BUILD DOWN TO ANATHEMA Bangkitkan Hardcore Pemersatu

Akibat kekosongan pada lini vokal dan gitar, Build Down to Anathema (BDTA) sempat tak lagi menjadi prioritas bagi personelnya yang tersisa. Selama kurang lebih enam tahun, band asal Makassar, Sulawesi Selatan yang terbentuk pada Juli 2010 ini vakum, tersisihkan oleh kesibukan para personelnya masing-masing. 

Tapi sebuah keriaan panggung bertajuk “1 Dekade Frontxside” bisa dibilang telah mengubah kondisi stagnan tersebut. Di hajatan yang berlangsung pada Juni 2022 lalu itu menjadi titik lanjut perjalanan BDTA berikutnya. Dengan dukungan hanya tiga personel, dan tanpa ekspektasi apa pun, panggung ternyata tiba-tiba menjadi sesak. Moshpit meliar, stage-dives hingga sing along di semua lagu yang mereka tumpahkan, yang dicomot dari album mini (EP) mereka, ”Eksistensi”, rilisan 12 Mei 2012 silam. Gigs itu menjadi cukup emosional bagi mereka. 

Euforia itu berlanjut. Terlebih mengalirnya dukungan dari rekan-rekan terdekat sampai yang terjauh seakan menjadi energi dan semangat untuk melanjutkan kembali perjalanan BDTA. Lalu, dua personel baru, yakni Andi ‘Endi’ Juneidi (gitar) dan Fajar Rahmatu (vokal) datang menyuntikkan darah segar, melengkapi formasi Nugraha ‘Udi’ Pramayudi (bass), Raditya ‘Radit’ Erlangga (dram), Akhmad Reza Yuspa (gitar). 

Pondasi yang lebih kuat serta ide, semangat dan warna yang baru dan berbeda menjadi vitamin baru BDTA untuk berkarya. Hasilnya, sebuah lagu rilisan tunggal bertajuk “Dedikasi” berhasil mereka rampungkan dan dilepasliarkan ke skena pada 16 April 2023 lalu.

.

.

Proses penggarapan “Dedikasi”, menurut tuturan BDTA kepada MUSIKERAS, berlangsung cukup sederhana. Diawali tahapan bertukar pikiran (brainstorming), terutama tentang tema dan referensi musik yang akan dijadikan acuan buat lagu tersebut.

“Proses merekam cukup singkat karena sebenarnya ‘Dedikasi’ adalah salah satu track yang hampir rampung di masa sebelum kami hiatus. Jadi hanya butuh penyesuaian lirik dan karakter vokal yang baru. Jadi bisa dibilang lagu ini lumayan sering kami bawakan secara live di gigs di masa-masa periode 2013-2016. Untuk proses rekaman dram dilakukan di Loe Joe Studio, bass dan gitar di Swaraslebor Siku Ruang Terpadu dan vokal di Celestial Studio,” papar BDTA mengungkap prosesi produksinya.

“Dedikasi” sendiri dibuka dengan intro permainan gitar, kemudian disambut dengan suara kolektif meneriakkan lirik ‘Kita tetap berdiri, tetap di sini demi hari nanti’, yang menjadi semacam seruan dan pengingat. Lalu entakan dram stomp n’ go, garukan gitar power-chord modern plus isian vokal ala Jeremy Bolm dari band post-hardcore asal AS, Touché Amoré. Dengan perubahan dinamika crescendo pada bagian verse akhir, terapan tempo syncope, beat meningkat dan menjadi bagian paling klimaks yang dipadu-padankan dengan vokal utama dan gang vocals yang saling bersahutan. 

Hardcore masih menjadi benang merah dari konsep musik BDTA di “Dedikasi”. Kurang lebih senada dengan materi-materi lagu yang mereka semburkan di EP “Eksistensi”. Tapi kata pihak band lagi, secara musikal hardcore itu sendiri sangat beragam. Pada era awal saat mereka membentuk BDTA, para personelnya punya referensi band hardcore yang berbeda-beda. Walau pada saat mulai berjalan, kecenderungan mereka mengarah pada tema-tema musik beatdown hardcore.

“Tentunya tiap personel punya referensi musik yang berbeda-beda. Hal ini membuat aransemen di musik BDTA sekarang semakin dinamis. Salah satunya adalah karakter vokal. Kami mencoba untuk mengeksplorasi lebih luas lagi sehingga berbeda dibanding karakter vokal sebelumnya. Secara musikal, mungkin ‘Dedikasi’ terdengar sedikit lebih modern dibanding lagu lainnya atau di album sebelumnya. Kami tidak ingin terpaku pada pola beat atau riff yang umum disebut ‘hardcore punk’. Seiring perjalanan, kami lebih menerima hardcore punk kami jadikan (sebagai) semangat pemersatu. Sisanya, kami dapat memainkan part masing-masing sesuai kebutuhan tema lagu yang kami inginkan.”

Setelah peluncuran anthem “Dedikasi”, BDTA selanjutnya telah menyiapkan beberapa lagu yang juga berkonsep sangat berbeda dibanding tema lagu-lagu mereka sebelumnya. Rencananya akan dirilis dalam waktu dekat. Sejauh ini, BDTA juga telah merekam lima lagu untuk kebutuhan album, yang saat ini masih dalam proses pengeditan.

“Dedikasi”, bagi BDTA merupakan jalan pembuka, sebuah anthem untuk melanjutkan langkah ke depan, sebagai bara penyemangat atas apa yang telah mereka impikan dan harapkan. Sebagai penanda jejak langkah selanjutnya. Seperti kutipan lirik lagunya, ‘Kontemplasi hakiki membuat kita tetap tegak berdiri, karena kalah bukanlah opsi. Tidak saat ini, esok apalagi!’ (mdy/MK01)

.

.

2 comments
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts