BRADFORD Lampiaskan EP Baru yang Dramatis

Setelah melakukan perombakan personel hingga sembilan kali, akhirnya unit melodic hardcore asal Bandung ini merasa telah mendapatkan formasi yang tepat. Paling tidak untuk kebutuhan karya-karya terbaru mereka, yakni sebuah album mini (EP) bertajuk “Impact of Complexity” yang telah dilepasliarkan sejak akhir Januari 2023 lalu. 

Bradford yang terbentuk sejak 2013 lalu menyebut “Impact of Complexity” yang beramunisikan lima komposisi tersebut dieksekusi dengan penuh emosional, diangkat dari kegelisahan dan kecemasan, namun dituangkan dalam komposisi yang mudah didengarkan.

Proses pembuatannya sendiri dimulai pada 2019 lalu, yang digulirkan formasi Rizkiaday ‘Aday’ (gitar), Alif ‘Alive’ Rizaldy (gitar), Willy Rizki (bass), Arvin ‘Notyou’ Renaldy (vokal) dan Deri Hendri (dram), secara bertahap melalui lagu rilisan tunggal pertama berjudul “Anxiety”. Kemudian, penggarapannya dilanjutkan lagi pada 2022.

“Sebenarnya waktu ideal pembuatannya hanya tiga bulan, cuma segala kesibukan yang menyita waktu membuatnya lambat, karena memang disengaja dengan proses yang santai. Kami menggarap EP kedua ini secara mandiri, segala sesuatunya dikerjakan sendiri dengan memaksimalkan gear yang kami punya,” tutur Bradford kepada MUSIKERAS. 

Ada hal menarik dalam pembuatannya, karena kali ini Bradford diperkuat formasi baru yang dramatis perekrutannya, dilakukan di tengah proses penggodokan materi “Impact of Complexity”. Karena beberapa musisi yang mereka libatkan ternyata tidak sanggup dan menyatakan hengkang, sehingga membuat prosesnya berlarut-larut. 

.

.

“Terbilang lama dan santai karena kami harus memiliki kecocokan secara musikalitas dan teknisnya. Contoh, bassis kami maju menjadi vokalis, dan gitaris kami baru mulai adaptasi dengan musik ini, sehingga formasi ini baru mulai cocok dan dapat melakukan garapan yang sempat tertunda. Kesulitan yang kami rasakan mungkin hanya (urusan) teknis gear, seperti vokal dan dram yang sempat retake di studio lain. Karena beberapa equipment kami baru saja mengalami kerusakan.”

Sebelum “Impact of Complexity”, Bradford sudah lebih dulu melepas EP perdana, yakni “My Earth Not Hear” yang dirilis pada 2017 oleh label independen asal Malang, Spires Records. Awalnya, sempat memeluk paham hardcore sebelum beralih ke melodic hardcore pada 2014. Karena kebetulan pada era itu, sepertinya belum banyak band melodic hardcore yang menggeliat di skena Bandung.

“Kami memilih jalan ini karena menyesuaikan dengan apa yang kami rasakan. Mulai dari bentuk emosional, amarah, keresahan, broken heart dan juga (masalah) bipolar. Kami tuangkan konsep ini di dalam album pertama kami secara konsisten hingga saat ini. Dan ‘Impact of Complexity’ ini adalah bentuk dampak dari beberapa pengalaman kehidupan yang baru saja dialami dengan penuh penyesalan.”

Tapi dalam urusan peracikan musiknya, Bradford mengaku sedikit banyak terinfeksi karya-karya musik dari band dunia macam Counterparts, Capsize dan Hundreth dari AS, Napoleon (Inggris) serta beberapa hasil eksperimen dari referensi acak, dari musik-musik yang mereka dengarkan di mana pun. 

“Impact of Complexity” yang memuat lagu “Shades Of Fade”, “Tragedi”, “Tajam”, “Anxiety” dan “Her Anymore” telah dirilis dalam format fisik cakram padat (CD) serta di beberapa platform digital. (aug/MK02)

.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
worthless
Read More

WORTHLESS: Dari Rasa Sakit Menjadi Duka

Dengan formasi terkini, Worthless tunjukkan kematangan dalam meramu karya yang penuh intensitas, lewat sebuah album mini (EP) terbaru.