen rock dari Deep Purple. Malam itu, dengan formasi lengkap, Soneta membawakan lagu “Nafsu Serakah”, “Seni”, “Badai Fitnah” dan “Hari Berbangkit”.
God Bless yang tahun ini tepat berusia 50 tahun membuka aksi panggungnya lewat alunan lembut lagu “Huma di Atas Bukit” dari perangkat sequencer. Setelah itu, formasi vokalis Achmad ‘Iyek’ Albar, gitaris Ian Antono, kibordis Abadi Soesman, dramer Fajar Satritama serta bassis Arya Setyadi langsung menggebrak lewat deretan lagu keras seperti “Musisi”, “Bla Bla Bla”, “Kehidupan”, “Cermin”, “Anak Adam”, “Semut Hitam”, “Trauma” serta selipan lagu rilisan solo Iyek, yakni “Bis Kota” serta “Bara Timur”, karya rekaman Gong 2000, band sampingan Iyek, Ian Antono dan bassis Donny Fattah di luar God Bless.
Ada perbedaan mencolok di penampilan God Bless kali ini. Mereka terkesan lebih beringas, menggasak habis-habisan staminanya secara maksimal, demi memuaskan para penggemarnya. Momentum 50 tahun dibuat sangat istimewa, ditambah lagi dengan kehadiran Deep Purple. Jadi berbeda dengan penampilan God Bless sebelumnya selama beberapa tahun terakhir, kali ini mereka mengedepankan nomor-nomor kencang nyaris tanpa jeda, dan hanya ‘ambil nafas’ di dua komposisi enteng, yakni “Panggung Sandiwara” – lagu dari rekaman solo Iyek – dan “Rumah Kita”.
Deep Purple yang menjadi menu utama menghadirkan formasi terkininya, yang digerakkan tiga musisi warisan MK II, yakni Ian Gillan (vokal), Roger Glover (bass) dan Ian Paice (dram), plus kawalan kibordis Don Airey serta Simon McBride, gitaris band Sweet Savage yang masuk mengisi kekosongan di lini gitar setelah Steve Morse mengundurkan diri secara permanen pada 23 Juli 2022 lalu.
Diawali lagu enerjik pembuka, “Highway Star” yang merupakan salah satu karya terbaik dari album “Machine Head” (1972). Masih dari album yang sama, Ian Gillan dan bandnya juga menggeber “Pictures of Home”, “Lazy”, “Space Truckin’” serta lagu anthem “Smoke on the Water”. Di luar itu ada nomor “When A Blind Man Cries”, “Anya”, “Perfect Strangers”, “Hush” dan ditutup dengan “Black Night”. Tapi di antaranya ada selipan dua lagu baru, yakni “No Need to Shout” dan “Nothing at All” dari album “Whoosh!” yang dirilis pada 7 Agustus 2020 lalu.
.

.
Penampilan Deep Purple kali ini, secara keseluruhan disuguhkan dalam koridor ‘aman’. Kualitas vokal Ian Gillan yang tidak lagi mampu menggapai nada-nada tinggi tertutupi oleh performa musikalitas personel lainnya yang masih solid, plus racikan tata suara yang keras namun sangat rinci, dengan takaran bunyi antar instrumen yang seimbang. Sangat nyaman di kuping.
Tentunya, kehadiran gitaris baru, Simon McBride cukup menyita perhatian. Karena pastinya, penggemar setia Deep Purple ingin melihat bagaimana ia mengeksekusi warisan Ritchie Blackmore di sebagian besar lagu yang dimainkan malam itu. Dan ternyata, seperti halnya saat Steve Morse atau Joe Satriani memperkuat formasi Deep Purple, mereka tetap berusaha menjaga bagian-bagian tertentu yang sudah ‘mendarah-daging’ di ingatan pemuja band tersebut. Khususnya di komposisi ikonik seperti “Highway Star” atau “Smoke on the Water”.
“Tidak ada yang bermain sama seperti aslinya setiap malam (di panggung). (Tapi) Bagian yang ingin didengar penggemar adalah yang paling penting,” ujar Ian Gillan saat menjawab pertanyaan media di konferensi pers, sehari sebelumnya.
“Memainkan solo lagu seperti aslinya adalah menghormati musik yang membekas di hati penggemar. Tidak perlu meniru not per not, tapi (mempertahankan) bagian penting yang dikenal banyak orang, itulah cara Anda melakukannya. Ini adalah tentang (menaruh) rasa hormat,” seru Ian Paice menimpali.
Namun di sisi lain, setiap gitaris pengganti juga merasa perlu meninggalkan warisannya sendiri. Dan malam itu, Simon pun melakukan itu di beberapa lagu, seperti halnya yang diterapkan Steve Morse atau Joe Satriani saat menghuni Deep Purple.
“Dia (Ritchie) meninggalkan warisannya, dan (gitaris) yang lainnya juga meninggalkan warisannya sendiri,” kata Ian lagi. “Menciptakan bagiannya masing-masing dalam band ini. Itu yang penting. Simon melakukan tugas yang sangat luar biasa!”
Hajatan bertajuk “Deep Purple World Tour 2023” itu sendiri semakin berkesan dengan kehadiran Presiden RI, Joko Widodo serta beberapa petinggi negara seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf serta Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno.
Malam yang menyenangkan, sekaligus menorehkan sejarah baru yang sangat berkesan. (mdy/MK01)
.
.